Burnout adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental yang berdampak pada penurunan motivasi serta kinerja. Biasanya, burnout terjadi ketika seseorang terlalu banyak menghabiskan energi emosional, intelektual, bahkan fisik ke dalam suatu pekerjaan tertentu tanpa memberikan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk beristirahat dan pulih.
Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, terutama ketika tubuh sedang tidak fit atau kelelahan akibat pekerjaan yang menumpuk. Burnout sering dialami oleh pelajar, pekerja workaholic, dan mereka yang memiliki rutinitas padat serta sibuk.
Tidak hanya di tempat kerja, burnout juga bisa terjadi di rumah atau di mana saja ketika lingkungan sekitar tidak mendukung kondisi psikologis yang baik. Dalam artikel ini, kawan GNFI akan memahami apa saja gejala dan penyebabnya serta cara mengatasinya agar tubuh serta pikiran bisa kembali segar.
Ciri-ciri Orang yang Mengalami Burnout
Dikutip dari Halodoc, beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mengalami burnout antara lain hilangnya semangat kerja, menurunnya performa, mudah marah, serta cenderung mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Selain itu, burnout juga sering kali menyebabkan perasaan depresi dan kurangnya motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Tidak hanya akan mempengaruhi faktor internal, tetapi juga akan berdampak ke faktor-faktor eksternal jika seseorang yang memiliki gejala ini membiarkan burnout berlangsung lama.
Produktif yang Berujung pada Stres Awas Burnout
Alasan Burnout Bisa Muncul
Burnout dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masa kerja yang terlalu panjang tanpa jeda istirahat yang cukup, beban kerja yang berlebihan, kurangnya apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan, serta komunikasi yang buruk di lingkungan kerja.
Ketidakseimbangan antara usaha dan hasil yang didapat juga dapat memperburuk kondisi burnout, membuat seseorang semakin merasa lelah dan kehilangan motivasi. Akan muncul pertanyaan di dalam benak seperti, "Sepertinya aku salah jurusan nih...", "Gini aja cukup deh, yang penting selesai, toh akhirnya juga dinilai biasa," ataupun "Udahlah kumpulin mepet aja, nggak ada bedanya."
Cara Mengatasi Burnout
Dilansir dari Kompas, ada beberapa cara untuk mengatasi burnout, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berhenti sejenak dari rutinitas dan memberikan waktu untuk beristirahat. Tidur yang cukup sangat penting untuk memulihkan kondisi tubuh dan pikiran.
Selain itu, melakukan hobi yang disukai, berolahraga, atau traveling dapat membantu mengembalikan semangat serta meningkatkan kesejahteraan mental. Mencari dukungan sosial dan mengomunikasikan perasaan juga bisa membantu mengurangi tekanan yang dirasakan.
Melakukan me-time atau quality time dengan orang-orang favorit bisa meningkatkan mood kamu sehingga setelah beberapa saat kamu akan kembali bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaanmu.
Gejala Burnout Penuh Tekanan
Burnout adalah masalah yang sering terjadi, terutama di era modern yang menuntut produktivitas tinggi. Jika dibiarkan tanpa penanganan, burnout bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda burnout sejak dini dan segera mengambil langkah untuk mengatasinya sebelum kondisi semakin memburuk.
Seperti yang kawan tahu, burnout dapat menyerang siapa saja yang terlalu banyak bekerja tanpa memberi waktu istirahat yang cukup. Dengan mengenali gejalanya, memahami penyebabnya, serta mengambil langkah-langkah pencegahan, kamu dapat menghindari dampak negatif burnout dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Ayo terapkan gaya hidup yang sehat, bagi waktumu, dan izinkan dirimu untuk beristirahat sebelum burnout melanda!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News