Aktivitas manufaktur Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dan menjadi salah satu pilar utama dalam menopang perekonomian nasional.
Sepanjang tahun 2024, sektor ini mencatatkan dinamika yang signifikan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia berada di zona ekspansi sebanyak tujuh kali.
Pada bulan Desember 2024, PMI Indonesia mencapai 51,2, level tertinggi sejak Mei 2024, yang menunjukkan optimisme dalam sektor ini.
Transaksi Aset Kripto Indonesia Meroket 356%, Potensi Pasar Semakin Besar!
PMI Indonesia Kembali ke Zona Ekspansi
Kenaikan PMI dari 49,6 pada November menjadi 51,2 pada Desember 2024 didorong oleh peningkatan produksi dan permintaan baru, baik dari pasar domestik maupun internasional.
Hal ini kontras dengan beberapa negara ASEAN seperti Vietnam dan Malaysia yang mencatatkan PMI di zona kontraksi masing-masing pada level 49,8 dan 48,6.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa kembalinya aktivitas manufaktur Indonesia ke zona ekspansif mencerminkan solidnya perekonomian nasional meskipun di tengah tantangan global.
Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melampaui 5 persen pada tahun 2024.
Daya Beli dan Optimisme Konsumen Menjadi Kunci
Kuatnya permintaan domestik terhadap produk dalam negeri menjadi faktor penting dalam menopang sektor manufaktur.
Indeks Penjualan Ritel (IPR) mencatat kenaikan sebesar 1,7 persen secara tahunan pada November 2024, sedangkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia melonjak ke level 125,9 pada bulan yang sama.
Peningkatan daya beli masyarakat ini didukung oleh inflasi yang terkendali, yang berada dalam rentang sasaran pemerintah sebesar 1,57 persen (yoy) pada Desember 2024.
Harga pangan yang stabil dan kebijakan fiskal yang mendukung daya beli turut memperkuat konsumsi domestik, salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Cadangan Minyak Baru Ditemukan Sumatra Selatan, Ketahanan Energi Nasional Makin Kuat
Dukungan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berkomitmen untuk menjaga momentum ini dengan menciptakan kondisi yang kondusif bagi sektor manufaktur dan melindungi daya beli masyarakat.
Kebijakan pengendalian inflasi yang responsif, termasuk pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), telah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Kebijakan harga energi yang stabil serta penurunan tarif transportasi udara selama liburan Natal dan Tahun Baru juga memberikan dampak positif terhadap inflasi.
Inflasi inti yang mencapai 2,26 persen (yoy) pada Desember 2024 mencerminkan tren positif di berbagai sektor, termasuk penyediaan makanan dan minuman, pakaian, serta perawatan pribadi.
Produk Halal Indonesia Terus Meroket, Berpotensi Besar Kuasai Pasar Internasional
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News