hut ke 270 tahun daerah istimewa yogyakarta menjaga keistimewaan merajut masa depan - News | Good News From Indonesia 2025

HUT ke-270 Tahun Daerah Istimewa Yogyakarta: Menjaga Keistimewaan, Merajut Masa Depan

HUT ke-270 Tahun Daerah Istimewa Yogyakarta: Menjaga Keistimewaan, Merajut Masa Depan
images info

Kawan GNFI, pada 13 Maret 2025, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi memasuki usia ke-270 tahun. Hari jadi ini menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang DIY sebagai provinsi dengan status keistimewaan yang unik di Indonesia.

Tahun ini, perayaan hari jadi mengusung tema “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”, yang menegaskan komitmen DIY dalam menata, tumbuh, dan berkembang secara berkelanjutan tanpa melupakan jati diri keistimewaannya.

Sebagai satu-satunya provinsi yang masih mempertahankan sistem monarki dalam tata pemerintahannya, DIY memiliki sejarah panjang dalam menjaga warisan budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai kearifan lokal.

Namun, di era modernisasi dan digitalisasi, tantangan baru terus bermunculan. Bagaimana DIY mempertahankan keistimewaannya sekaligus beradaptasi dengan perubahan zaman? Mari kita eksplorasi lebih dalam.

270 Tahun DIY, Keistimewaan yang Tetap Bertahan

Sejarah DIY dimulai dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, yang membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Kesultanan Yogyakarta kemudian berkembang menjadi entitas politik yang kuat hingga akhirnya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan status istimewa yang diakui dalam Undang-Undang Keistimewaan DIY No. 13 Tahun 2012.

Salut! Yogyakarta Kembali Didapuk sebagai Provinsi yang Masyarakatnya Paling Gemar Membaca Tingkat Nasional

Keistimewaan ini bukan hanya sekedar gelar, tetapi juga memberikan kewenangan khusus bagi DIY dalam beberapa aspek, antara lain:

  • Sistem Pemerintahan: Gubernur dan Wakil Gubernur DIY berasal dari garis keturunan Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman tanpa melalui pemilihan umum.
  • Pengelolaan Tanah dan Tata Ruang: DIY memiliki kebijakan agraria berbasis filosofi adat, yang diatur dalam Perdais Keistimewaan DIY.
  • Pelestarian Budaya: DIY memiliki kewenangan khusus dalam menjaga, mengembangkan, dan melestarikan seni, tradisi, dan kebudayaan lokal.

Meskipun mempertahankan keistimewaannya, DIY juga terus beradaptasi dengan perubahan zaman agar tetap relevan dalam konteks global.

Tema “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka”, Makna dan Harapan

Dalam peringatan ke-270 ini, tema “Jogja Tumata Tuwuh Ngrembaka” menjadi refleksi dari visi DIY ke depan.

Dalam bahasa Jawa, tumata berarti tertata dengan baik, tuwuh berarti tumbuh secara harmonis, dan ngrembaka berarti berkembang menuju kemajuan.

Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pidatonya menegaskan bahwa keistimewaan DIY harus menjadi landasan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memajukan kebudayaan dan perekonomian berbasis kearifan lokal.

Pemerintah DIY juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam proses pembangunan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Hal ini diwujudkan melalui berbagai kebijakan, seperti:

  • Pengembangan ekonomi berbasis UMKM lokal
  • Pelestarian warisan budaya melalui pendidikan
  • Digitalisasi sektor pariwisata untuk memperluas akses wisata budaya

Dengan langkah-langkah ini, DIY diharapkan tidak hanya mempertahankan keistimewaannya, tetapi juga semakin maju di era modern.

Peran Kebudayaan dalam Keistimewaan DIY

Keistimewaan DIY tidak bisa dilepaskan dari kekuatan budayanya. Menurut Perdais No. 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan, pemerintah DIY memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengembangkan budaya lokal.

Mengenal Angkringan Khas Yogyakarta: Sejarah, Menu, dan Rekomendasi

Dalam rangka memperingati hari jadi ke-270, berbagai kegiatan budaya digelar, seperti:

  • Kirab Budaya: Menampilkan pertunjukan seni dan pawai adat yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
  • Festival Seni Tradisional: Menampilkan kesenian khas seperti wayang kulit, tari klasik, dan gamelan.
  • Pameran Warisan Budaya: Menghadirkan produk-produk kerajinan tradisional khas DIY.

Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa generasi muda tetap mengenal dan mencintai warisan budaya mereka di tengah gempuran modernisasi.

Tantangan dan Peluang di Era Digital

Keistimewaan DIY akan menghadapi tantangan besar di era digital, terutama dalam menjaga relevansi budaya dan ekonomi lokal. Oleh karena itu, berbagai inisiatif mulai dikembangkan untuk mendukung adaptasi digital, di antaranya:

  1. Digitalisasi Pariwisata
    Situs-situs budaya seperti Kraton Yogyakarta, Tamansari, dan Malioboro kini mulai mengadopsi teknologi digital seperti augmented reality (AR) dan tur virtual untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif bagi wisatawan.
  2. Penguatan UMKM Berbasis Digital
    Produk-produk khas DIY, seperti batik dan kerajinan tangan, kini semakin mudah dipasarkan melalui platform e-commerce dan media sosial.
  3. Transformasi Pendidikan Berbasis Budaya
    Pemerintah DIY mulai mengembangkan sistem pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam kurikulum berbasis teknologi digital.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi DIY sebagai daerah yang tidak hanya istimewa dalam sejarah, tetapi juga inovatif dalam menghadapi tantangan masa depan.

Masa Depan DIY: Keistimewaan yang Berkelanjutan

Merayakan 270 tahun bukan hanya soal mengenang sejarah, tetapi juga tentang menatap masa depan. Pemerintah DIY telah menegaskan komitmennya dalam membangun daerah yang berbasis keistimewaan, tetapi tetap inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Sanggar Seni Ksatrya, Kelompok Teater Pertama di Yogyakarta yang Berdiri pada 1947

Beberapa program strategis yang akan menjadi fokus DIY ke depan antara lain:

  • Penguatan regulasi keistimewaan agar lebih relevan dengan tantangan zaman
  • Pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya
  • Digitalisasi layanan publik untuk meningkatkan efisiensi tata kelola pemerintahan

Kawan GNFI, keistimewaan DIY bukan hanya tentang sistem pemerintahannya, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat dan budayanya tetap hidup dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Mari kita bersama-sama menjaga dan merawat keistimewaan ini agar terus lestari.

Selamat Hari Jadi ke-270, Daerah Istimewa Yogyakarta! Tetap istimewa, terus berkembang!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

OA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.