Kepiting bakau (Scylla spp.) adalah salah satu biota penting yang hidup di ekosistem mangrove. Kepiting ini memiliki peran ekologis yang signifikan dan menjadi sumber daya ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Kepiting bakau juga dikenal sebagai salah satu komponen kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Ciri Fisik Kepiting Bakau
Kepiting bakau memiliki ciri fisik yang mudah dikenali. Tubuhnya berbentuk lebar dan pipih, dengan cangkang (karapas) yang keras berwarna hijau kecokelatan hingga kehitaman. Ukuran tubuhnya bervariasi, dengan lebar karapas mencapai 15-20 cm pada individu dewasa.
Kepiting bakau memiliki sepasang capit yang besar dan kuat, yang digunakan untuk mencari makanan dan mempertahankan diri. Capit ini memiliki duri-duri kecil yang tajam, terutama pada bagian tepinya.
Selain itu, kepiting bakau memiliki lima pasang kaki, di mana pasangan pertama termodifikasi menjadi capit, sedangkan empat pasang lainnya digunakan untuk berjalan.
Habitat Kepiting Bakau
Kepiting bakau hidup di ekosistem mangrove, terutama di daerah pesisir yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mereka biasanya ditemukan di sekitar akar-akar pohon mangrove, lumpur, atau substrat berlumpur yang kaya akan bahan organik.
Habitat ini memberikan perlindungan dan sumber makanan bagi kepiting bakau. Mereka juga sering membuat liang di dalam lumpur sebagai tempat berlindung dari predator dan perubahan kondisi lingkungan.
Baca juga Serupa tapi Tak Sama, Ini 5 Perbedaan Kepiting dan Rajungan
Perbedaan Kepiting Bakau dengan Rajungan
Meskipun sering dianggap sama, kepiting bakau dan rajungan (Portunus spp.) memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Pertama, dari segi bentuk tubuh, kepiting bakau memiliki karapas yang lebih lebar dan pipih dibandingkan rajungan yang lebih ramping.
Kedua, kepiting bakau memiliki capit yang lebih besar dan kuat, sedangkan rajungan memiliki capit yang lebih kecil dan ramping.
Ketiga, habitatnya berbeda: kepiting bakau hidup di mangrove dan daerah berlumpur, sementara rajungan lebih sering ditemukan di perairan terbuka atau daerah berpasir. Keempat, kepiting bakau cenderung bergerak lebih lambat, sedangkan rajungan dikenal lebih gesit dan aktif berenang.
Fungsi Penting Kepiting Bakau di Ekosistem
Kepiting bakau memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem mangrove. Salah satu fungsinya adalah sebagai pengurai bahan organik. Kepiting bakau memakan daun-daun mangrove yang jatuh, bangkai hewan, dan bahan organik lainnya.
Dengan memecah bahan organik ini, mereka membantu proses dekomposisi dan mengembalikan nutrisi ke dalam ekosistem, yang kemudian dimanfaatkan oleh organisme lain.
Selain itu, kepiting bakau juga berperan dalam aerasi tanah. Aktivitas mereka membuat liang di lumpur membantu meningkatkan sirkulasi udara dalam substrat, yang bermanfaat bagi pertumbuhan akar mangrove dan organisme lain di sekitarnya.
Mereka juga menjadi sumber makanan bagi predator seperti burung, ikan, dan mamalia pesisir, sehingga menjaga keseimbangan rantai makanan.
Baca juga Kepiting Tapal Kuda, Diburu karena Darah Biru yang Mahal Kini Populasinya Merosot
Referensi:
- Fratini, S., & Vannini, M. (2002). Genetic differentiation in the mud crab Scylla serrata (Decapoda: Portunidae) within the Indian Ocean. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 272(1), 103-116. https://doi.org/10.1016/S0022-0981(02)00052-7
- Keenan, C. P., Davie, P. J. F., & Mann, D. L. (1998). A revision of the genus Scylla De Haan, 1833 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunidae). Raffles Bulletin of Zoology, 46(1), 217-245.
- Macintosh, D. J., Ashton, E. C., & Havanon, S. (2002). Mangrove rehabilitation and intertidal biodiversity: A study in the Ranong mangrove ecosystem, Thailand. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 55(3), 331-345. https://doi.org/10.1006/ecss.2001.0896
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News