Indonesia pada tahun 2045 mendatang akan mencapai usia ke-100. Pemerintah pun telah mencanangkan visi dan misi Indonesia Emas di mana impiannya tanah air akan maju di segala sektor terutama melalui sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas.
SDM berkualitas tentu tidak bisa lepas dari manusianya itu sendiri. Kemungkinan mimpi Indonesia Emas 2045 sendiri berdasarkan adanya jendela bonus demografi yang diperkirakan bakal terjadi pada rentang 2030-2045. Diprediksi pada periode itu usia produktif akan banyak di Indonesia dan itu akan memengaruhi laju perekonomian negara.
Ada banyak optimisme dan pesimisme dalam hal tersebut. Adapun mantan diplomat Indonesia yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Abdurrahman Mohammad Fachir memilih optimis mengenai Indonesia Emas 2045. Apa alasannya?
Pentingnya Kontribusi
Lama bekerja di pemerintahan membuat Fachir mengerti betul nilai-nilai sebagai abdi negara. Ia pun menaruh kekaguman terhadap para pendiri bangsa yang berperan besar dalam membangun pondasi konstitusi sehingga Indonesia bisa terus berdiri sampai sekarang.
Oleh karena itu, Fachir pun memiliki harapan yang besar agar perasaan memiliki dimiliki generasi muda Indonesia. Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, ia berharap seluruh insan khususnya generasi muda dan yang akan datang bisa memberikan kontribusinya.
“Yang perlu dibekali dengan ownership kepada negara ini, tapi pada saat yang sama juga ikut berkontribusi memajukan Indonesia,” ucap Fachir kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Fachir percaya mimpi itu akan terwujud. Ia menyaksikan sendiri ada satu keunggulan penting dari generasi penerus yaitu lebih melek teknologi. Namun, Fachir berusaha mengingatkan agar muda-mudi Indonesia tidak terlena dengan teknologi yang terkadang membuat terlena dan tidak digunakan secara semestinya.
“Keunggulan-keunggulan dari generasi sekarang dengan berbagai macam teknologi dan terknologi Informasi, kadang-kadang mereka tenggelam tidak menggunakan teknologi untuk tidak memanfaatkan. Terperangkap, bukan menggunakan itu untuk apa yang bisa dikontribusikan,” kata sosok lulusan UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News