mengenal slamet riyadi sosok pahlawan di balik nama jalan utama kota surakarta - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Slamet Riyadi, Sosok Pahlawan di Balik Nama Jalan Utama Kota Surakarta

Mengenal Slamet Riyadi, Sosok Pahlawan di Balik Nama Jalan Utama Kota Surakarta
images info

Slamet Riyadi adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Surakarta pada tanggal 26 Juli 1927 dengan nama asli Soekamto. Ia merupakan putra dari Raden Ngabehi Prawiropralebdo, seorang perwira dalam legiun Kasunanan Surakarta, dan Soekati, seorang pedagang buah.

Lingkungan keluarga yang sarat dengan nilai perjuangan membentuk karakter Slamet Riyadi sejak kecil. Semangat nasionalismenya sudah tampak jelas, bahkan ia tidak segan-segan berkonfrontasi dengan rekan-rekannya yang pro-penjajah.

Pendidikan formalnya dimulai di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) pada tahun 1940, lalu ia melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Ketika masa pendudukan Jepang, ia memilih untuk bersekolah di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai navigator kapal kayu yang melintasi pulau-pulau di Nusantara.

Meskipun telah memiliki profesi tersebut, dorongan besar untuk ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan membuatnya meninggalkan karier pelayaran. Dengan keberanian luar biasa, ia berhasil merebut kapal milik Jepang dan mengorganisasi pemuda eks PETA, Heiho, serta Kaigun, membentuk sebuah pasukan yang setara dengan batalion.

Kiprah heroiknya semakin terlihat ketika ia memimpin Serangan Umum Surakarta yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 Agustus 1949. Dalam perannya sebagai Komandan Batalion XIV di bawah Divisi IV Panembahan Senopati, ia berhasil memukul mundur pasukan Belanda selama pertempuran yang berlangsung empat hari empat malam. Keberhasilan ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjuangan Indonesia untuk meraih kedaulatan.

Setelah pengakuan kedaulatan pada tahun 1949, perjuangan Slamet Riyadi tidak berhenti. Pada 10 Juli 1950, ia mendapatkan tugas untuk menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon.

Sayangnya, pada 4 November 1950, ia gugur akibat tembakan di perut saat tengah memimpin pasukannya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Tulehu, Maluku Tengah, dan peristiwa ini menjadi momen duka bagi bangsa Indonesia yang kehilangan salah satu pahlawan terbaiknya.

Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, nama Slamet Riyadi diabadikan di berbagai tempat di Kota Solo. Jalan utama kota ini, yang sebelumnya bernama Wilhelmina Straat pada masa kolonial, kini dinamai Jalan Slamet Riyadi.

Selain itu, nama beliau juga diabadikan dalam Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi dan Universitas Slamet Riyadi (Unisri), sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya terhadap bangsa.

Monumen Slamet Riyadi juga dibangun di Kota Solo sebagai simbol keberanian dan pengorbanan yang telah ia tunjukkan. Monumen ini diresmikan pada 12 November 2007 oleh Jenderal Djoko Santoso, yang kala itu menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Keberadaan monumen tersebut menjadi pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya semangat perjuangan dan kecintaan terhadap tanah air.

Slamet Riyadi dikenal sebagai sosok yang berani, tegas, dan sangat disiplin. Bahkan, Presiden Soeharto pernah memberikan kesaksian bahwa Slamet Riyadi adalah seorang yang "sangat pemberani dan selalu berada di garis depan dalam peperangan." Rekan-rekan seperjuangannya juga menggambarkannya sebagai pemimpin yang tidak gentar menghadapi bahaya, bahkan dalam situasi paling genting sekalipun.

Penghormatan terhadap Slamet Riyadi tidak hanya terbatas di Kota Solo. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah kota besar di Indonesia, menandakan betapa besar pengaruhnya bagi bangsa. Universitas Slamet Riyadi di Solo menjadi salah satu institusi pendidikan yang mengabadikan namanya, dengan harapan nilai-nilai perjuangan dan pengabdian yang ia wariskan dapat terus menjadi teladan.

Kisah hidup Slamet Riyadi memberikan inspirasi luar biasa. Dari seorang pemuda yang hidup di tengah penjajahan, ia membuktikan bahwa keberanian, keteguhan hati, dan semangat nasionalisme yang kuat dapat memberikan kontribusi besar bagi kemerdekaan bangsa. Pengorbanannya menjadi teladan bagi generasi penerus untuk terus menjaga kemerdekaan yang telah diraih dengan perjuangan berat.

Sebagai bentuk penghormatan, berbagai kegiatan untuk mengenang Slamet Riyadi kerap diadakan oleh masyarakat Solo. Kegiatan tersebut meliputi upacara peringatan, seminar sejarah, hingga acara kebudayaan yang bertujuan menanamkan nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda. Hal ini membuktikan bahwa semangat dan nilai-nilai yang diwariskan Slamet Riyadi masih relevan dan menjadi bagian penting dari kehidupan bangsa saat ini.

Dengan pengorbanan dan dedikasi yang luar biasa, Slamet Riyadi layak dikenang sebagai salah satu pahlawan besar Indonesia. Namanya akan terus hidup dalam ingatan bangsa, menjadi simbol keberanian dan kecintaan terhadap tanah air.

Semangat perjuangannya akan terus menginspirasi generasi mendatang dalam menjaga kedaulatan dan membangun Indonesia yang lebih baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.