Mitchel Bakker menjadi satu nama yang digadang-gadang akan menjadi pemain keturunan baru untuk memperkuat Timnas Indonesia. Bek tengah ini sekarang sedang bermain untuk klub Prancis LOSC Lille.
Kabar pergerakan yang dilakukan PSSI untuk merayu Mitchel Bakker itu disampaikan oleh media asal Belanda, AD.nl. Pada laporan itu, pemain yang dikatakan berdarah Maluku itu akan memperkuat lini pertahanan skuad Garuda.
"Timnas Indonesia mungkin akan mendapatkan sentuhan Belanda yang lebih kuat. PSSI tengah berupaya untuk mendatangkan Mithcel Bakker," tulis laporan AD.nl pada Minggu (5/1/2252).
"Bek berusia 24 tahun yang saat ini bermain di Liga Champions bersama LOSC Lille itu memiliki darah keturunan Indonesia. Kakeknya disebut lahir di Maluku,” sambung media Belanda tersebut.
Keturunan Raja
Mencuatnya nama Bakker ini membuat nitizen penasaran dari mana asal usulnya. Beberapa akun lalu menjelaskan bahwa bek tengah yang pernah bermain untuk tim asal Italia, Atalanta ini berasal dari Maluku.
Keluarga Bakker dikatakan masih memiliki akar yang kuat di Pulau Kisar, Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya. Bahkan marga Bakker masih keturunan dari Raja Wonreli, orang Kisar yang menikah dengan keturunan Eropa.
Hal ini diperjelas dalam tulisan Ernst Rodenwaldt dalam buku Die Mestizen auf Kisar (Keturunan Indo-Eropa di Kisar) tahun 1928 bahwa Kisar adalah bagian Provinsi Banda yang dikuasai Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC). Supaya memperkuat posisinya banyak serdadu VOC yang menikah dengan warga sekitar.
Karena pernikahan inilah lahir 12 marga yang merupakan keturunan Indo-Eropa, yakni Joostensz, Wouthuysen, Caffin, Lerrick, Peelman, Lander, Ruff, Bellmin-Belder, Coenradi, Van Delsen, Schilling, dan Bakker.
Keluarga Kerajaan Kisar sendiri mendapatkan nama Bakker dari seorang juru tulis yang salah mengeja nama mereka, yaitu Pakar. Ketika itu Pakar terkenal begitu loyal dengan VOC, sehingga diangkat sebagai raja.
“Mereka mengangkat Pakar sebagai raja dan memindahkan wilayah kekuasaannya yang sekarang disebut Wonreli, ke sekitar benteng,” tulis Sonny Pellokia dalam Sejarah Kampong Kisar di Kupang yang dimuat Media Kota News.
Mereka yang merawat
Yoan M Frans Bakker, seorang keturunan Kisar yang tinggal di Ende, Flores masih tetap menjaga garis keturunannya. Dia mengaku mendapatkan nama Bakker dari garis ibunya yang menikah dengan penduduk lokal bermarga Frans.
Dilihat dari YouTube Jarwo Songhae, Yoan memang tak seperti wanita yang berasal dari Timur. Wajahnya putih bersih, berhidung mancung dan bermata kecil.
Dia mengaku banyak dari keluarganya yang memiliki wajah seperti orang-orang Eropa. Banyak dari mereka yang masih tinggal di Pulau Kisar.
“Banyak. Ada marga Joostensz, Wouthuysen, Caffin, Lerrick, Peelman, Lander, Ruff, Bellmin-Belder, Coenradi, Van Delsen, Schilling, dan Bakker yang mempunyai wajah seperti orang luar negeri. Mata nya biru. Kulitnya putih bersih,” ucapnya.
“Ada sepupu saya, namanya Emmanuel, dia di Dubai. Dia juga face nya seperti orang Belanda. Kulitnya bersih hidung mancung,” paparnya.
Yoan menjelaskan bahwa baru mengenal asal usul keluarganya ketika ada acara keluarga. Saat itu, dirinya melihat ada silsilah keluarganya yang berasal dari Pulau Kisar.
“Ada silsilah keluarga, saya tanya-tanya ada Bakker ada Frans. Rupanya nya ada keturunan itu. Marga Bakker itu keturunan Belanda. Saya juga berpikir iya juga ya. Kalau kumpul keluarga seperti orang Barat,” ucapnya.
Sumber:
- Op WK-ticket jagend Indonesië probeert ook Mitchel Bakker te strikken
- Sejarah Kampong Kisar di Kupang
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News