peringati hari pendidikan internasional 2025 bersamaberanjak luncurkan autilearn - News | Good News From Indonesia 2025

Peringati Hari Pendidikan Internasional 2025, Bersamaberanjak Luncurkan AutiLearn

Peringati Hari Pendidikan Internasional 2025, Bersamaberanjak Luncurkan AutiLearn
images info

Tim Bersamaberanjak bersama dengan volunteer merayakan Hari Pendidikan Internasional di Yayasan Rinjani, Bandung, 23 Januari 2025. Perayaan ini sekaligus menjadi momentum peluncuran website media pembelajaran digital, AutiLearn, yang merupakan merupakan produk yang digagas oleh Bersamaberanjak sebagai upaya untuk memberikan dampak berkelanjutan bagi terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 ‘Pendidikan Bermutu’ dan SDGs poin 10 ‘Berkurangnya Kesenjangan’.

Bersamaberanjak adalah platform penyedia teknologi pendidikan dan pemberdayaan inklusif yang berfokus membangun dan meningkatkan pendidikan ramah anak, ramah penyandang disabilitas, gender.

Program utama Bersamaberanjak adalah “Sinau Project: Sinergi IndiHome dan AutiLearn melalui Pemanfaatan Teknologi OCR dan Pendekatan VARK untuk Menunjang Pembelajaran Kognitif Penyandang Autisme di Yayasan Rinjani.”

Autilearn menjadi media pembelajaran digital ini menggunakan pendekatan multimodal yang mengandalkan keterlibatan berbagai indera dalam proses belajar dan membantu pengajar untuk memantau perkembangan belajar siswa-siswanya. Tema pembelajaran yang diangkat yaitu interaksi sosial dan lingkungan hidup yang dikemas dalam bentuk narasi, gambar, serta matematika sederhana. 

Foto Bersama Peserta Didik Yayasan Rinjani dalam Perayaan Hari Pendidikan InternasionalFoto Bersama Peserta Didik | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kegiatan perayaan Hari Pendidikan Internasional ini bertema “AI and Education: Preserving Human Agency in a World of Automation” sesuai dengan tema internasional yang dirilis oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk tahun ini.

Teman Autis: Satu Langkah Untuk Menjadikan Indonesia Negara yang Ramah Terhadap Autisme

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, Artificial Intelligence (AI) harus menjadi alat yang mendukung guru dan siswa, serta melengkapi dimensi manusia dan sosial dalam pembelajaran, bukan menggantikannya.

Dalam acaranya, Bersamaberanjak melakukan penyerahan dukungan pendidikan berupa paket IndiHome dan unit tablet, launchingwebsite AutiLearn, bermain games, dan implementasi website AutiLearn pada anak didik kelas autisme di Yayasan Rinjani. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anak didik kelas autisme baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA. 

Bersamaberanjak menjadikan Hari Pendidikan Internasional tahun ini sebagai momentum penting untuk mengawali langkah dalam mewujudkan pendidikan inklusi yang dimulai dari lingkungan sekitar. Kegiatan ini mendukung terwujudnya pendidikan inklusi yang berdampak pada terwujudnya kemandirian. Dengan berbekal pendidikan dasar dan keterampilan kreatif, para penyandang disabilitas dapat mencapai kemandirian di masyarakat baik secara sosial dan ekonomi.

Seluruh pengurus dan pengajar Yayasan Rinjani memberikan dukungan penuh terhadap proyek sosial Bersamaberanjak.

“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Bersamaberanjak. Meskipun dengan jurusan yang berbeda-beda, kalian memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membantu adik-adik penyandang disabilitas di sini. Bahkan perbedaan kalian justru dapat membuat kolaborasi yang luar biasa,” tutur Nina Riyanti, Ketua Yayasan Rinjani dalam wawancara langsung dengan Tim Bersamaberanjak.

Alvinia Christiany, Pelawan Stigma Buruk Masyarakat Tentang Teman Autis

Bersamaberanjak membuka peluang kepada masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk memperluas ketersebaran informasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap para penyandang disabilitas.

Selain itu, dengan terlibat langsung dalam kegiatan bersama para penyandang disabilitas, diharapkan para volunteer dapat menjadi Pionir Beranjak dan mengubah stigma negatif masyarakat terkait dengan penyandang disabilitas. 

“Saya banyak mendengar tentang stigma negatif terkait para penyandang disabilitas di masyarakat. Banyak yang berpikir mereka tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Namun, kegiatan hari ini membuat saya sadar bahwa stigma tersebut salah,” jelas Anri, salah satu volunteer dalam acara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.