Surabaya, kota yang dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan telah resmi memiliki transportasi berbasis cashless sejak 7 April 2018 pada masa kepemimpinan Tri Rismaharini. Waktu itu hanya satu moda saja yakni Suroboyo Bus.
Namun, seiring berjalannya waktu hingga kini setidaknya sudah ada tiga moda transportasi yakni Suroboyo Bus, Trans Semanggi hingga Feeder Wira-Wiri.
Ketiga pilihan transportasi tersebut hanya mendukung pembayaran cashless baik melalui scan QRIS maupun tapping e-toll yang dibantu oleh kondekturnya.
Tentunya moda transportasi yang disediakan oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya juga berjalan sesuai dengan jalurnya, yang mana terdapat beberapa halte yang harus dilewati. Baik moda transportasi bus maupun feeder, masing-masing memiliki halte baik yang hanya ada di satu jalur maupun bersifat halte connecting.
Melansir situs Radar Surabaya, per Mei 2023 sudah ada 358 halte yang tersebar di seluruh wilayah di Surabaya. Jumlah yang bisa dipastikan bertambah, mengingat rencana pemkot menambah rute hingga tahun 2029, dilansir dari situs RRI.
Cerita Taman Tertua di Surabaya, Saksi Bisu Tewasnya Brigjend AWS Mallaby oleh Pejuang
Dari sekian banyak halte yang ada di Surabaya, halte PTC yang terletak di dekat Pakuwon Mall menjadi halte connecting terbesar dengan adanya fasilitas tempat duduk dan tampilan map rute transportasi terlengkap hingga akhir 2024, di mana halte tersebut diresmikan oleh pihak manajemen Pakuwon Mall.
Kawan GNFI dapat melihat rute Suroboyo bus, 2 rute Trans Semanggi hingga 11 rute feeder Wira-Wiri. Hal tersebut tentunya sangat membantu masyarakat Surabaya maupun lainnya untuk mobilitas keseharian.
Adapun dari sekian banyak rute ketiga moda transportasi tersebut, setidaknya ada 4 yang melewati halte tersebut. Di antaranya yakni Trans Semanggi rute Unesa – Kejawan Putih Tambak, wira-wiri FD 05 rute Park and Ride Mayjend Sungkono – Puspa Raya, wira-wiri FD 06 rute Terminal Intermoda Joyoboyo – Lidah Wetan dan wira-wiri FD 08 Unesa – Terminal Tambak Osowilangon.
Keempat rute tersebut termasuk banyak pengguna yang naik-turun transportasi umum, sudah selayaknya dibangun dibandingkan keadaan halte sebelumnya yang hanya sebatas papan nama halte saja.
Keberadaan halte PTC sejak akhir tahun 2024 juga menunjukkan adanya kepedulian dari manajemen mall dalam memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Halte ini juga dilengkapi lampu penerangan yang menyala di malam hari. Dengan demikian dapat membantu pengguna transportasi dalam menjaga barang maupun tracking posisi kendaraan yang akan dinaiki dengan jelas.
Menelusuri Jejak Pabrik Gula di Ketintang Surabaya, Berubah dari Pabrik Beras ke Perumahan
Sebenarnya beberapa halte lainnya juga sudah dilengkapi dengan fasilitas serupa, yakni tempat duduk dan map rute transportasi. Hanya saja jika dilihat dari kelengkapan rutenya, masih kurang lengkap jika dibandingkan dengan yang dipasang di halte PTC tersebut.
Sebut saja di antaranya ada halte Panglima Sudirman, Lapangan Hoki, Kaliasin, Barunawati, UNAIR, dan masih banyak lainnya.
Harapan besar penulis, melalui adanya halte PTC ini dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami konektivitas transportasi umum yang disediakan oleh Dishub Kota Surabaya.
Melalui map rute transportasi yang sudah dipasang di beberapa halte, tentunya juga dapat membantu Kawan GNFI dalam mobilitas keseharian maupun berlibur ke destinasi wisata favorit di Kota Surabaya. Sebagai contoh, Wisata Kota Lama, Wisata Peneleh Heritage, Museum, Kebun Binatang, Mall, Wisata Perahu Kalimas, Romokalisari Adventure Land, dan masih banyak lagi lainnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News