mengapa bogor disebut kota hujan yuk cari tau faktanya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengapa Bogor Disebut Kota Hujan? Yuk Cari Tau Faktanya

Mengapa Bogor Disebut Kota Hujan? Yuk Cari Tau Faktanya
images info

Sebutan Kota Bogor sebagai ‘kota hujan’ tentunya tidak sembarang diberikan. Sebab pada kenyataannya, kota ini selalu diguyur hujan tiap tahunnya. Kota yang terletak 59 km di sebelah selatan Jakarta ini memang memiliki intensitas hujan yang tergolong tinggi.

Bahkan melebihi rata-rata di kota-kota Indonesia lainnya. Hal ini membuat warganya sudah bersahabat dengan air hujan. Lalu. apa alasan dibalik penyebutan kota hujan tersebut? Yuk cari tau faktanya.

Letak geografis Kota Bogor yang terhimpit oleh beberapa gunung, Gunung Salak, Gunung Gede, dan Gunung Pangrango. Akibat dihimpit oleh gunung-gunung tersebut, Kota Bogor mengalami hujan orografi. Hujan orografi membuat Kota Bogor dilanda hujan yang melanda daerah pegunungan.

Angin lembab dari Samudra Hindia bertiup ke Jawa Barat. Lalu, ketika angin sudah mencapai di pegunungan yang tinggi, posisi udara di atas yang mengalami kedinginan sehingga udara berembun dan membentuk awan. Awan-awan ini yang nantinya menghasilkan hujan setiap harinya di Kota Bogor.

Baca Juga: Museum Kepresidenan dan Suryakencana Bogor, Jelajah Sejarah dan Kuliner di Kota Hujan

Kota Bogor sendiri juga memiliki wilayah hutan yang luas, salah satunya pada Kebun Raya Bogor. Banyaknya pepohonan yang ada di wilayah hutan Bogor, semakin banyak uap yang dilepaskan ke atmosfer.

Hal ini berpotensi membentuk alam dan menyebabkan hujan. Hutan di area pegunungan juga semakin memperkuat ketersediaan uap air di atmosfer. Selain Kebun Raya Bogor, Bogor memiliki beberapa wilayah hutan lain yang mendukung tingginya curah hujan di kota ini.

Selain beberapa faktor di atas, ada beberapa alasan lain yang menyebabkan Bogor dipenuhi hujan. Dikutip dari laman National Geographic Indonesia, ada tiga faktor yang mendorong fenomena tingginya curah hujan di Kota Bogor yang disampaikan oleh ahli meteorologi IPB, Sonni Setiawan, yaitu angin monsun, posisi matahari, dan topologi.

Angin monsun barat dari Asia yang datang pada bulan Desember-Januari dan angin monsun timur dari Australia Juni-Agustus membuat curah hujan yang tinggi di Kota Bogor. Hal ini akan menyebabkan terjadinya musim kemarau yang pendek.

Posisi matahari juga dapat memengaruhi tingginya curah hujan di Kota Bogor. Posisi matahari yang dimaksud oleh meteorolog asal IPB tersebut adalah Intertropical Convergence Zone (ITCZ), yang biasa terjadi di bulan Maret dan September.

Topografi Kota Bogor yang berada di wilayah yang tinggi, yaitu 190-330 meter. Hal membuat rata-rata suhu rendah, hanya sekitar 21-26 derajat celcius. Suhu yang rendah ini mendorong kelembaban di angka ≥70% yang berpengaruh pada turunnya hujan

Baca Juga: 9 Rekomendasi Pusat Oleh-oleh Bogor untuk Buah Tangan Khas Kota Hujan

Curah hujan di Bogor yang di atas rata-rata wilayah Indonesia lain, yaitu berkisar 3500-4000 mm. Puncak dari musim hujan di Bogor terjadi pada bulan Januari. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa bulan-bulan lain di Bogor mengalami curah hujan yang tinggi.

Dengan intensitas hujan yang tinggi tiap harinya dan memiliki letak wilayah yang terbilang tinggi, Kota Bogor kerap mengalami longsor dan banjir. Namun, kedua hal tersebut terjadi bukan sebab tingginya curah hujan.

Banyak pembangunan di daerah resapan yang tidak memperhatikan risiko kedepannya menjadi penyebab banjir dan tanah longsor tersebut. Alih fungsi lahan tersebut akan menebang banyak pohon yang berdampak pada lingkungan, terutama terkait permasalahan banjir. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh pemanasan global.

Di samping itu, curah hujan yang tinggi mendatangkan dampak positif bagi masyarakat Kota Bogor. Selain ketersediaan air yang melimpah untuk kebutuhan sehari hari mereka dan mendukung pertanian dan perkebunan, kondisi iklim ini mendorong masyarakat lebih memahami karakteristik terkait curah hujan dibandingkan dengan daerah lain.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.