masa depan kesehatan inovasi scaffold tulang berbasis sumber daya alam indonesia karya anak bangsa - News | Good News From Indonesia 2025

Masa Depan Kesehatan, Inovasi Scaffold Tulang Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia Karya Anak Bangsa

Masa Depan Kesehatan, Inovasi Scaffold Tulang Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia Karya Anak Bangsa
images info

Ditengah pesatnya perkembangan dunia teknologi dan kebutuhan akan solusi kesehatan yang berkelanjutan, Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya, muncul sebagai pionir dalam inovasi medis. 

Bayangkan sebuah masa depan di mana penyembuhan patah tulang bukan hanya bergantung pada model konvensional tetapi juga inovasi lokal yang memanfaatkan kekayaan alam.

Inovasi scaffold tulang berbasis sumber daya alam menjadi harapan baru, menggandeng kearifan lokal dan teknologi modern untuk menciptakan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. 

Tulang adalah jaringan keras yang berfungsi sebagai penopang tubuh dan pelindung organ vital. Dalam kehidupan sehari-hari, tulang sering kali terancam oleh berbagai faktor, terutama kerusakan seperti fraktur atau patah tulang.

Fraktur tulang merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan umum di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 5,5 persen menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring pertambahan populasi lanjut usia dan tingginya insiden kecelakaan lalu lintas.

Di tengah tantangan ini, Prof. Dr. Aminatun Ir. MSi, Guru Besar Ilmu Biomaterial Jaringan Keras di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, hadir dengan inovasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan fraktur tulang. Prof. Aminatun menyadari bahwa proses penyembuhan tulang memerlukan dukungan struktural yang tepat, sehingga pengembangan biomaterial seperti scaffold tulang menjadi sangat penting.

"Penelitian biomaterial yang berfungsi sebagai scaffold tulang sangat krusial untuk mempercepat penyembuhan fraktur dan mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan," ungkapnya dalam sebuah konferensi pers pada 13 Januari 2025, sebagaimana dilansir dariInfoPublik.id.

Scaffold tulang berperan sebagai struktur penopang yang memungkinkan interaksi sel dan pembentukan matriks ekstraseluler tulang, yang esensial untuk proses regenerasi. Saat ini, produk scaffold yang banyak digunakan di pasaran adalah BHA (serbuk hidroksiapatit) yang dihasilkan dari tulang sapi. Meskipun efektif, produksi BHA masih terbatas dan tergantung pada bahan baku impor. 

Pengembangan Biomaterial Lokal dari Bahan Alam

Prof. Dr. Aminatun Ir. MSi menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dengan mengembangkan produksi scaffold lokal yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia. "Kita perlu menciptakan scaffold hidroksiapatit (HA) dan biopolimer dari sumber daya lokal," jelasnya.

Berbagai limbah bahan alami, seperti tulang sapi, cangkang kerang, dan koral, dapat diolah menjadi hidroksiapatit. Selain itu, biopolimer yang berasal dari limbah cangkang udang dan kepiting, serta kolagen dan gelatin dari tulang sapi dan ikan, juga memiliki potensi besar untuk mendukung pembuatan scaffold tulang. Dengan memanfaatkan sumber daya alam ini, Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang untuk bersaing di pasar global.

Inovasi ini memiliki implikasi penting bagi sektor kesehatan dan perekonomian lokal. Produksi biomaterial lokal dapat mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap teknologi kesehatan yang lebih baik. Prof. Aminatun percaya bahwa pengembangan ini akan mendorong kemandirian bangsa dalam bidang kesehatan, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri biomaterial.

Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan memproduksi biomaterial lokal, kita memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, mengurangi limbah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melihat ke depan, Prof. Aminatun berharap bahwa inovasi ini tidak hanya akan bermanfaat bagi penyembuhan fraktur tulang tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang medis lainnya. "Kami ingin menciptakan ekosistem yang memungkinkan penelitian dan pengembangan biomaterial lokal terus berlanjut, sehingga Indonesia dapat menjadi pionir dalam bidang ini," pungkasnya.

Dengan semua upaya ini, diharapkan masyarakat Indonesia akan lebih mampu mengatasi tantangan kesehatan terkait fraktur tulang dan meraih kemandirian dalam teknologi kesehatan. Inovasi ini merupakan langkah maju untuk memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia tidak hanya menjadi potensi, tetapi juga kenyataan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.