mengenal sejarah perkembangan ilmu epidemiologi - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi

Mengenal Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi
images info

Epidemiologi berasal dari tiga kata Yunani, yaitu: epi yang berarti pada, di atas, menimpa; demos yang berarti orang-orang, populasi; logos yang berarti ilmu.

Epidemiologi sudah didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu definisi Epidemiologi yang diungkapkan oleh Thomas C. Timmreck (2004) adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi status kesehatan, penyakit atau masalah kesehatan masyarakat lainnya.

Adapun Bhisma Murti (1997) berpendapat bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari diistribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.

Sejarah Ilmu Epidemiologi

Hipocrates

Hippocrates (460-377 SM) yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern telah memberikan kontribusi penting pada bidang kesehatan masyarakat. Hipocrates telah menulis risalahnya yang terkenal dengan judul: The Airs, Waters, and Places. Dalam risalah tersebut Hipocrates menghubungkan kejadian penyakit dengan faktor-faktor lingkungan, seperti: udara, air, dan tempat daripada hal-hal yang berhubungan dengan supernatural.

Lebih lanjut teori Hipocarates mendeskripsikan tentang sebab musabab penyakit, yaitu: (1) penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup (2) penyakit berhubungan dengan lingkungan eksternal dan internal seseorang.

Hal esensial dalam bidang epidemiologi yang diberikan Hipocrates adalah observasi epidemiologi, di mana suatu penyakit mempengaruhi populasi dan cara penyakit menyebar. Penyakit erat kaitannya dengan waktu dan musim, tempat, kondisi lingkungan, dan pengendalian penyakit.

Girolamo Fracastoro

Pada abad ke-16, Girolamo Fracastoro memperkenalkan bahwa ada tiga cara penularan penyakit, yaitu dari orang ke orang, orang ke udara, dan dari orang ke objek. Ia juga mencurigai bahwa terdapat agens kecil yang dapat menyebabkan penyakit.

Penyakit Skorbut

Pada tahun 1700 terdapat banyak angkatan laut yang lebih banyak kehilangan tentaranya akibat penyakit bukan karena pedang. Lind yang merupakan seorang dokter bedah penyakit berpendapat bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh udara. Hal itu didasari dari teori Hipocrates yang mengatakan bahwa udara merupakan sumber penyakit.

Meskipun demikian Lind tetap mempertimbangkan semua kemungkinan dan mulai melakukan observasi. Ia melakukan eksperimen dengan mengkaji makanan sebanyak 12 orang dengan gejala skorbut. Kemudian ia membagi penderita tersebut menjadi enam kelompok.dan memverifikasi makanan setiap kelompok.

Dua orang pelaut diberi dua buah orange dan satu buah lemon setiap hari. Dalam waktu enam hari kedua pelaut tersebut sudah dalam kondisi siap untuk bertugas. Sementara yang lain masih mengalami sariawan, lesu, bercak-bercak, dan lemah lutut.

Cowpox dan Smallpox

Benjamin Jesty seorang peternak susu pada pertengahan tahun 1700-an di Inggris menyadari bahwa gadis pemerah susunya tidak pernah mengidap smallpox. Akan tetapi, gadis tersebut menderita cowpox yang ditularkan melalui sapi. Mengetahui hal itu membuat Jesty yakin terdapat hubungan antara terkena cowpox dan tidak terkena smallpox

Tahun 1774, Jesty memajankan cowpox pada keluarganya untuk mencegah mereka terkena smallpox. Hal tersebut menyebabkan keluarga Jesty membentuk imunitas terhadap smallpox.

Baca juga: Mengenal Penyakit Menular Mpox dan Cara Penularannya.
Mengenal Sejarah Perkembangan Ilmu Epidemiologi
info gambar

Analisis Kesakitan dan Kematian

John Graunt (1620-1674) menerbitkan buku yang berisi analisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di London. Laporan tersebut merupakan laporan pertama yang memuat jumlah pola penyakit pada tingkat populasi (kelompok). Ia mencatat angka kelahiran dan kematian yang lebih banyak pada laki-laki dibanding perempuan, tingginya angka kematian bayi, serta kematian menurut musim yang berlangsung.

Tahun 1839, William Far mengembangkan sistem pengumpulan data secara rutin tentang jumlah dan penyebab kematian. Empat puluh tahun kemudian ia mengembangkan tradisi penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi masalah-masalah kesehatan masyarakat.

John Snow (1813-1858) yang merupakan seorang dokter dikenal karena prakarsanya dalam bidang epidemiologi. Dalam kariernya John Snow meneliti Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera yang terjadi di Distrik SoHo London dalam daerah Broad Street. Ia meneliti kolera (tahun 1853) dengan cara membandingkan angka kematian akibat kolera berdasarkan sumber mata air dari dua perusahaan yang berbeda.

Snow mampu mengidentifikasi jangka waktu sejak timbulnya infeksi hingga kematian, cara penularan penyakit, pentingnya perpindahan penduduk dari wilayah yang berbahaya serta menyusun data statistik berdasarkan tanggal dan angka kematian. Ia meneliti sumber kontaminasi air serta menelusuri aliran air bawah tanah dan mengujinya dari sumur dan pompa.

Hasil observasi Snow menunjukkan bahwa kematian terbanyak dijumpai di daerah dekat salah satu perusahaan sumber mata air. Dengan pendekatan ilmiah Snow membuat hipotesis tentang penyakit dan penyebarannya, penularan, dan pengendaliannya.

Penelitian tersebut berujung pada Snow yang melepas pegangan pompa pada perusahaan tersebut yang menyebabkan London bebas KLB kolera selama lima tahun.

Baca juga: Upaya, Manfaat, 4 Tingkatan Pencegahan Penyakit di Indonesia.

Kondisi Saat Ini

Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan yang berbasiskan populasi. Pada hakikatnya ilmu epidemiologi menitikberatkan pada ilmu yang mempelajari penyakit menular. Prinsip-prinsip epidemiologi saat ini juga diaplikasikan pada ilmu yang mempelajari penyakit tidak menular.

Saat ini epidemiologi memiliki banyak manfaat, diantaranya:

  1. Mempelajari riwayat penyakit untuk mempelajari tren penyakit serta memprediksi penyakit yang mungkin akan muncul
  2. Diagnosis masyarakat berupa penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, cacat yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian di dalam suatu komunitas atau wilayah
  3. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian kesehatan layanan kesehatan dalam mengatasi masalah kelompok.
  4. Melengkapi gambaran klinis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ST
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.