Desa Wisata Blimbingsari, yang terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi salah satu desa wisata religi di Jembrana. Hal yang menjadi daya tariknya adalah gereja tertua dengan desain arsitektur Bali.
Diketahui Desa Wisata Blimbingsari dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Kristen. Tetapi masyarakat di sana masih tetap mempertahankan tradisi Bali yang melekat.
Ketut Syuga Ayub menjelaskan awal mula munculnya Desa Blimbingsari berasal dari orang-orang Kristen di Bali. Karena mempertahankan keyakinannya, mereka dibuang ke sebuah hutan angker yang kelak menjadi Desa Blimbingsari.
“Pada saat itu orang-orang Kristen yang dibuang itu mulai menebang-nebang pohon yang ada di hutan sehingga hutan itu layak untuk dijadikan tempat hunian bagi mereka,” tulisnya dalam Blimbingsari The Promise Land: Gereja Kristen Protestan di Bali.
Tempat yang asri
Dimuat dari Detik, akses menuju Desa ini cukup mudah, sekitar 26 kilometer ke arah barat pusat kota Negara dan sekitar 20 kilometer dari arah Pelabuhan Gilimanuk. Bila sudah sampai, wisatawan akan disambut gapura besar Desa Blimbingsari atau pengunjung asing sering menyebut Blimbingsari Gate.
Wisatawan bisa melihat simpang empat Tugu Salib, tidak jauh dari pintu desa. Di mana di simpang empat ini merupakan titik pusat desa dan ditempatkan tugu dengan simbol salib.
Perbekel Desa Blimbingsari I Made John Ronny menceritakan, Desa Blimbingsari bermula pada tahun 1939. Awalnya, Desa Blimbingsari berasal dari orang-orang Denpasar dan sekitarnya.
"Jadi mereka pindah ke Desa Blimbingsari pada tahun 1939," kata John Ronny.
Desa wisata
Desa Blimbingsari menawarkan suasana desa yang rapi, hijau, dan bersih. Kebun atau taman di pinggir jalan desa dan di rumah penduduk tertata rapi, sejuk dipandang mata.
Hal yang menariknya lagi adalah ketika melihat sekeliling, di jalanan tidak ada sampah terlihat berserakan di desa yang penduduknya mayoritas menganut agama Nasrani ini.
Pada 16 Desember 2011, Desa Blimbingsari ditetapkan sebagai desa wisata oleh Gubernur Bali. Tetapi raihan ini telah diperjuangkan sejak tahun 2005 dengan pembentukan komite pariwisata.
Komite ini khusus menangani pariwisata atau tamu-tamu yang datang ke Desa Blimbingsari. Hal yang menarik adalah Desa Wisata Blimbingsari merupakan pariwisata pariwisata berbasis masyarakat.
Misanya mereka tidak membangun hotel-hotel khusus untuk wisatawan. Tetapi menggunakan rumah-rumah warga sebagai tempat menginap.
"Menggunakan semua rumah-rumah masyarakat sebagai penginapan atau akomodasi," ujar Sekretaris Komite Pariwisata Desa Blimbingsari I Wayan Murtiyasa (65).
Selain itu, mereka juga memberdayakan kelompok kuliner yang ada di masyarakat. Termasuk melibatkan anak-anak muda untuk menjadi pemandu wisata.
sumber:
Ketut Syuga Ayub Blimbingsari The Promise Land: Gereja Kristen Protestan di Bali.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News