inilah ragam pesona burung endemik asal sangihe indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Inilah Ragam Pesona Burung Endemik Asal Sangihe, Indonesia

Inilah Ragam Pesona Burung Endemik Asal Sangihe, Indonesia
images info

Tahukah Kawan GNFI tentang lokasi Sangihe dan apa saja keberagaman yang ada di kepulauan ini? Mari kita eksplor bersama, ya, Kawan.

Kabupaten Kepulauan Sangihe berada di provinsi Sulawesi Utara dengan area seluas 73.700 hektar. Bentuk kepulauan Sangihe menjadikannya lokasi strategis untuk satwa dan sebagai jalur untuk burung-burung yang bermigrasi dari belahan bumi utara ke selatan.

Gunung Sahendaruman adalah salah satu dari hutan primer tapi, kawasan ini berisiko mengalami penyusutan seiring bertambahnya populasi dan semakin meningkatnya permintaan lahan. Gunung ini merupakan bagian dari area konservasi hutan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 452/Ktps-II/1999, dengan luas sekitar 3.549 hektar, dikutip dari Voa Indonesia.

Sangihe, pulau kecil paling terpencil di Indonesia, berbatasan langsung dengan Filipina. Pulau ini merupakan habitat penting bagi burung-burung yang ditemukan di Sulawesi Utara. Salah satu spesies terkenal adalah burung Seriwang Sangihe, yang telah bangkit kembali dari kepunahan pada tahun 1998. 

Menurut Mongabay, burung Seriwang Sangihe (Eutrichomyias rowleyi) atau dikenal juga dengan nama burung niu, memiliki ukuran kecil sekitar 18 cm, dengan ciri-ciri fisik berupa tubuh bagian atas yang berwarna biru gelap, sementara bagian bawahnya berwarna abu-abu kebiruan yang lebih terang.

Selain burung Seriwang Sangihe, di Pulau ini pun terdapat ragam burung lainnya yang begitu ciamik yakni:

Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei)

Spesies ini berukuran kurang dari 12 cm, dengan ciri utama burung jantan bercorak hijau metalik serta biru di bagian punggungnya. Bagian tenggorokan dan pita tunggirnya berwarna kuning. Sementara itu, betina memiliki bagian atas tubuhnya cenderung kekuningan, serta bagian tenggorokan bawah dan tunggirnya juga kuning, dengan mahkota bersisik.

Burung ini dikenal gemar mengumpulkan nektar dari bunga kelapa dan sering mendatangi tumbuhan yang memiliki banyak serangga. Diperkirakan, jumlah populasi global burung ini berkisar antara 13.000 hingga 29.000 individu dewasa.

Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)

Ilustrasi burung Kacamata Sangihe via istockphoto/Adehan Ahmad
info gambar

Berdasarkan data dari IUCN Redlist dan birdlife, jenis burung ini berada dalam kategori konservasi yang sangat rentan (Critically Endangered), dengan jumlah yang di estimasi kurang dari 50 ekor individu dewasa. Ukuran burung Kacamata Sangihe relatif kecil, sekitar 12 cm, dengan tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun serta tunggir yang mencolok dalam warna kuning-hijau, dan ekor yang berwarna hijau-hitam gelap. Paruh serta kakinya memiliki warna jingga pucat.

Burung ini sejenis pleci tetapi, habitat alaminya berada di tahap kritis serta terancam punah. Dan yang membedakannya dari pleci lain adalah burung ini memiliki lingkaran mata putih yang lebih lebar.

Baca juga: Dari Kardus ke Harapan, Upaya Penyelamatan Juju si Burung Rongkang Endemik Sulawesi

Burung Serindit Sangihe (Loriculus catamene)

Dengan jumlah populasi yang diperkirakan antara 6.700 hingga 31.000, burung serindit ini sering terlihat dalam kelompok kecil yang terdiri dari satu hingga empat individu. Ciri mudah untuk mengenali burung ini adalah bulunya yang didominasi oleh warna hijau, sementara bagian tunggir, ujung ekor, dan penutup ekor bagian bawahnya berwarna merah.

Pada burung jantan Serindit Sangihe, bagian dahi dan tenggorokan berwarna merah. Spesies ini lebih sering menghabiskan waktu beraktivitas di atas pohon dan terlihat lebih memilih merayap di cabang-cabang pohon daripada terbang.

Burung Srigunting Sangihe (Dicrurus montanus)

Burung Srigunting Sangihe memiliki panjang tubuh sekitar 28 cm dengan warna kulit yang seluruhnya hitam. Ekornya bercabang dengan lebih dalam, dan iris mata berwarna coklat atau kemerahan. Srigunting Sangihe dikenal sebagai burung yang agresif dan berani, meskipun ukurannya kecil. Para petani di Sangihe sering menggunakan burung ini untuk mengendalikan hama dengan menyediakan tempat bertengger buatan di area pertanian mereka.

Selain risiko dari perburuan liar dan hilangnya habitat karena kegiatan pertambangan, Kawan GNFI perlu memahami bahwa upaya pelestarian beragam burung di Sangihe sangatlah krusial dan dapat berkontribusi pada pemeliharaan ekosistem Pulau Sangihe agar tetap terjaga serta alami.

Dengan meningkatnya kesadaran dan dukungan terhadap konservasi, harapan untuk keberlangsungan ekosistem di Sangihe akan semakin besar untuk tetap lestari bagi generasi yang akan datang.

Baca juga: Burung Endemik Seriwang Sangihe Kini Terancam Pertambangan Emas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.