Suku Minahasa sebenarnya adalah gabungan dari suku-suku yang berasal dari wilayah Malesung seperti Kabupaten Minahasa Tenggara, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan juga daerah lainnya di Sulawesi Utara.
Sulawesi Utara yang terletak di bagian timur Indonesia menyimpan banyak kearifan budaya, terutama suku Minahasa sebagai etnik terbesar. Sebagai penduduk asli dari Semenanjung Minahasa, terdapat banyak hal yang belum dikenal oleh masyarakat umum.
Mulai dari asal mula, makanan, alat musik, tarian, hingga upacara adat memiliki makna yang bisa kita kulik lebih dalam. Mari Kawan, kita mengenal lebih dalam tentang suku Minahasa!
4 Teori Asal-Usul Orang Minahasa, Ada Hubungan dengan Tiongkok, Jepang, dan Eropa?
Letak Geografis Suku Minahasa
Suku Minahasa tersebar luas sebagai etnis mayoritas di wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Suku ini tersebar dari Semenanjung Minahasa ke banyak tempat seperti Kabupaten Minahasa Tenggara, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan juga daerah lainnya.
Suku bangsa Minahasa merupakan gabungan dari kelompok sub-etnis yang terdiri dari suku Tontemboan, suku Tonsea, suku Tombulu, suku Tondano, suku Pasan (Ratahan), suku Ponosakan, suku Toundangow Tombatu, suku Tou Bantik, suku Tonsawang, dan suku TonBabontewu Manado Tua.
Mengungkap Misteri Watu Pinawetengan, Warisan Megalitikum di Minahasa
Asal Mula Suku Minahasa
Minahasa sendiri bukanlah nama suku tertentu namun gabungan dari suku-suku seperti yang disebutkan di atas. Wilayah tersebut dulu dikenal sebagai Malesung. Minahasa berasal dari kata Minaesa, Mahasa, atau Minhasa yang berarti asa atau satu. Minahasa bermakna menjadi satu atau bersatu.
Kata Minahasa ini merujuk pada musyawarah tertinggi dalam menyelesaikan perselisihan, membagi wilayah, dan membicarkan persatuan dalam melawan musuh. Kata Minaesa pertama kali muncul pada pertemuan para Tonaas di Watu Pinawetengan.
Nama Minahasa sendiri pertama kali dipopulerkan dalam laporan Residen J.D. Schierstein di tanggal 8 Oktober 1789 tentang perdamaian yang telah dilakukan oleh kelompok suku Bantik dan Tombulu (Tateli) yang dikenang sebagai “Perang Tateli”.
Menurut legenda asyarakat Minahasa, mereka merupakan keturunan dari Toar dan Lumimuut yang dikawinkan oleh seorang dewi berwujud perempuan tua yang bernama Karema.
Kisah ini menceritakan tentang kawasan yang selamat dari banjir purba dan keturunannya terus berkembang pesat. Cerita ini diketahui paling lengkap dari buku Uit Onze Kolonien (1903) karya Henri Van Kol.
Dalam sejarah, Toar dan Lumimuut adalah nenek moyang bangsa Minahasa yang melarikan diri dari kekaisaran Mongolia. Toar adalah seorang panglima perang dan Lumimuut adalah dayang kerajaan. Keduanya kemudian menetap di daerah pegunungan yang bernama Kanoang.
Mengenal Burung Manguni, si Pembawa Kabar Baik Kebanggaan Masyarakat Minahasa
Serba-Serbi Budaya Suku Minahasa
Struktur Masyarakat Suku Minahasa
Suku Minahasa mengenal pemerintahan dengan stuktur khas tersendiri. Pemimpin masyarakat terdiri dari:
- Walian sebagai pemimpin agama dan adat
- Tonaas sebagai orang yang ahli di bidang pertanian atau lainnya yang dipilih sebagai kepala Walak
- Teterusan sebagai panglima perang
- Potuasa sebagai penasehat
Rumah dan Pakaian Adat Suku Minahasa
Suku Minahasa memiliki rumah adat berwujud umah panggung yang terbuat dari kayu bernama rumah pewaris atau walewangko. Pakaian adatnya sendiri bagi laki-laki adalah pakaian karai dan bagi perempuan adalah wuyang.
Makanan Khas Suku Minahasa
Masakan khas Suku Minahasa terkenal dengan sebutan masakan manado. Umumnya masakan ini memiliki cita rasa pedas dengan banyak cabai. Beberapa diantaranya ada:
- Tinutuan atau bubur manado, bubur yang berisi berbagai sayuran tanpa daging.
- Brenebon, sup yang berisi kacang merah, sayuran, dan juga daging.
- Tinorangsak, masakan daging hangat nan pedas.
- Cakalang fufu, ikan cakalang yang dibumbui dan diasap.
- Klappertaart, kue yang terbuat dari kelapa.
- Berbagai macam bumbu pedas seperti woku, dabu-dabu, dan rica-rica
Alat Musik Suku Minahasa
Minahasa memiliki alat musik khas yang disebut kolintang. Kolintang sendiri adalah sebutan untuk alat musik tradisional yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh sekelompok pemusik. Kata kolintang berasal dari “maimo kumolintang” yang berarti mari kita (membunyikan) tong ting tang.
Komposisi ansambel kolintang terdiri berbagai dari alat musik yang dinamakan berdasarkan suara yang dihasilkan seperti loway, cella, karua, uner, katelu, ina rua, ina esa, dan ina taweng.
Tarian Adat Suku Minahasa
Tarian Kabasaran
Tarian Kabasaran awalnya merupakan tarian perang yang dilakukan oleh Waranei, prajurit perang sekaligus penjaga keamanan desa. Dengan hiasan garang, mereka menari dengan lincah sambil bersenjatakan tombak dan pedang. Tarian ini terdiri dari tiga babak, yaitu Cakalele, Kumoyak, dan Lalayaan.
Tarian Maengket
Tarian Maengket merupakan tarian yang dilakukan ketika selesai panen padi dan juga menggambarkan perhalanan kehidupan. Tarian ini dibawakan oleh sejumlah pasangan laki-laki dan perempuan di tambah satu orang pemimpin nyanyian dan gerakan. Tarian ini terdiri dari tiga babak, yaitu Maowey Kamberu, Marambak, dan Lalayaan.
Upacara Adat Suku Minahasa
Upacara Adat Mapalus
Mapalus adalah sistem gotong royong masyarakat Minahasa dalam berbagai kegiatan seperti mengadakan acara adat, bertani, hingga membangun rumah. Upacara mapalus membangun ikatan sosial yang kuat antara masyarakat sebagai satu komunitas.
Upacara Adat Pemakaman Waruga
Upacara pemakaman waruga adalah bentuk penghormantan di mana jenazah akan ditempatkan dalam posisi jongkok, sebuah posisi suci sebagaimana janin di dalam rahim, dan menghadap utara di dalam waruga. Waruga adalah makam batu tradisional berbentuk rumah kecil yang dihiasi berbagai motif yang menunjukkan profesi jenazah semasa hidup.
Upacara Adat Watu Pinawetengan
Watu Pinawetengan merupakan situs batu bersejarah sebagai tempat pertempuan para leluhur suku Minahasa. Tempat ini digunakan untuk bermusyawarah, membagi tanah, dan mendirikan masyarakat Minahasa. Tiap tahun diadakan perayaan dan upacara adat sebagai penghormatan pada nenek moyang serta merayakan persatuan keragaman di Minahasa.
Masih banyak seluk-beluk budaya Minahasa yang belum bisa dipaparkan di sini. Kawan dapat menggali lagi budaya kita yang kaya untuk terus memupuk rasa sayang pada negeri. Kenali, pelajari, pahami, dan ambil makna kearifan budaya kita sendiri!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News