dari film untuk sandwich generation - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Film untuk Sandwich Generation

Dari Film untuk Sandwich Generation
images info

Belum lama ini, jagat media sosial ramai membahas tentang film 1 Kakak 7 Ponakan. Film besutan Yandy Laurens ini tayang 23 Januari 2025, dengan mengangkat fenomena ‘Sandwich generation’. Salah satu fenomena yang katanya banyak relate dengan anak muda yang bekerja saat ini.

Sandwich Generation

Sandwichgeneration bisa dibilang cukup sering terucap dan dibahas di Indonesia dalam 3 tahun terakhir. Fenomena ini adalah sebutan untuk pekerja yang masih berusia 20 hingga awal 30 tahun tetapi dirinya juga terpaksa memiliki beban yang terbilang cukup besar layaknya memiliki keluarga. Baik itu dalam finansial ataupun rumah tangga.

Poster film 1 Kakak 7 Ponakan | Instagram: @Cerita_films
info gambar

Hal ini bisa dibilang ‘toxic’ meskipun sebenarnya ini merupakan hal baik untuk membantu keluarga. Karena seperti yang digambarkan pada film 1 Kakak 7 Ponakan, seseorang yang memikul beban ini biasanya akan mengorbankan target dirinya yang sudah lama diimpikan tetapi dirinya malah harus bekerja lebih ekstra. 

Sehingga yang mengalami isu ini tidak menyadari, dia hanya bekerja untuk orang lain, bahkan banyak mengorbankan kepentingan dia baik jangka pendek atau panjang. Lalu ketika dia mendapat kesempatan untuk keluar dari siklus ini, dirinya malah dihantui kecemasan dan ragu untuk mengejar kembali mimpi awalnya.

Selain film 1 Kakak 7 Ponakan, sebelumnya juga ada film yang mengangkat isu yang sama, judulnya Home Sweet Loan, film yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie ini rilis pada akhir tahun 2024 silam tetapi belum lama ini pada 30 Januari 2025 rilis digital di salah satu layanan streamingonline.

Sinopsis Film

Film 1 Kakak 7 Ponakan sendiri bercerita tentang Moko yang baru saja lulus dari pendidikan sarjananya terpaksa harus menjadi sosok kepala keluarga yang menafkahi keponakan-keponakannya karena kakak kepergian kakak perempuannya dan suaminya di hari yang sama. Sedangkan anak mereka (ponakan Moko) semuanya masih bersekolah.

Poster film Home Sweet Loan | Instagram: @visinemaid
info gambar

Film lainnya yang berjudul Home Sweet Loan bercerita tentang Kaluna, yang setiap hari bekerja demi membeli rumah untuk pindah dari rumah orang tuanya, tetapi terpaksa harus mengorbankan targetnya demi melunasi hutang kakaknya atau rumah orang tuanya di sita karena jadi jaminan.

Film yang Menghadirkan Beberapa Solusi

Selain memberikan gambaran tentang keseharian seseorang yang bisa dilabeli sebagai sandwichgeneration dan masalah yang dihadapi, 2 film ini pada akhirnya memberi beberapa solusi serta seolah membantu menyadarkan mereka yang terjebak di situasi ini. Berikut adalah beberapa hal yang digambarkan pada film untuk keluar dari situasi sandwichgeneration.

Menurunkan Ego Pribadi

Hal pertama yang perlu disadari adalah menurunkan ego diri sendiri. Tidak semuanya kebutuhan perlu dicukupi, beberapa pengeluaran tidak perlu memakan biaya banyak seperti misalnya untuk membeli kopi. Kita tidak perlu mengeluarkan hingga puluhan ribu jika ada yang harganya masih belasan ribu.

Pahami Mana Kebutuhan Hidup dan Gaya Hidup

Ini masih ada kesinambungan dengan hal sebelumnya. Kawan perlu memahami mana kebutuhan dan mana yang hanya sekedar untuk gaya hidup. Kebutuhan hidup adalah hal-hal yang bersifat primer seperti pengeluaran belanja, untuk bahan makanan dan kebutuhan operasional seperti listrik, kuota serta transportasi.

Sedangkan untuk gaya hidup, seperti baju, elektronik, perhiasan, menu makanan tidaklah memerlukan pengeluaran dengan angka besar hanya karena ingin terlihat trendy atau tidak mau kalah dengan teman.

Bagi Tugas dengan Keluarga yang Lain

Hal terpenting adalah tentukan pembagian tugas. Kawan juga mungkin punya target jangka panjang, dan semua itu tentunya memerlukan biaya. Oleh karena itu, hal ini bisa jadi solusi agar pemasukan pribadi tidak sepenuhnya untuk orang lain dan waktu untuk bekerja pun tidaklah berlebih.

Hal ini bisa dimulai dengan duduk bersama, diskusi untuk mencari solusi dan berbicara pembagian tugas baik itu untuk mencari pemasukan tambahan atau bagi tugas rumah tangga sehari-hari.

Tak hanya beberapa hal itu, lewat 2 film ini juga Kawan GNFI bisa mendapat gambaran tentang keseharian pekerja di Jakarta dan juga ada banyak pelajaran hidup lainnya seperti mengendalikan emosi dan pikiran, memahami prioritas, mengatur waktu dan masih ada yang lainnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.