Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan dua spesies baru kumbang kura-kura dari genus Thlaspidula di Sulawesi, Indonesia. Spesies ini diberi nama Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi.
Penemuan ini menambah daftar keanekaragaman hayati serangga di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi yang dikenal sebagai salah satu pusat endemisme fauna. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Zootaxa dengan judul "Two new species of Thlaspidula Spaeth, 1901 (Coleoptera: Chrysomelidae: Cassidinae) from Sulawesi, Indonesia" (Budi et al., 2024).
Ciri Khas Kumbang Kura-Kura
Kedua spesies baru ini memiliki ciri morfologi yang unik dan berbeda dari spesies lain dalam genus Thlaspidula. Menurut Anang Setyo Budi, peneliti utama dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Thlaspidula gandangdewata dan Thlaspidula sarinoi termasuk dalam grup spesies yang memiliki bintik hitam lebar di bagian posterolateral pelebaran batas elytra.
Namun, pola bintik hitam pada elytra dan pronotum, serta bentuk morfologi cakar, mandibel, pronotum, dan tonjolan elytra, menjadi pembeda utama antara ketiga spesies dalam grup ini (T. gandangdewata, T. sarinoi, dan T. boisduvali).
Selain itu, panjang dan warna segmen antena juga menjadi karakter penting dalam membedakan spesies-spesies ini. Secara umum, kumbang dari genus Thlaspidula memiliki ciri khas seperti elytra dan pronotum yang melebar (explanate), membentuk perisai yang menutupi kepala dan kaki. Namun, Thlaspidula memiliki bentuk labrum, proporsi tubuh, segmen antena, baris titik pada elytra, dan tekstur elytra yang khas dibandingkan genus kumbang kura-kura lainnya.
Lokasi dan Proses Penemuan
Penemuan kedua spesies baru ini dilakukan melalui ekspedisi dan koleksi spesimen di dua lokasi berbeda di Sulawesi, yaitu Gunung Gandangdewata dan Gunung Torompupu.
Tim peneliti menggunakan metode jaring sapu untuk mengumpulkan spesimen kumbang dari habitat alaminya. Spesimen yang berhasil dikoleksi kemudian dibawa ke Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) untuk dilakukan analisis morfologi mendetail.
Proses identifikasi melibatkan studi komparatif terhadap spesimen-spesimen yang sudah ada di museum, termasuk spesimen dari genus Thlaspidula yang sebelumnya telah ditemukan.
Analisis morfologi dilakukan dengan membandingkan karakteristik fisik seperti bentuk tubuh, pola warna, struktur antena, dan organ-organ khusus seperti cakar dan mandibel. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk menyusun kunci identifikasi terbaru untuk semua anggota genus Thlaspidula.
Baca juga Uniknya Kumbang Perisai Bergaris, Serangga Mungil yang Mengeluarkan Bau Busuk
Bukti Keanekaragaman Hayati RI
Hingga saat ini, hanya delapan spesies yang tercatat dalam genus Thlaspidula, dengan distribusi geografis yang mencakup Semenanjung Malaya hingga Papua. Penemuan T. gandangdewata dan T. sarinoi tidak hanya menambah jumlah spesies dalam genus ini, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di kawasan pegunungan Sulawesi yang kaya akan spesies endemik.
Penemuan ini juga menegaskan pentingnya eksplorasi dan dokumentasi keanekaragaman hayati di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjamah secara intensif. Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami ekologi, distribusi, dan potensi ancaman terhadap spesies baru ini, serta upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk melindungi habitat alaminya.
Baca juga Gemar Mengumpulkan Kotoran, Kumbang Kotoran Ternyata Penting untuk Ekosistem!
Referensi
Budi, A. S., Rizki, G., & Rizali, A. (2024). Two new species of Thlaspidula Spaeth, 1901 (Coleoptera: Chrysomelidae: Cassidinae) from Sulawesi, Indonesia. Zootaxa, 5566(2), 299-310. https://doi.org/10.11646/zootaxa.5566.2.9.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News