Wisata edukasi menjadi pilihan yang menarik dan bermanfaat untuk mengisi liburan sekolah agar anak-anak dapat mempelajari hal baru di luar kelas. Dengan cara belajar yang lebih santai dan menyenangkan, anak-anak dapat menyerap pengetahuan tanpa merasa terbebani dan menjadikan liburan mereka lebih berkesan dan bermakna.
Kali ini kita akan mengeksplorasi wisata edukasi yang dapat menjadi pilihan untuk keluarga yang sedang berlibur ke daerah Jawa Tengah, khususnya di sekitar Stasiun Kereta Api Ambarawa. Perjalanan ke Ambarawa dapat ditempuh sekitar satu jam dari Kota Semarang atau sekitar satu setengah jam dari Kota Solo.
Baca juga: Dari Bentangan Alam hingga Peninggalan Belanda, Berikut 6 Destinasi Wisata Pilihan di Ambarawa Jawa Tengah!
Stasiun Kereta Api Ambarawa menjadi ikon Kota Ambarawa, karena dahulu stasiun ini memiliki peran penting dalam sejarah transportasi di Jawa. Pada masa pendudukan Belanda, Stasiun Ambarawa dikenal dengan nama Stasiun Willem I, yang merupakan nama dari raja Hindia Belanda yang pernah berkuasa.
Stasiun ini dibangun pada tahun 1873, di mana pada saat itu Ambarawa merupakan salah satu kota yang masuk ke dalam fase pertama pembangunan rute perkeretaapian oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lebar rel sebesar 1.435 milimeter.
Berwisata di Ambarawa menjadi aktivitas yang menyenangkan karena jarak antarlokasi yang dekat dan cuaca yang relatif sejuk. Berikut ini beberapa rekomendasi tujuan wisata edukasi yang berada di sekitar Stasiun Ambarawa:
1.Museum Kereta Api Ambarawa
Museum ini berlokasi di Stasiun Ambarawa dan merupakan stasiun kereta aktif di masa penjajahan Belanda. Stasiun ini dulunya berfungsi sebagai sarana pengangkutan komoditas hasil ekspor dari sekitar Ambarawa menuju pelabuhan Semarang, karena berada di jalur kereta aktif Yogyakarta-Secang-Kedungjati-Semarang.
Selain itu stasiun tersebut juga berfungsi untuk pengangkutan pasukan Hindia Belanda ke Semarang. Pada tahun 1976, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menghentikan pengoperasian Stasiun Ambarawa. Kemudian, pada tahun 1978, Stasiun Ambarawa diresmikan sebagai Museum Perkeretaapian pertama di Indonesia.
Wisatawan dapat berkunjung selama jam operasional museum dari pukul 08.00 hingga 17.00. Apa saja yang bisa Kawan GNFI temukan di museum ini?
Koleksi Sarana Perkeretaapian
Di museum ini dapat ditemukan 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta, dan 6 gerbong dari berbagai daerah. Kawan GNFI dapat melihat lokomotif uap yang masih berbahan bakar batu bara atau kayu yang dulunya digunakan untuk menarik rangkaian kereta pada masa Hindia Belanda.
Sejarah Perjalanan Kereta Api di Indonesia
Wisatawan akan melewati lorong yang berisikan tulisan yang menjelaskan seputar sejarah perkeretaapian di Indonesia sejak jaman Belanda hingga saat ini.
Baca juga: Kereta Wisata di Ambarawa Bisa Disewa, Lho!
Arsitektur Lawas dari Stasiun Ambarawa
Bangunan Stasiun Ambarawa di museum ini masih dijaga keutuhan arsitekturnya seperti sejak dibangun pertama kali di jaman Belanda. Ciri khas stasiun lawasnya masih tampak dari atap hingga lantainya yang berbentuk persegi.
Kereta Wisata
Aktivitas yang menarik di museum ini adalah paket perjalanan kereta wisata ‘Ambarawa Railway Mountain Tour’. Jadwal operasional kereta wisata ini adalah pada akhir pekan dan hari libur dengan rute Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang pulang-pergi.
Dengan tarif naik kereta wisata Rp100.000 per orang, wisatawan dapat menikmati perjalanan pulang-pergi sekitar satu jam. Kereta wisata ini akan melewati jalur persawahan, Danau Rawa Pening, hingga Gunung Gajah Telomoyo dengan latar belakang panorama yang cantik.
2.Benteng Fort Willem I (Benteng Pendem)
Merupakan salah satu peninggalan dari jaman kolonial yang terkenal di Ambarawa yang dibangun pada tahun 1834 hingga 1845. Warga sekitar menyebut benteng ini sebagai Benteng Pendem, karena berada di bawah tanah atau terkubur sebagai siasat perang. Lokasi benteng ini berada di area persawahan dan dipenuhi belukar.
Melihat bentuk bangunan benteng yang memiliki banyak jendela, terlihat benteng ini bukan dirancang untuk pertahanan. Di awal pembangunannya, benteng ini diperuntukkan sebagai barak tentara, gudang logistik, sekaligus penjara. Sekarang, kompleks Benteng Pendem masih digunakan sebagai Lapas IIA Ambarawa, rumah dinas sipir dan tentara, sekaligus tempat wisata.
3.Monumen Palagan Ambarawa
Monumen ini merupakan simbol untuk mengenang sejarah Pertempuran Ambarawa antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan sekutu pada tanggal 12–15 Desember 1945. Monumen Palagan Ambarawa diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Gambaran singkat sejarah pertempuran terlihat pada relief yang terdapat di dinding monumen.
Wisatawan dapat melihat foto dan lukisan yang menggambarkan suasana Pertempuran Ambarawa beserta pakaian dan senjata yang digunakan pada pertempuran. Selain itu, ada beberapa benda bersejarah peninggalan pemerintahan Belanda, Jepang, dan tentara sekutu yang dipamerkan. Museum ini beroperasi sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News