Asia Tenggara telah menjadi pusat produksi utama bagi produsen otomotif global, dengan negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam memiliki basis manufaktur yang aktif dan menarik investasi asing.
Namun, pasar otomotif di kawasan ini mengalami penurunan penjualan sebesar 5,7% secara tahunan pada 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan signifikan di dua pasar terbesar, yaitu Thailand (-18,4%) dan Indonesia (-16,1%). Meski demikian, data penjualan bulanan menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,1% secara tahunan, yang mengindikasikan potensi pemulihan menjelang akhir tahun.
Untuk analisis lebih lanjut, data penjualan dari beberapa negara di kawasan ini dapat dilihat di bawah ini.
Pasar otomotif Asia Tenggara menunjukkan dinamika yang beragam pada tahun 2024. Sementara Thailand dan Indonesia mengalami penurunan signifikan, Malaysia, Filipina, dan Singapura melaporkan pertumbuhan positif.
Produsen Jepang tetap dominan di kawasan ini, dengan Toyota memimpin pangsa pasar di beberapa negara utama, termasuk Indonesia dengan 35,0% pada September 2024, diikuti oleh Daihatsu (17,4%) dan Honda (10,9%).
Sementara itu, produsen asal Tiongkok dan Korea Selatan terus memperkuat posisinya, terutama di segmen kendaraan listrik (EV). Merek-merek Tiongkok seperti BYD Auto, SAIC, dan Hozon Auto mencatat kemajuan pesat, terutama di pasar Thailand.
Minat Kendaraan Listrik Meningkat di Asia Tenggara
Minat terhadap kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara terus tumbuh, didorong oleh kesadaran lingkungan, insentif pemerintah, dan beragamnya model EV yang tersedia.
Di Thailand, BYD Auto memimpin pasar kendaraan listrik murni (BEV) dengan 22.236 unit terdaftar dari Januari hingga September 2024, diikuti oleh produsen Tiongkok lainnya seperti SAIC dan Hozon Auto. Tren ini mencerminkan pengaruh yang semakin besar dari produsen otomotif Tiongkok di pasar EV kawasan ini.
Kebijakan dan Peristiwa Membentuk Pasar Asia Tenggara
Berbagai kebijakan dan peristiwa berdampak besar pada pasar otomotif Asia Tenggara di tahun 2024. Krisis chip global terus mengganggu produksi dan rantai pasok, menyebabkan penundaan pengiriman dan kenaikan harga, terutama di Indonesia, yang berkontribusi pada penurunan penjualan kendaraan.
Di sisi lain, inisiatif pemerintah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik (EV) semakin membentuk pasar, termasuk investasi dalam infrastruktur EV dan pemberian insentif pembelian. Salah satu contohnya adalah Great Wall Motor (Thailand) yang mempresentasikan visinya pada International NEV Summit 2024, menekankan solusi mobilitas berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News