sanggar seni ksatrya kelompok teater pertama di yogyakarta yang berdiri pada 1947 - News | Good News From Indonesia 2025

Sanggar Seni Ksatrya, Kelompok Teater Pertama di Yogyakarta yang Berdiri pada 1947

Sanggar Seni Ksatrya, Kelompok Teater Pertama di Yogyakarta yang Berdiri pada 1947
images info

Sanggar Seni Ksatrya merupakan satu nama yang tidak boleh dilewatkan jika berbicara soal perkembangan dunia teater di Yogyakarta. Sebab terdapat satu catatan penting yang meliputi kelompok teater tersebut.

Yogyakarta memang dikenal sebagai daerah yang menghasilkan banyak seniman. Nama Sanggar Seni Ksatrya tidak lepas dari keberagaman dunia seni beserta pelakunya di daerah yang juga dikenal dengan sebutan Kota Pelajar tersebut.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait Sanggar Seni Ksatrya? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Perkembangan Seni Teater di Yogyakarta

Teater menjadi salah satu seni pertunjukan yang sudah berkembang lama di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Namun sebelum hadirnya kesenian teater ini, seni pertunjukkan sebenarnya bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia pada waktu itu.

Sebab seni pertunjukan lainnya sudah berkembang lebih awal sebelum hadirnya kesenian teater di tengah masyarakat. Dilansir dari skripsi R. Wibawa Kusuma NCDM yang berjudul, "Pengaruh Kondisi Sosial-Politik Terhadap Eksistensi Kelompok Teater di Yogyakarta 1947-1968", sebelum adanya teater, ketoprak menjadi seni pertunjukan yang banyak digemari oleh masyarakat pada waktu itu.

Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa pementasan ketoprak di daerah Yogyakarta dan sekitarnya sudah ada sejak awal abad ke-20. Pada 1909, pertunjukan ketoprak pertama kali dipentaskan secara umum di hadapan penonton di Klaten, Jawa Tengah.

Beberapa tahun kemudian, kelompok ketoprak juga mulai bermunculan. Bahkan di periode menjelang 1930, diketahui sudah ada lebih kurang 300 ketoprak yang berkembang di daerah tersebut.

Namun eksistensi ketoprak mulai mengalami penurunan setelah masa kemerdekaan Indonesia. Bahkan eksistensi kelompok ketoprak ini, khususnya di Yogyakarta makin mengalami penurunan setelah adanya Agresi Militer Belanda I pada 1947.

Situasi peperangan yang tengah terjadi membuat banyak kelompok ketoprak yang tidak melangsungkan pementasan. Kondisi ini justru menghadirkan kelompok-kelompok teater baru di Yogyakarta pada waktu itu.

Kemunculan Sanggar Seni Ksatrya

Sanggar Seni Ksatrya menjadi kelompok teater pertama yang berdiri di daerah Yogyakarta. Kelompok yang dipimpin oleh Karseno, Subono, Rijanto, dan Herquitanto ini pertama kali berdiri pada 1947.

Sebenarnya beberapa tahun sebelumnya sudah ada pementasan teater yang diselenggarakan di Yogyakarta. Namun pementasan ini belum dilakukan oleh kelompok teater selayaknya Sanggar Seni Ksatrya.

Kelompok teater ini mayoritas diisi oleh pelajar maupun mahasiswa yang ada di Yogyakarta. Kemunculan Sanggar Seni Ksatrya juga membuat masyarakat Yogyakarta mulai mengenal teater.

Puncak kepopuleran Sanggar Seni Ksatrya terjadi dua tahun setelah kelompok teater ini dibentuk. Pada 1949, kelompok teater ini ikut mengisi acara yang diadakan oleh Stitching Hiburan Mataram dalam rangka menyambut kembalinya Yogyakarta menjadi ibu kota Republik Indonesia.

Dalam acara yang diadakan enam hari berturut-turut tersebut, Sanggar Seni Ksatrya mengisi tiga hari awal pertunjukan teater yang diselenggarakan di Gedung Bioskop Luxor Tanjung Yogyakarta tersebut. Pementasan teater ini ditampilkan di hadapan penonton dari berbagai kalangan, mulai dari petinggi negara, kalangan sipil, militer, dan lainnya.

Meskipun menjadi kelompok teater pertama yang muncul di Yogyakarta, keberadaan Sanggar Seni Ksatrya sebenarnya tidak terlalu berdampak besar pada perkembangan seni ini di kota tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh R. Wibawa ketika dihubungi tim GNFI via WhatsApp pada Minggu, 9 Maret 2025.

Menurut R. Wibawa, kehadiran Sanggar Seni Ksatrya hanya menjadi pelengkap dari perkembangan seni teater di Yogyakarta pada waktu itu. Apresiasi terhadap kelompok serta penonton teater yang belum terlalu baik pada waktu itu bisa menjadi salah satu faktor penyebab mengapa hal ini bisa terjadi.

"Jika dibilang berdampak besar (kemunculan Sanggar Seni Ksatrya) sebenarnya nggak juga ya, lebih ke pelengkap. Stitching Hiburan Mataram milik Dr. Huyung bisa dibilang sebagai pelopor besar-besaran perkembangan seni teater di Yogyakarta pada waktu itu." jelas R. Wibawa.

Keberlangsungan Sanggar Seni Ksatrya yang tidak berlangsung lama juga menjadi salah satu penyebab hal ini bisa terjadi. Dalam temuannya, R. Wibawa menjelaskan bahwa eksistensi terakhir yang dia temukan terkait pementasan kelompok teater ini terjadi pada 1949 lalu.

"Dari temuan penelitian, eksisnya (Sanggar Seni Ksatrya) terakhir kali 1949. Namun bisa saja kelompok teater ini masih eksis setelahnya, tapi belum ditemukan sumber yang menunjukkan pementasan seperti tahun sebelumnya." tutupnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.