stasiun tertua di jogja dan berbagai kuliner legendaris di sekitarnya yang patut dicoba - News | Good News From Indonesia 2025

Stasiun Tertua di Jogja dan Berbagai Kuliner Legendaris di Sekitarnya yang Harus Dicoba

Stasiun Tertua di Jogja dan Berbagai Kuliner Legendaris di Sekitarnya yang Harus Dicoba
images info

Siapa yang tidak kenal dengan stasiun kereta unik yang satu ini? Ya, Stasiun Lempuyangan bisa dibilang unik karena arsitekturnya yang masih mempertahankan gaya kolonial, mulai dari jendela besar, kolom-kolom, hingga atap yang tinggi. Selain itu, dengan atmosfer klasiknya, stasiun ini berhasil menghadirkan suasana nostalgia bagi para pengunjungnya.

Tentunya hal seperti itu dapat dimaklumi, mengingat stasiun ini adalah stasiun tertua di Yogyakarta. Sejak dibuka pertama kali pada tahun 1887 dengan nama "Halte Lempuyangan", stasiun ini telah dipugar sebanyak dua kali pada 1927 dan 2008.

Tidak hanya itu, stasiun ini juga telah merasakan fungsi sebagai stasiun pengangkut barang pada era kolonial hingga menjadi sarana perjuangan pada masa revolusi kemerdekaan. 

Baca juga: Stasiun Lempuyangan, Stasiun Penuh Sejarah di Yogyakarta

Di balik sejarahnya yang panjang itu, ditambah letaknya yang berada di surga kuliner Indonesia atau Yogyakarta, daerah di sekitar Stasiun Lempuyangan menyimpan banyak sekali kudapan legendaris yang sangat rugi jika dilewatkan. Jika Kawan GNFI penasaran, berikut adalah beberapa destinasi kuliner paling legend yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Stasiun Lempuyangan.

Warung Sate Pak Parno

Berdiri sejak tahun 1989, Warung Sate Pak Parno merupakan rumah makan spesialis daging kambing paling legendaris di sekitar Stasiun Lempuyangan. Walaupun namanya warung sate, tetapi rumah makan ini juga menyediakan menu berbahan dasar daging kambing lain, seperti gulai dan tongseng.

Lokasi Warung Sate Pak Parno berada di Pasar Lempuyangan, hanya 280 meter ke arah selatan dari Stasiun Lempuyangan. Harga yang ditawarkan untuk setiap menunya juga cukup terjangkau, yaitu berkisar 15.000-18.000 per porsi.

Baca juga: Menikmati Sate Susu, Kuliner Khas Denpasar yang Muncul Hanya saat Ramadan

Apa yang membuat rumah makan ini istimewa adalah daging kambing yang tidak terasa prengus, tidak alot, dan bumbu-bumbunya meresap sampai ke dalam. Untuk tongsengnya sendiri sangat cocok jika dinikmati pada malam hari, karena selain kombinasi rasa pedas dan manis yang dahsyat, perpaduan antara daging kambing dan kuahnya dapat memberi rasa hangat di tengah udara dingin Kota Yogyakarta.

Warung Ijo

Jika ada rumah makan yang menyediakan masakan rumahan yang sangat enak rasanya, maka itu adalah Warung Ijo. Tak kalah tuanya dengan Warung Sate Pak Parno, Warung Ijo berdiri sejak tahun 1982. Rumah makan ini berlokasi di Jalan Agrolubang, sekitar 900 meter sebelah timur Stasiun Lempuyangan.

Menu yang disediakan di Warung Ijo adalah masakan rumahan khas Jawa yang sangat beragam. Sebut saja semur telur, buntil, sate usus, lodeh, dan urap. Yang sangat menarik dari rumah makan ini adalah harganya yang benar-benar murah. Bayangkan saja, seporsi nasi yang berisi oseng ikan tongkol lombok ijo, mihun, sate usus, urap daun singkong, dan kamar bola hanya dihargai Rp15.000.

Moerni 78

Sesuai namanya, Moerni 78 adalah rumah makan yang berdiri sejak tahun 1978. Rumah makan ini tidak punya cabang, tetapi memiliki turunan merk di Pasar Prawirotaman yang bernama Djajan Moerni 78. Moerni 78 sendiri berjarak sekitar 500 meter di sebelah barat Stasiun Lempuyangan.

Menu favorit di sini adalah bistik dan es teler. Selain itu, Moerni 78 juga terkenal akan menu esnya yang bermacam-macam, seperti es setup nanas, es roti, hingga es campur yang harganya berkisar dari Rp9.000 hingga Rp25.000. Selain itu, ada juga beragam menu makanan yang tak kalah lezatnya, seperti pempek, bakso kuah, nasi pecel, nasi goreng, hingga nasi rawon.

Lotek dan Gado-Gado Teteg

Berdiri sejak 1968, Lotek dan Gado-Gado Teteg menjadi warung kuliner yang paling tua tidak hanya di sekitar Stasiun Lempuyangan, tetapi juga di seluruh Yogyakarta. Sejak pertama kali berdiri hingga memasuki dasawarsa keenam, rumah maka ini tidak pernah pindah dari Jalan Agrolubang, sekitar 900 meter di sebelah timur Stasiun Lempuyangan.

Baca juga: Apa Bedanya Gado-Gado, Lotek, Karedok, dan Ketoprak?

Rumah makan ini menyediakan lotek, gado-gado, dan berbagai minuman panas dan dingin. Yang menjadikannya unik adalah pengunjung bisa merasakan sensasi menikmati gado-gado atau lotek sambil melihat kereta melintas.

Dengan Rp17.000, pengunjung dapat membeli satu porsi lotek yang dapat dinikmati dua orang. Selain itu, bumbu kacang yang digunakan juga masih mempertahankan resep tempo dulu.

Sambal Mentah Bu Saring

Jika Kawan ingin mencicipi kuliner yang anti mainstream di Jogja, Sambal Mentah Bu Saring adalah yang paling recomended. Dibilang anti mainstream karena di tengah kuliner Jogja yang terkenal manis, rumah makan ini menawarkan konsep berbeda dengan menu yang asin dan pedas. Lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan karena hanya berjarak sekitar 350 meter di sebelah selatan stasiun tersebut.

Lauk yang disediakan di sini beraneka macam, seperti ayam, tempe, babat, paru, hingga bebek. Ada pula pilihan ikan, seperti lele, nila, bawal, hingga beandeng. Bahkan, pengunjung bisa memilih lauk tersebut untuk dibakar atau digoreng.

Selanjutnya, berbagai menu tersebut akan disajikan dengan menu andalan rumah makan ini, yaitu sambal mentah. Jika pengunjung tidak suka dengan sambal tersbeut, masih ada menu sambal lain yang tidak kalah enak, seperti sambal mateng dan sambal bawang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MM
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.