Legenda Putri Luh Candrasari merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Bali. Legenda ini berkisah tentang seorang putri raja yang memiliki kecantikan yang memikat.
Simak cerita lengkap dari legenda Putri Luh Candrasari dalam artikel berikut ini.
Legenda Putri Luh Candrasari
Dikutip dari buku Yusup Kristianto yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia: 40 Cerita Rakyat Nusantara, dari Aceh sampai Papua, Disertai Lagu Anak, dikisahkan pada zaman dahulu di tanah Bali terdapat seekor naga putih yang sakti. Naga putih ini memiliki kekuatan dan kesaktian yang sulit dikalahkan oleh setiap orang.
Di dekat naga putih tersebut berada, berdirilah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Maha Sila. Sang raja memiliki seorang putri bernama Putri Luh Candrasari.
Putri raja ini dikenal dengan kecantikannya yang memikat. Tidak heran banyak pemuda dari berbagai kerajaan yang mencoba melamar dirinya.
Banyaknya pemuda yang mencoba melamar Putri Luh Candrasari membuat Prabu Maha Sila mesti memutar otak. Dirinya tidak ingin mengecewakan hati pemuda yang sudah melamar putrinya.
Akhirnya Prabu Maha Sila memutuskan untuk mengadakan sebuah sayembara kepada setiap pemuda yang ingin menjadi suami putrinya. Sayembara tersebut mewajibkan setiap pemuda mesti mengambil kedua mata serta sisik naga putih.
Jika ada pemuda yang berhasil melakukan hal tersebut, maka dirinya akan dinikahkan dengan Putri Luh Candrasari. Para pemuda ini kemudian pergi ke sarang naga putih untuk menjalankan sayembara tersebut.
Namun sayembara yang diadakan oleh Prabu Maha Sila ini tidaklah mudah. Banyak pemuda yang mesti meregang nyawa akibat datang ke sarang naga putih tersebut.
Hal ini membuat banyak pemuda yang sudah mulai putus asa dengan sayembara ini. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Manik Angkeran yang juga ikut dalam sayembara tersebut.
Pada dasarnya, Manik Angkeran memang jatuh hati kepada Putri Luh Candrasari. Di lain pihak, Putri Luh Candrasari ternyata juga menaruh perasaan kepada pemuda tersebut.
Perasaan inilah yang membuat Manik Angkeran mati-matian dalam menjalankan sayembara tersebut. Namun dirinya masih belum menemukan solusi tentang bagaimana cara mengambil kedua mata serta sisik naga putih.
Akhirnya Manik Angkeran memutuskan pergi menemui gurunya yang bertapa di sebuah gua. Dia menyampaikan kendala yang tengah dihadapinya.
Manik Angkeran berkata dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan kedua mata dan sisik naga putih. Bahkan dirinya rela mengorbankan nyawa agar mampu memenangkan sayembara tersebut.
Mendengarkan penjelasan Manik Angkeran, sang guru kemudian menjadi terkesima. Sang guru yang sangat menyayangi Manik Angkeran kemudian berkata bahwa dia akan membantunya.
Tiba-tiba tubuh guru Manik Angkeran berubah menjadi naga putih. Sang guru kemudian menjelaskan bahwa dirinya lah yang selama ini dikutuk menjadi naga putih tersebut.
Sang guru langsung mengambil kedua mata serta sisiknya sendiri dan memberikannya ke Manik Angkeran. Tidak lama kemudian, tubuh sang guru yang menjadi naga putih hilang begitu saja.
Manik Angkeran merasa sedih melihat hal itu. Sebab dirinya sudah kehilang sosok guru yang dia sayangi.
Namun Manik Angkeran kembali ke istana dan memperlihatkan kedua mata serta sisik naga putih yang dia dapatkan. Akhirnya Manik Angkeran menikah dengan Putri Luh Candrasari karena sudah memenangkan sayembara tersebut.
Selang beberapa lama, Putri Luh Candrasari mengandung anaknya bersama Manik Angkeran. Semua orang bahagia mendengarkan kabar tersebut.
Namun Manik Angkeran merasakan hal sebaliknya. Manik Angkeran merasa bahwa saat itu adalah akhir hidupnya, seperti janji yang disebutkan sebelumnya bahwa dia rela meregang nyawa asalkan memenangkan sayembara.
Tidak lama kemudian, tubuh Manik Angkeran ambruk dan meninggal dunia. Putri Luh Candrasari merasakan sedih yang mendalam akibat kematian Manik Angkeran.
Dirinya kemudian berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar nyawanya juga dicabut agar bisa menyusul Manik Angkeran. Namun Tuhan berkata lain bahwa belum saatnya bagi Putri Luh Candrasari untuk berpulang.
Akhirnya Putri Luh Candrasari meminta agar dia bisa terus bersama suaminya. Melihat kegigihan hati Putri Luh Candrasari, Tuhan akhirnya memutuskan untuk meniupkan roh kembali ke tubuh Manik Angkeran yang membuatnya hidup seperti sedia kala.
Sejak saat itu, Putri Luh Candrasari hidup bahagia bersama Manik Angkeran dan keluarga mereka.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News