seharian eksplor jakarta modal kartu transportasi bisa jalan ke mana saja - News | Good News From Indonesia 2025

Seharian Eksplor Jakarta Modal Kartu Transportasi, Bisa Jalan ke Mana Saja?

Seharian Eksplor Jakarta Modal Kartu Transportasi, Bisa Jalan ke Mana Saja?
images info

Bagi para akamsi yang sudah kenyang menghadapi padatnya jalanan, rasanya sayang jika akhir pekan yang singkat hanya dihabiskan dengan duduk diam di tengah kemacetan, sambil mencari celah di antara deretan kendaraan yang seolah tak bergerak. Belum lagi urusan parkir yang membuat pusing dan harga bensin yang terus merangkak naik.

Di sinilah transportasi publik hadir sebagai solusi. Kawan tinggal tap kartu, naik, dan biarkan roda-roda besi itu mengantar ke berbagai sudut menarik di Jakarta. Namun, yang jadi pertanyaannya, seharian penuh hanya mengandalkan transportasi publik, kita bisa pergi ke mana saja?

Menapak Sejarah di Kota Tua

Gedung Roa Malaka, Kota Tua, Jakarta | Sumber gambar: Dok. Alehandrew Michael / Unsplash
info gambar

Ketika jarum jam mengarah ke pukul enam, langit Jakarta mulai menampakkan langit cerahnya. Warnanya tidak terlalu biru karena sedikit tersamarkan oleh kabut polusi. Meski begitu, udara paginya masih terasa ramah di kulit. Waktu yang pas untuk memulai perjalanan dengan destinasi pertama, Kota Tua.

Bagi Kawan yang ingin sampai ke sana tanpa ribet, cukup naik KRL Commuter Line dan turun di Stasiun Jakarta Kota. Begitu kaki menjejak peron, suasana langsung berubah. Bangunan-bangunan kolonial berdiri tegak, seakan masuk ke dalam lorong waktu yang kembali ke masa ketika Batavia masih menjadi pusat perdagangan.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Museum Fatahillah, rumah bagi ratusan artefak bersejarah dan diorama yang menggambarkan perjalanan panjang kota ini. Tak jauh dari sana, ada Museum Bank Indonesia, dengan arsitektur megah dan pameran interaktifnya yang akan membawa Kawan menyusuri sejarah ekonomi Nusantara.

Setelah puas menyelami sejarah, Kawan bisa duduk sejenak di pelataran untuk menikmati kerak telor yang gurih atau segarnya es selendang mayang, sembari mengamati seniman jalanan atau pesepeda yang berlalu-lalang. Alternatif lain yang bisa Kawan coba adalah mampir ke Café Batavia yang masih mempertahankan pesona klasiknya dengan interior kayu dan jendela besar yang menghadap ke alun-alun.

Menyepi Sejenak di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu

Pojok Baca Irlandia di Taman Literasi | Sumber gambar: @tamanliterasi.jkt
info gambar

Setelah puas menelusuri jejak masa lalu di Kota Tua, saatnya berpindah ke suasana yang lebih teduh. Dari Stasiun Jakarta Kota, Kawan bisa naik MRT dari Stasiun Bundaran HI dan turun di Stasiun Blok M. Tak jauh dari sana, terselip sebuah ruang hijau dengan segudang kegiatan menarik, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu.

Berbeda dengan taman kota kebanyakan, tempat ini dirancang sebagai surga kecil bagi para pencinta buku dan ketenangan. Pepohonan rimbun menaungi deretan bangku baca, dan rak-rak buku terbuka yang diperuntukan bagi siapa saja yang ingin ‘melarikan diri’ sejenak. Tenang saja Kawan, untuk masuk ke taman ini tidak perlu tiket dan tidak ada batasan waktu, lho!

Baca juga: Tidak Banyak yang Tahu, Ini lho Destinasi Wisata 'Tersembunyi' di Jakarta.

Berburu Rasa di Petak Enam, Glodok

Suasana destinasi kuliner di kawasan Glodok | Sumber gambar: Dok. Anthoni Askaria/Unsplash
info gambar

Matahari mulai terasa terik dan perut mulai memberi kode, meminta untuk diisi. Kali ini, Kawan tidak akan diajak ke mal atau restoran mahal, melainkan ke sebuah destinasi kuliner yang masih sering luput dari radar banyak orang, Petak Enam di Glodok.

Dari Blok M, perjalanan berlanjut dengan MRT hingga Stasiun Bundaran HI, lalu berpindah ke TransJakarta Koridor 1 dan turun di Halte Glodok. Begitu kaki melangkah ke area ini, aroma bumbu yang sedang ditumis langsung menyergap indra penciuman, bercampur dengan suara wajan yang beradu dengan spatula, serta riuh pedagang yang sibuk melayani pelanggan.

Kedai legendaris Kopi Es Tak Kie | Sumber gambar: Dok Anthoni Askaria/Unsplash
info gambar

Kawan bisa mulai dengan mencicipi segelas Es Kopi Tak Kie, racikan kopi legendaris sejak 1927 yang pahitnya pas, tanpa perlu tambahan gula berlebih. Lalu, ada Bakso Akiaw 99 yang terkenal dengan kuah kaldu gurihnya, atau sepiring cempedak goreng, jika Kawan ingin sesuatu yang lebih ringan.

Namun, bagi Kawan yang lebih berhati-hati dalam memilih santapan, tak perlu khawatir. Di antara jejeran kios, masih banyak pilihan makanan halal yang bisa dicoba, seperti Nasi Ulam Misjaya yang menawarkan cita rasa tradisional dengan lauk ayam suwir dan dendeng sapi.

Saat matahari mulai condong ke barat dan perut sudah kembali terisi, perjalanan pun bisa berlanjut ke destinasi terakhir. Kali ini, tempat yang lebih sunyi untuk menutup hari.

Menutup Malam di Hutan Kota GBK

Potret masyarakat urban menikmati suasana di Hutan Kota GBK | Sumber gambar: Dok. Falaq Lazuardi/Unsplash
info gambar

Meskipun langit mulai berubah warna menjadi jingga keemasan, petualangan belum harus berakhir, bukan? Bagi Kawan yang ingin mencari ketenangan setelah seharian beraktivitas, Hutan Kota GBK (Gelora Bung Karno) bisa menjadi destinasi yang tepat. Lokasinya yang strategis membuatnya mudah diakses. Dari Glodok, cukup naik TransJakarta ke arah Senayan dan turun di Halte GBK. Berjalan kaki sedikit, Kawan akan menemukan sebuah ruang hijau modern di tengah gemerlap Jakarta.

Di sini, Kawan bisa duduk sejenak di bangku kayu yang tersebar di sekitar area. Biarkan malam berjalan lebih lambat, sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang membelai wajah. Dari kejauhan, gedung-gedung tinggi seperti Wisma 46, Menara BCA, dan Menara Astra berdiri gagah, memancarkan cahaya kelap-kelip yang memantul di permukaan danau. Pemandangan ini seolah mengingatkan kita bahwa meskipun Jakarta adalah kota metropolitan yang sibuk, masih ada sudut-sudut yang menawarkan kedamaian.

Oh iya, Hutan Kota GBK juga sering menjadi tempat berbagai acara menarik, lho! Banyak konser kecil, pameran seni, atau kegiatan komunitas yang diadakan di sini. Jadi, jangan heran jika Kawan menemukan suasana yang berbeda setiap kali berkunjung.

Bagaimana? Jika akhir pekan dihabiskan dengan melalang buana seperti ini, pasti terasa lebih seru dan tidak sia-sia, kan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.