Penampakan kayu berukuran besar yang berada di Taman Jatibarang, Indramayu menuai kerap menuai perhatian para wisatawan. Walau terlihat biasa, patok kayu jati ini sebenarnya bernilai sejarah bagi masyarakat Indramayu.
Kayu yang dinamakan patok kayu jati ini konon penanda Presiden Soekarno pernah singgah di kota mangga tersebut. Ketika itu Bung Karno singgah untuk membacakan pidato semangat kepada para tentara Pasukan Pembela Tanah Air (Peta).
Dedy S Musashi, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) menjelaskan patok bertujuan untuk membakar semangat Tentara PETA) di Kabupaten Indramayu.
Dia menyebutkan, markas PETA dahulu berada di Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.
"Kalau kami menyebutnya patok kecil ya makanya di Desa Bulak itu ada yang namanya Blok PETA. Itu karena dulunya adalah Markas Tentara PETA," ungkapnya yang dimuat Liputan6.
Kenang-kenangan
Tetapi masih banyak perdebatan mengenai sejarah patok itu, hal ini karena tidak adanya catatan bahwa Bung Karno pernah berorasi di Jatibarang. Hal ini disampaikan oleh Pamong Budaya dan Museum Disdikbud Kabupaten Indramayu, Suparto Agustinus.
Dia malah menduga patok tersebut merupakan batas aman antara rel kereta api dan penduduk. Sebab menurutnya, dulu bantalan rel letaknya berada di depan staisun Jatibarang yang kini dijadikan Jalan Mayor Sangun.
"Jadi Soekarno tidak pernah berorasi di Jatibarang, hanya di situ ada pejabat-pejabat yang menunggu kedatangan Soekarno atau Soekarno lewat. Saya pernah lihat petanya, bahwa patok itu batas aman," kata Suparto Agustinus yang dinukil Detik.
"Sejarah patok itu sebenarnya masih menjadi perdebatan," imbuhnya
Seorang warga setempat bernama Kuntarso (60) menjelaskan sebagian masyarakat Indramayu masih menganggap kayu itu kenang-kenangan dari Bung Karno. Karena itulah mereka menempatkannya di taman sebagai monumen bersejarah.
"Oleh masyarakat setempat menyebutnya sebagai Patok Soekarno," sebut dia.
“Patok ini dulunya ada di pinggir jalan, diberi sama Pak Soekarno buat kenang-kenangan masyarakat bahwa beliau pernah mampir ke sini," jelanya.
Kondisi lapuk
Namun semakin berjalannya waktu, kondisi patok kayu ini cukup mengenaskan. Ilalang liar tumbuh di sekitar patok, ditambah suasana kumuh di sekitar Bundaran Jatibarang Indramayu membuat patok kayu sukar ditemukan jika tidak mendekatinya.
Dedi berharap, pemangku kebijakan bisa melihat kondisi tersebut dan menata lokasi Patok Soekarno menjadi lebih layak. Sehingga bisa menjadi tempat bersejarah bagi masyarakat Indramayu.
"Sebelumnya dari PT KAI juga berencana merenovasi tapi sampai sekarang belum," kata Dedi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News