Di Sungai Tulang Bawang, Lampung terbuat sebuah cerita rakyat yang bernama legenda buaya perompak. Legenda ini menceritakan kisah tentang seorang buaya jelmaan manusia yang memiliki harta berlimpah.
Namun buaya ini suka menangkap orang yang berada di Sungai Tulang Bawang. Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda buaya perompak tersebut?
Legenda Buaya Perompak
Dinukil dari buku Daru Wijayanti yang berjudul Cerita Rakyat Indonesia Buku 1, dikisahkan pada zaman dahulu Sungai Tulang Bawang dikenal sebagai salah satu tempat yang didiami oleh buaya buas. Banyak nelayan maupun warga yang melintasi sungai tersebut hilang dan diterkam oleh buaya.
Setiap korban yang hilang di sungai tersebut tidak pernah ditemukan lagi. Hal ini membuat warga sekitar cenderung berhati-hati bahkan menjauhi sungai tersebut.
Pada suatu hari, kejadian hilangnya warga di Sungai Tulang Bawang kembali berulang. Kali ini korbannya merupakan seorang gadis muda bernama Aminah yang hilang saat mencuci di pinggiran sungai.
Mengetahui hal ini, warga kemudian melakukan pencarian Aminah. Namun setelah berhari-hari melakukan pencarian, Aminah tidak berhasil ditemukan juga.
Akhirnya warga memutuskan untuk menghentikan pencarian. Mereka menganggap Aminah sudah tewas dimakan buaya dan tidak bisa diselamatkan lagi.
Di tempat lain di dasar sungai, ternyata terdapat sebuah gua yang menjadi kediaman buaya. Di sanalah ternyata Aminah berada dalam kondisi pingsan.
Ketika bangun dari pingsannya, Aminah terkejut melihat situasi sekitar. Sebab dirinya melihat berbagai macam harta yang berada di dalam gua tersebut.
Ketika Aminah sedang terpana melihat harta benda, tiba-tiba seekor buaya muncul menghampirinya. Aminah langsung ketakutan dan menjauh dari buaya tersebut.
Ajaibnya buaya tersebut justru berbicara dan menenangkan Aminah. Dirinya menjelaskan bahwa dia sebenarnya seorang manusia yang dikutuk menjadi seekor buaya.
Buaya tersebut dulunya merupakan seorang perompak ulung. Semua harta yang ada di gua tersebut merupakan hasil barang rampasan yang dia miliki.
Namun nahas dirinya mendapatkan sebuah kutukan yang membuatnya menjadi seekor buaya. Dirinya hanya bisa kembali ke wujud manusia pada saat malam purnama saja.
Buaya perompak kemudian menjelaskan maksud membawa Aminah ke gua tersebut. Dia tidak bermaksud untuk memakan Aminah.
Sebaliknya dia sebenarnya ingin meminang Aminah untuk menjadi istrinya. Ternyata selama ini buaya perompak sudah memperhatikan dan terpesona dengan kecantikan Aminah.
Aminah tentu menolak lamaran buaya perompak tersebut. Namun buaya perompak menawarkan harta yang dia miliki jika Aminah mau menjadi istrinya.
Sebaliknya jika Aminah menolak, maka buaya pemangsa akan langsung memangsanya. Aminah kemudian dengan terpaksa mau menjadi istri buaya perompak dan tinggal di gua tersebut bersama.
Setiap hari Aminah selalu mencari cara agar bisa kembali ke rumah orang tuanya. Hingga suatu hari buaya perompak tersebut tertidur pulas dan tidak mengawasi Aminah seutuhnya.
Aminah kemudian mencari jalan keluar dari gua tersebut. Dia kemudian menyusuri sebuah jalan yang mengantarnya ke desa sebelah tempat kampungnya berasal.
Ketika berhasil dari gua, Aminah mengucapkan rasa syukur yang mendalam. Dirinya bersyukur karena berhasil terbebas dari buaya perompak tersebut.
Akhirnya Aminah bisa kembali selamat ke rumah orang tuanya. Masyarakat desa terkejut dengan kemunculan Aminah dan menyambutnya dengan suka cita. Aminah kemudian menceritakan pengalaman yang sudah dia alami sebelumnya.
Sejak saat itu masyarakat setempat makin berhati-hati ketika melintasi Sungai Tulang Bawang. Mereka tidak ingin menjadi korban buaya perompak selanjutnya setelah mendengar pengalaman dari Aminah sebelumnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News