Di tengah hutan bakau Kalimantan Utara, tersembunyi sebuah keajaiban kuliner yang mungkin belum banyak diketahui publik yakni adanya tembiluk. Meskipun penampilannya yang berlendir dan menyerupai cacing dapat membuat banyak orang merasa ragu, tembiluk memiliki rasa yang menggoda dan kaya akan tradisi.
Bagi masyarakat suku Tidung dan Dayak Bulusu, tembiluk bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Melalui perjalanan mencari tembiluk di tepi sungai yang bersih, kita akan menemukan lebih dari sekadar kelezatan. Setiap suapan menyimpan kisah dan keunikan yang menghubungkan kita dengan alam dan masyarakat lokal.
Apakah kawan siap untuk mengeksplorasi rasa yang mungkin tidak biasa, namun penuh dengan makna? Yuk kita mencicipi tembiluk dan menjelajahi dunia kuliner yang eksotis ini!
Habitat dan Tradisi Menggali Tembiluk
Melansir dariJadesta.kemenparekraf, Tembiluk hanya dapat ditemukan di sungai yang bersih dan tidak terkontaminasi oleh zat berbahaya. Keberadaanya menjadi indikator penting bagi kesehatan ekosistem sungai, karena tembiluk berperan dalam menjaga kelangsungan hidup spesies lain dan keragaman hayati.
Dengan melestarikan habitatnya, kita tidak hanya melindungi tembiluk, tetapi juga memastikan kelestarian ekosistem lokal yang menjadi bagian vital dari kehidupan masyarakat sekitar.
Upaya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sangat penting untuk keberlanjutan tembiluk dan keseimbangan alam yang lebih luas.Tembiluk dapat ditemukan di kawasan pohon bakau, terutama di dalam kayu yang terendam air atau di rawa-rawa.
Masyarakat suku Tidung di Sembakung Nunukan, memiliki tradisi yang menarik dalam mencari tembiluk, yang biasanya dilakukan beramai-ramai saat musim kemarau. Pada saat air sungai tidak terlalu dalam, para tetua hingga anak muda akan turun ke sungai untuk menarik kayu-kayu yang telah lama terendam. Kayu-kayu ini diyakini berisi banyak tembiluk.
Proses pencarian tembiluk ini melibatkan alat tajam seperti kampak atau mesin pemotong kayu. Setelah kayu dipotong, tembiluk akan ditarik pelan-pelan untuk dipanen. Momen ini bukan hanya sekadar aktivitas mencari makanan, tetapi juga menjadi ajang berkumpul dan bersosialisasi bagi masyarakat setempat.
Rasa yang Menggoda Selera
Melansir dari Radio Republik Indonesia, Dewi Pratama Putri, seorang warga suku Tidung yang tinggal di Kecamatan Sembakung, Nunukan mengungkapkan bahwa tembiluk adalah salah satu makanan yang sangat lezat. Bagi mereka yang belum terbiasa, penampilan tembiluk mungkin terasa geli atau aneh. Namun, ketika dicoba, rasanya benar-benar nikmat.
Tembiluk akan semakin menggugah selera saat disajikan dengan jeruk nipis, penyedap rasa, dan sedikit cabe rawit. Kombinasi ini tidak hanya menambah cita rasa, tetapi juga memberikan sensasi unik bagi para penikmatnya. Setiap suapan menjadi pengalaman baru yang menggoda, mengajak orang-orang untuk berani mencicipi hidangan khas masyarakat Kalimantan Utara.
Kelezatan tembiluk tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada cara penyajiannya. Banyak orang yang lebih suka memakannya langsung setelah diambil dari batang kayu, merasakan kesegaran dan keunikan dari hidangan ini. Atraksi kuliner Tembiluk ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin merasakan kuliner lokal yang eksotis.
Manfaat Kesehatan Tembiluk
Selain rasanya yang nikmat, tembiluk juga kaya akan nutrisi. Hewan ini mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang bermanfaat bagi tubuh. Konon, tembiluk memiliki khasiat sebagai obat untuk beberapa penyakit, seperti rematik, batuk, dan flu. Bahkan, ada kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa tembiluk dapat membantu mengobati malaria.
Dengan segala manfaat yang dimilikinya, tidak heran jika tembiluk menjadi salah satu makanan khas yang dicari oleh masyarakat di Kabupaten Nunukan dan daerah sekitarnya.
Pelestarian dan Keberlanjutan
Sebagai hewan langka, keberadaan tembiluk perlu dijaga agar tidak punah. Masyarakat setempat berusaha melestarikan tradisi mencari tembiluk sambil tetap memperhatikan keberlanjutan ekosistem. Hal ini penting untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kuliner khas ini tanpa mengganggu habitatnya.
Bagi banyak orang, tembiluk bukan hanya sekadar makanan. Ia adalah bagian dari identitas budaya masyarakat suku Tidung dan Dayak Bulusu. Melalui tradisi ini, mereka tidak hanya mendapatkan makanan, tetapi juga menjaga hubungan sosial dan kearifan lokal.
Tembiluk adalah contoh sempurna dari kekayaan alam dan budaya Indonesia. Meskipun mungkin terlihat aneh bagi sebagian orang, kelezatan dan manfaatnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagi masyarakat suku Tidung, tembiluk adalah simbol dari tradisi yang kaya, kuliner yang lezat, dan kearifan alam yang perlu dilestarikan.
Jadi, jika kawan memiliki kesempatan untuk mencicipi tembiluk, jangan ragu untuk mencobanya dan rasakan sendiri keunikan dari makanan khas ini!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News