Halo Kawan GNFI!
Mari kita simak kisah inspiratif Nursyahida.
Nursyahida adalah seorang guru biologi dari perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Ia memiliki pengalaman yang mencerminkan bahwa tekad dan kerja keras dapat berkontribusi pada kesuksesan.
Nursyahida berasal dari latar belakang keluarga nelayan sederhana dan kini menjadi pendidik yang aktif di kawasan perbatasan negara, berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa-siswanya.
Nursyahida awalnya bercita-cita untuk menjadi seorang bidan, tetapi orang tuanya menyarankan agar ia menjadi guru. Meskipun berasal dari keluarga nelayan yang tidak mampu, Nursyahida berhasil mendapatkan pendidikan yang layak.
Nursyahida adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dan merasakan pendidikan yang baik, yang membantunya untuk berkembang. Dengan latar belakang tersebut, Nursyahida kini menjalani karir sebagai guru, berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi siswa-siswanya.
Setelah lulus SMA pada tahun 2012, Nursyahida menghadapi kebingungan mengenai langkah selanjutnya. Orang tuanya meminta agar ia menganggur selama setahun karena keterbatasan biaya. Namun, Nursyahida memilih untuk tidak menunda kuliah. Ia terinspirasi oleh nasihat kakaknya yang mengatakan bahwa, "Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu, dan dengan itu kita bisa mengangkat derajat orang tua."
Nursyahida, yang termotivasi oleh pandangan negatif terhadap keluarganya, berhasil meraih beasiswa Bidikmisi untuk meringankan beban biaya pendidikannya. Kini, ia berkarir sebagai guru biologi di SMAN 1 Sebatik Tengah, di perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.
Kawan GNFI, Nursyahida tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai guru, tetapi juga menjabat sebagai pembina OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah. Dengan kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan dan sosial, ia mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pesisir di Wisata Pantai Indah Desa Tanjung Aru. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat sekitar
Setiap Minggu sore, Nursyahida mengajar anak-anak di pantai dan berperan sebagai relawan literasi di kawasan perbatasan. Meskipun sering ditanya tentang kelelahan akibat bekerja dari Senin hingga Jumat dan mengisi hari liburnya dengan kegiatan sosial, Nursyahida meyakini bahwa berbuat baik akan mendatangkan kebaikan baginya di kemudian hari.
Nursyahida mengajak siswa-siswanya untuk mengembangkan potensi diri tidak hanya di kelas, tetapi juga melalui keterlibatan di masyarakat, seperti menjadi relawan di TBM Pulau Sebatik. Pengalaman ini melatih kemampuan public speaking dan mental siswa. Selain itu, Nursyahida aktif dalam karang taruna desanya dan terlibat dalam program Guru Penggerak di Provinsi Kalimantan Utara.
Sebagai seorang guru, Nursyahida merasa perlu untuk terus belajar. Ia mengikuti berbagai lomba untuk mengukur kemampuannya dan berinteraksi dengan orang-orang hebat. Setiap tahun, ia menetapkan target untuk berpartisipasi dalam lomba sebagai upaya untuk tetap termotivasi.
Kawan GNFI, Nursyahida dikenal karena usaha dan dedikasinya dalam dunia pendidikan di daerah perbatasan. Meskipun mengalami banyak kegagalan di tahun-tahun sebelumnya, ia tidak menyerah. Setelah mengalami titik terendah dalam hidupnya, Nursyahida merasa enggan untuk mengikuti lomba lagi. Namun, dorongan dari keluarganya, terutama ibunya dan Kepala Sekolahnya, Ibu Rusia, S.Pd, berhasil membangkitkan semangatnya untuk berjuang kembali.
Di tahun 2023, Nursyahida mengambil langkah berani. Dengan tekad yang kuat dan dukungan penuh dari orang-orang terkasih, ia mengikuti ajang Kompetisi Apresiasi Tingkat daerah di Provinsi Kalimantan Utara. Kerja keras dan inovasinya membuahkan hasil manis: ia berhasil meraih juara 3 dalam kategori GTK Inovatif Guru SMA.
Kemenangan ini mencerminkan hasil dari semangat pantang menyerah yang dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Nursyahida dianggap sebagai contoh positif, menunjukkan bahwa setiap kegagalan merupakan langkah menuju kesuksesan yang lebih besar.
Pada tahun 2024, menjadi tahun penuh prestasi bagi Nursyahida. Ia kembali meraih juara 1 di tingkat provinsi dalam Event Guru Penggerak CBP Rupiah, pada ajang Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan mewakili Kalimantan Utara di tingkat nasional.
Setelah lomba tersebut, di tahun yang sama, Nursyahida mengikuti pendidikan sebagai Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Pendidikan guru penggerak ini berlangsung selama enam bulan.
Nursyahida mengakui bahwa dukungan dari keluarganya dan teman-teman sesama guru di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah sangat berarti baginya. Mereka bukan sekadar rekan kerja, mereka adalah sebuah komunitas yang saling menguatkan dan menginspirasi. Setiap kali Nursyahida menghadapi tantangan, baik dalam mengajar maupun dalam mengikuti lomba, ia selalu bisa mengandalkan mereka untuk memberi motivasi dan semangat.
Selain itu, Nursyahida juga mendapatkan panggilan untuk mengikuti PPG Piloting 2. Meskipun sempat merasa dilema karena kesibukan, dukungan dari kepala sekolah dan rekan-rekannya membantunya untuk tetap melanjutkan.
Di bulan November, bulan kelahirannya, Nursyahida merasakan hasil dari semua usaha dan kerja kerasnya. Ia berhasil meraih juara 2 dalam Lomba Jambore GTK, lulus PPG Piloting 2, dan mendapatkan nominasi sebagai pemenang "Mitra Edukasi" Cinta Bangga Paham Rupiah terbaik Kalimantan Utara tahun 2024.
Di bulan Desember, Nursyahida akhirnya dinyatakan berhasil lulus sebagai Guru Penggerak. Pendidikan yang luar biasa ditempuh selama enam bulan, benar-benar menguras banyak energi, pikiran, dan emosi. Banyak aktivitas yang dikelola secara bersamaan. Nursyahida menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengatur waktu.
Nursyahida berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dan menganggap setiap kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sebagai hal yang penting. Ia menyatakan, "Tidak ada kata rugi. Setiap kegiatan memberikan kita pengalaman, poin, dan teman. Rezeki tidak akan pernah tertukar."
Pesan khusus Nursyahida untuk Semua Anak Muda
Kawan GNFI, Nursyahida, guru di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah, menyampaikan pesan kepada anak muda dan siswa-siswanya melalui pesan singkat di WhatsApp Messenger kepada media ini. Ia mengatakan, "Kepada semua siswa, jangan pernah merasa insecure atau ragu akan potensi diri. Rasa takut adalah musuh terbesar kita. Temukan dukungan dari orang-orang positif dan jangan pedulikan pendapat negatif."
Ajang lomba adalah kesempatan untuk mengenali persaingan dan mengukur kemampuan. Ingat, tanggung jawab atas kesuksesan ada pada diri sendiri. Setiap pengalaman adalah pelajaran berharga yang membentuk karakter.
Mari gali potensi, lawan rasa takut, dan terus berkarya. Keberanian untuk mencoba dan berinovasi adalah langkah pertama menuju kesuksesan." ujarnya mengakhiri pesan di WhatsApp Messenger.
Nah, Kawan GNFI, kisah Nursyahida, seorang guru di perbatasan negara, mencerminkan tekad, kerja keras, dan pentingnya berbuat baik. Perjalanannya tidak hanya mengangkat derajat dirinya, tetapi juga keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News