Akhir-akhir ini sebagian besar wilayah di Indonesia sedang memasuki musim hujan. Tidak jarang beberapa wilayah yang terkena musibah banjir bandang, yang mana menyebabkan fasilitas setempat rusak dan aktivitas mereka pun terganggu.
Bicara soal hujan, tentu beberapa dari kita memiliki sebuah kesamaan yakni menyukai aroma dari tanah yang telah terkena air hujan. Terkesan unik bukan? Namun, di balik ini, tentu ada sebuah alasan tersendiri loh. Alasan paling umumnya adalah di mana seseorang bisa merasakan ketenangan selepas menghirup aroma tanah yang telah terkena air hujan. Akan tetapi, beberapa dari mereka pun tentu memiliki alasan unik lainnya.
Nah, aroma tanah yang dihasilkan ini memiliki nama lain yakni petrichor. Dikutip dari Gramedia Blog, petrichor adalah aroma khas yang muncul saat hujan pertama kali membasahi tanah kering.
Bau ini berasal dari senyawa yang dilepaskan oleh tanah dan tanaman, terutama oleh bakteri tanah yang disebut actinomycetes. Ketika hujan turun, senyawa seperti geosmin dan minyak yang diserap tanah selama periode kering dilepaskan ke udara, menciptakan aroma segar yang banyak orang anggap menenangkan.
Istilah Petrichor pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Australia, Isabel Joy Bear dan Richard G. Thomas, dalam makalah mereka yang diterbitkan di jurnal Nature pada tahun 1964. Mereka menemukan bahwa aroma tersebut berasal dari minyak yang dilepaskan oleh tumbuhan selama periode kering, yang kemudian diserap oleh tanah dan bebatuan.
Mengapa Imlek Identik dengan Hujan? Memahami Makna Budaya dan Alasan Ilmiahnya
Saat hujan turun, minyak ini dilepaskan ke udara bersama dengan senyawa lain, seperti geosmin, yang dihasilkan oleh bakteri tanah, menghasilkan aroma khas yang kita kenal sebagai petrichor.
Bukan tanpa sebab ketenangan bisa dihasilkan dari aroma tanah yang terkena air hujan, kedua hal ini memiliki sebuah keterkaitan yang mungkin belum banyak diketahui. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Respon Biologis Otak terhadap Aroma
Aroma memiliki hubungan erat dengan sistem limbik di otak, yang berperan dalam mengatur emosi dan memori. Ketika seseorang mencium petrichor, sinyal aroma ini diproses oleh sistem olfaktori dan langsung terhubung dengan bagian otak yang mengatur perasaan nyaman, nostalgia, atau ketenangan.
2. Efek Geosmin pada Indra Penciuman
Salah satu senyawa utama dalam petrichor adalah geosmin, yang dihasilkan oleh bakteri tanah (actinomycetes). Studi menunjukkan bahwa manusia memiliki sensitivitas tinggi terhadap geosmin, bahkan dalam kadar yang sangat kecil. Senyawa ini sering dikaitkan dengan kesegaran dan kehidupan alami, yang bisa memberikan rasa tenang atau menyenangkan.
3. Asosiasi dengan Pengalaman Zaman Dahulu
Banyak orang mengasosiasikan aroma hujan dengan kenangan masa kecil, liburan di pedesaan, atau momen-momen damai lainnya. Hubungan emosional ini memperkuat perasaan ketenangan setiap kali seseorang mencium aroma tanah basah atau petrichor.
Jadi, aroma yang dihasilkan dari tanah yang terkena air hujan dengan ketenangan yang dihasilkan bukan berrati semata-mata bisa terjadi begitu saja. Hal ini sudah dijelaskan oleh beberapa ahli melalui penelitian. Misalnya, seperti yang telah dilakukan oleh para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2015. Mereka menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk mengamati proses pelepasan aroma ini.
Hasilnya, para ilmuwan menemukan bahwa ketika tetesan hujan mengenai permukaan berpori, udara dari pori-pori tersebut membentuk gelembung kecil yang naik ke permukaan dan melepaskan aerosol.
KUA di Indonesia Bakal Pakai Konsep Green Building: Bisa Olah Limbah Air Wudu dan Hujan!
Aerosol ini membawa aroma serta bakteri dan virus dari tanah. Tetesan hujan yang bergerak lebih lambat cenderung menghasilkan lebih banyak aerosol, yang menjelaskan mengapa petrichor lebih sering tercium saat hujan ringan.
Secara keseluruhan, aroma khas setelah hujan adalah hasil dari kombinasi minyak tumbuhan, senyawa geosmin yang dihasilkan oleh bakteri tanah, dan ozon yang terbentuk selama badai petir.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News