Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak pulau yang menawan, salah satunya adalah Pulau Lombok yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau ini populer sebagai destinasi wisata yang menarik baik bagi wisatawan asing maupun lokal, berkat keindahan alamnya yang luar biasa. Selain keindahan, Lombok juga menarik karena budaya dan sejarahnya yang unik.
Artikel ini mengulas asal-usul Pulau Lombok, budaya, serta suku asli yang tinggal di sana!
Asal-usul dari Pulau Lombok
Sejarah Pulau Lombok erat kaitannya dengan perubahan kekuasaan dan konflik di masa lalu. Pada masa Hindu-Buddha, berdiri kerajaan seperti Selaparang Hindu dan Bayan. Selanjutnya, kerajaan-kerajaan tersebut tunduk di bawah kekuasaan Majapahit melalui ekspedisi Gajah Mada pada abad ke-13 hingga ke-14, serta Kerajaan Gel-Gel dari Bali pada abad ke-6. Hal ini membuat Lombok dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Bali.
Kemiripan budaya antara Jawa, Bali, dan Lombok, termasuk dalam bahasa, disebabkan oleh akar yang sama dari Hindu Jawa, terutama akibat dominasi Majapahit di Lombok. Pengaruh Bali semakin terasa pada tahun 1740 saat kerajaan Bali melakukan ekspansi ke wilayah barat Lombok. Pergantian kekuasaan yang membawa pengaruh budaya ini menciptakan keberagaman budaya yang memadukan kesenian lokal dan baru.
Dalam sejarahnya, masyarakat Mataram yang berlayar ke timur melewati Laut Jawa tiba di sebuah pelabuhan yang kemudian diberi nama "Lomboq," yang berarti lurus, untuk mengenang perjalanan mereka. Nama ini kemudian digunakan untuk menyebut keseluruhan pulau, yang akhirnya menjadi "Lombok" seperti dikenal saat ini.
Baca juga: Perkembangan dan Persebaran Agama Kelompok Masyarakat Suku Sasak Lombok
Sapaan terhadap Pulau Lombok
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pulau Lombok diakui sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Hal ini membuat Lombok mendapatkan sapaan "Pulau Seribu Masjid."
Sapaan ini bermula saat Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Effendi Zarkasih, mengunjungi Lombok pada tahun 1970 dan terkesan dengan banyaknya masjid di pulau tersebut.
Faktanya, Lombok memiliki 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa. Banyaknya masjid ini mencerminkan mayoritas penduduk Lombok yang beragama Islam.
Budaya di Pulau Lombok
- Lebaran Topat
Lebaran Topat dirayakan seminggu setelah Idul Fitri. Masyarakat Lombok merayakannya dengan berlibur ke pantai bersama keluarga sambil menikmati ketupat. Selain itu, mereka juga melakukan ziarah ke makam leluhur untuk berdoa dan mencuci makam dengan air sebagai simbol keberkahan. - Tari Tandang Mendet
Tarian ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat Desa Sembalun Bumbang, Lombok Timur, atas keberhasilan melindungi bibit padi dari serangan hama. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh tujuh pria dengan membawa tombak. - Mulud atau Maulid Nabi
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lombok berlangsung selama sebulan penuh. Masyarakat mengadakan jamuan besar dan membawa makanan ke masjid untuk dibagikan. Setiap keluarga biasanya menyumbang tiga dulang makanan setiap hari selama perayaan ini. - Rebo Bontong
Rebo Bontong adalah tradisi tolak bala yang dirayakan pada Rabu terakhir bulan Safar. Pada perayaan ini, masyarakat Lombok biasanya pergi ke pantai untuk mandi sebagai bentuk penyucian diri. Meskipun tidak semua masyarakat merayakannya, tradisi ini tetap dilestarikan setiap tahun. - Merariq (Kawin Culik)
Tradisi Merariq melibatkan penculikan seorang gadis oleh laki-laki yang ingin menikahinya. Meski dianggap tabu di beberapa daerah, tradisi ini tetap dipertahankan karena mengandung nilai keberanian dan tanggung jawab dari mempelai laki-laki. Merariq diatur sesuai adat dan diakui secara hukum positif alias hukum yang berlaku pada waktu tertentu (masa lalu atau sekarang) dan di tempat tertentu maupun Islam.
Suku Asli di Pulau Lombok
Penduduk asli Lombok adalah Suku Sasak berdasarkan dari laman resmi Kabupaten Lombok Barat, yang telah menghuni pulau ini sejak sebelum abad ke-16. Nama "Sasak" berasal dari kata "sak-sak" yang berarti sampan, mengacu pada nenek moyang mereka yang mencapai Lombok dengan menggunakan perahu kecil.
Baca juga: 10 Ungkapan Bahasa Sasak di Lombok yang Harus Kawan Tahu
Indonesia Itu Kaya, Lombok Salah Satunya!
Pulau Lombok adalah salah satu bukti nyata kekayaan sejarah, budaya, dan tradisi yang dimiliki Indonesia. Perpaduan pengaruh dari Jawa, Bali, dan kerajaan-kerajaan lokal menciptakan warisan budaya yang begitu kaya, mulai dari adat istiadat hingga seni pertunjukan.
Tidak hanya itu, identitas Pulau Lombok semakin kuat dengan sapaannya sebagai "Pulau Seribu Masjid," yang mencerminkan harmoni antara keindahan alam dan spiritualitas masyarakatnya.
Suku Sasak, sebagai penduduk asli Lombok, terus menjaga tradisi dan nilai-nilai leluhur mereka di tengah arus modernisasi. Dengan keindahan alamnya yang luar biasa, ragam budaya yang memikat, dan sejarah yang kaya, Pulau Lombok tidak hanya menjadi destinasi wisata yang mendunia, tetapi juga sebuah cerminan keberagaman dan keunikan Indonesia.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru tentang sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat Lombok, serta menginspirasi kita untuk terus melestarikan kekayaan budaya bangsa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News