Kawan GNFI pasti sudah tidak asing dengan gunung yang berada di Bogor ini. Gunung Salak menjadi salah satu destinasi jalur para pendaki gunung se-Indonesia yang cukup populer sejak tahun ke tahun. Tahukah, Kawan GNFI, jika ada beberapa fakta menarik tentang Gunung Salak?
Mari kita ulik fakta tentang Gunung Salak yuk, Kawan GNFI!
baca juga: 5 Spot Kuliner di Bogor yang Wajib Dikunjungi: Dari Legendaris hingga Kekinian
Nama Gunung Salak bukan dari Buah Salak
Nama Gunung Salak memang sering dimiripkan dengan nama buah salak. Beberapa orang menebak jika gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Bogor ini pun menyangka adanya keterkaitan dengan buah berduri sisik nan tajam tersebut.
Melansir dari situs RRI, asal muasal nama Gunung Salak berkaitan dengan kerajaan Hindu bernama Salakanagara yang muncul pada abad ke-4 sampai ke-5. Sementara dalam bahasa sansekerta, mengutip dari Kumparan Travel kata ‘Salak’ memiliki arti perak. Sehingga, Gunung Salak dapat disebut sebagai Gunung Perak.
Terdapat versi lainnya di situs Budaya Indonesia, asal-usul nama Gunung Salak berasal dari kata ‘Siloka’ yang berarti simbol atau sandi, dan kata ‘Salaka’ berarti asal-usul.
Baca juga: Alternatif Wisata Edukasi dan Agrowisata di Lereng Gunung Merapi
Gunung Aktif yang Pernah Erupsi di Tahun 1699–1983
Berada di antara wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Gunung Salak masih tercatat sebagai gunung aktif di Indonesia. Jejak meletusnya Gunung Salak menurut catatan yang dikumpulkan Litbang MPI dalam artikel publikasi SINDONews, Gunung Salak pernah erupsi untuk pertama kalinya pada tahun 1699. Namun, erupsi yang terjadi berasal dari Gunung Salak 2.
Selama rentang tahun 1699–1938, terjadi erupsi pada kawah-kawah di Gunung Salak. Barulah di tahun 1938 menjadi terakhir kali Gunung Salak erupsi pada Kawah Cikuluwung Putri erupsi freatik (letusan menyerupai uap air).
Baca juga: Mengapa Bogor Disebut Kota Hujan? Yuk Cari Tau Faktanya
Destinasi Pendakian Terpopuler di Indonesia
Adapun tentang Gunung Salak yang berada di penjagaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (NTGHS) menjadi tujuan para pendaki yang terletak di antara Sukabumi dan Bogor. Walau tinggi Gunung Salak mencapai 2.211 mdpl, hal yang memikat para pendaki adalah keindahan alam dan jalurnya yang unik.
Melansir dari JawaPos, Gunung Salak memiliki tiga puncak, yakni Puncak Salak 1, Puncak Salak 2, dan Puncak Sumbul. Jalur-jalur di Gunung Salak disinyalir menjadi jalur pendaki yang menantang, tetapi para pendaki dapat melihat keindahan alam di Gunung Salak. Meskipun demikian para pendaki dihimbau untuk berhati-hati melewati jalur tersebut.
Akan tetapi, sejak tanggal 5 Desember 2024, melalui sosial media resmi TNGHS di Instagram @btn_gn_halimunsalak, semua jalur pendakian sempat ditutup guna memulihkan ekosistem hutan area Gunung Salak. Begitu pula saat menjelang Nataru akhir tahun 2024, pendakian Gunung Salak pun ditutup sebab kondisi cuaca ekstrim.
Rumah untuk Flora dan Hewan Endemik
Sebagaimana Gunung Salak termasuk kawasan TNGHS yang berbatasan langsung dengan Sukabumi dan Bogor, area hutan pun menjadi perhatian konversi alam sebab menjadi habitat bagi flora dan fauna endemik.
Satwa Elang Jawa misalnya, menjadi satwa endemik langka sebab hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa. Mengutip dari laman resmi Kementerian Kehutanan (KSDAE), Elang Jawa merupakan salah satu spesies kunci dari 3 spesies lainnya di TNGHS. IUCN telah mengkategorikan Elang Jawa sebagai satwa yang terancam punah dan dilindungi Pemerintah Indonesia.
Adapun satwa endemik dilindungi lainnya ialah Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, Kukang Jawa, dan sebagainya.
Begitu pula dengan tumbuhan endemik yang dapat ditemui beberapa titik lokasi Gunung Salak ialah bunga Rafflesia rochussenii. Tumbuhan ini menurut Kementerian Kehutanan (KSDAE) ditemukan pada tahun 2018 dan termasuk tumbuhan dilindungi bersama 12 jenis tumbuhan Rafflesia lainnya. Keberadaan tumbuhan ini sempat dinyatakan punah pada tahun 1941.
Adapun tumbuhan lainnya yang dapat ditemukan adalah bunga anggrek berbagai spesies, Rasamala, dan Hamerang Putih.
Baca juga: Kuliner Hangat di Kota Hujan Bogor, dari Soto hingga Wedang, Sajian Penghangat Badan
Pesona alam Gunung Salak memang indah ya, Kawan GNFI. Tidak hanya menjadi jalur pendakian, kawasan Gunung Salak menjadi keberlangsungan hidup flora-fauna endemik di Jawa. Meskipun saat ini pendakian Gunung Salak sedang ditutup, tidak ada salahnya Kawan GNFI masukkan dalam list destinasi mendaki selanjutnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News