legenda limonu dari gorontalo kisah pertarungan pendekar dengan sang guru - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Limonu dari Gorontalo, Kisah Pertarungan Pendekar dengan Sang Guru

Legenda Limonu dari Gorontalo, Kisah Pertarungan Pendekar dengan Sang Guru
images info

Legenda Limonu dari Gorontalo, Kisah Pertarungan Pendekar dengan Sang Guru


Legenda Limonu merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Gorontalo. Cerita rakyat ini berkisah tentang seorang pendekar yang ahli dan memiliki kemampuan mumpuni.

Dalam perjalanannya, pendekar ini ternyata mesti bertarung dengan guru yang sangat dia hormati. Situasi ini terjadi karena ternyata sang guru merupakan dalang di balik kematian ayah dan kakaknya dalam sebuah pertempuran.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda Limonu tersebut? Simak kisah lengkap dari legenda ini dalam artikel berikut.

Legenda Limonu

Dilansir dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, diceritakan pada zaman dahulu hiduplah seorang pendekar bernama Limonu. Dirinya memiliki kemampuan silat dan bertarung yang handal.

Kemampuan yang didapatkan oleh Limonu ini dia dapatkan dari sang guru yang bernama Hemuto. Bahkan berkat keahliannya, Limonu menjadi murid kesayangan dari gurunya tersebut.

Pada suatu hari, Limonu menerima sebuah keris dari sang ibu. Keris ini merupakan peninggalan dari sang ayah yang gugur ketika berperang ke Negeri Barat.

Ibu Limonu bercerita bahwa sang ayah dulunya merupakan penguasa di daerah tersebut. Berbekal pesan dari Raja Wadipalapa II, sang ayah dan kakaknya pergi ke Negeri Barat untuk mendirikan kerajaan baru di daerah tersebut.

Namun sesampainya di Negeri Barat, pasukan yang dipimpin oleh sang ayah ternyata bisa dikalahkan. Bahkan ayah dan kakak Limonu gugur dalam pertempuran tersebut.

Ibu Limonu kemudian berkata bahwa pasukan Negeri Barat yang mengalahkan ayahnya tersebut dipimpin oleh Hemuto. Limonu terkejut setelah menerima fakta yang diceritakan oleh ibunya tersebut.

Limonu menjadi bimbang setelah mendengar cerita sang ibu. Dirinya merasa bimbang dengan perasaannya sendiri.

Di satu sisi, Limonu ingin membalaskan kematian ayah dan kakaknya. Di sisi lain, dirinya merasa bimbang karena dalang di balik kematian tersebut merupakan guru yang sangat dia hormati.

Akhirnya Limonu memutuskan untuk membalaskan kematian ayah dan kakaknya. Namun Limonu ingin melakukannya dengan cara terhormat.

Limonu kemudian membentuk pasukan kecil yang setia kepada dirinya. Pasukan ini bertugas untuk menghalau setiap musuh yang menyerang wilayah tersebut.

Lama kelamaan, ketenaran pasukan Limonu makin terdengar di mana-mana. Bahkan masyarakat sangat menghormati pasukan Limonu yang sudah menjaga mereka.

Setelah merasa pasukannya cukup tangguh, Limonu kemudian mulai pergi ke beberapa perguruan lainnya. Dalam pertemuan inilah Limonu akhirnya bertemu dengan sang guru, Hemuto.

Dalam pertemuan ini Limonu bertanya kepada sang guru apakah dirinya mesti membalaskan kematian ayah dan kakaknya dalam sebuah pertempuran. Hemuto yang menyadari arah pertanyaan Limonu kemudian menjawab jika diperbolehkan apa yang akan dia lakukan.

Limonu kemudian berkata bahwa dia akan memberikan dua pilihan. Pertama, dia akan melanjutkan pertempuran untuk membalaskan dendam keluarganya.

Kedua, dirinya akan menerima maaf dari pihak lawan jika dia bersedia menyerah dan memberikan Negeri Barat. Dengan demikian, Limonu tetap bisa meneruskan misi dari sang ayah dulunya.

Hemuto yang merasa tersinggung dengan perkataan muridnya memutuskan untuk menabuh genderang perang. Akhirnya pertempuran antara murid dan guru ini tidak terelakkan.

Dalam pertempuran ini banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan. Namun pasukan Limonu yang juga dibantu oleh masyarakat berhasil mengalahkan Hemuto.

Akhirnya Limuno berhasil membalaskan kematian sang ayah dan kakaknya serta mewujudkan mimpi untuk mendirikan kerajaan di Negeri Barat. Ketenaran Limuno makin terkenal di dua daratan tersebut dan memimpin daerah itu dengan baik dan bijaksana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.