cerita patung naga kota baubau yang berdiri kokoh sepanjang 5 kilometer - News | Good News From Indonesia 2024

Cerita Patung Naga Kota Baubau yang Berdiri Kokoh "Sepanjang" 5 Kilometer

Cerita Patung Naga Kota Baubau yang Berdiri Kokoh "Sepanjang" 5 Kilometer
images info

Jika Kawan GNFI sedang menaiki kapal dari Barat menuju Timur dan singgah di Pelabuhan Murhum Baubau, Kawan akan melihat sebuah kepala patung Naga hijau yang unik. Patung kepala naga tersebut berwarna hijau menghadap ke laut, seolah mengucapkan selamat datang kepada para pendatang. Tubuhnya yang hijau keemasan terlihat mengkilap ketika terkena sinar matahari di Pantai Kamali.

Tidak sedikit wisatawan yang sengaja berkunjung untuk berfoto di patung Naga tersebut. Patung naga ini telah menjadi ikon khas di Kota Baubau, Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara.

Naga sebagi simbol Kota Baubau dianggap punya kaitan dengan Naga Lawero yang sejak dahulu mengisi cerita-cerita rakyat di wilayah Kesultanan Buton. 

Lawero dianggap sebagai simbol masyarakat Suku Buton yang kokoh dan tangguh, tidak hanya secara fisik, namun juga kepribadian dan sikap. Lawero telah muncul dan melekat sejak lama, hal ini terlihat pada ukiran di bubungan rumah adat Malige atau Istana Sultan Buton.

Secara anatomi, model Naga yang berada di Pantai Kamali ini dianggap berasal dari Cina, karena patung Naga tersebut bersisik hijau keemasan dengan jari bercakar berjumlah lima (5).

Berdirinya patung Naga asal Cina di pusat kota Baubau dianggap beberapa kalangan sebagai simbol hubungan baik perdaganan Kesultanan Buton dengan bangsa Cina di masa lampau.

Patung kepala Naga setinggi 5 meter tersebut dibangun tahun 2007 oleh Pemerintah Baubau di Taman Pantai Kamali.

Uniknya, Naga ini juga memiliki ekor. Ekornya baru dibangun 3 tahun kemudian pada 2010. Patung berbentuk ekor Naga setinggi 7 meter tersebut bisa terlihat di Bukit Palagimata, tepat di depan Kantor Walikota Baubau.

Antara kepala dan ekornya berjarak sekitar 5 kilometer, sehingga ada lelucon yang berkembang dari para pendatang dan masyarakat setempat, bahwa patung ini bisa disebut sebagai patung Naga "terpanjang" di dunia.

Jarak Pantai Kamali tempat berdirinya patung kepala Naga ini, tidak jauh dari Pelabuhan Murhum, salah satu pelabuhan terbesar di Sulawesi. Pelabuhan ini merupakan tempat singgah kapal Pelni yang mengantarkan penumpang dari Barat menuju Timur, ataupun sebaliknya. 

Pengunjung pelabuhan seringkali menyempatkan diri untuk melihat kepala Naga lebih dekat sambil menikmati keindahan Pantai Kamali. Kemudian beberapa juga menyewa ojek ke Bukit Palagimata agar bisa melihat naga ini secara "lengkap".

Mengutip dari Tribunnews Sultra, Imron Kudus, seorang budayawan Buton, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada informasi konkrit mengenai makhluk mitologi Naga di sejarah Masyarakat Buton.

Namun, masih menurutnya, makna Naga bisa dianggap sebagai simbol kekuatan dan keperkasaan Kesultanan Buton.

Naga tidak bisa dipisahkan dari nanas. Simbol buah nanas dianggap lebih melekat dengan masyarakat Buton. Ornamen naga dan aksesori nanas bisa ditemui di berbagai rumah masyarakat Baubau. 

Secara filososfis, nanas bisa tumbuh di mana saja, ini menggambarkan masyarakat Buton yang mampu beradaptasi di mana pun. Nanas juga memiliki mahkota yang menggambarkan pemimpin yang melindungi rakyat, sisik nanas kemudian menjadi cerminan masyarakat diaspora Buton yang tersebar di mana-mana, sedangkan daun yang berduri menggambarkan mayarakat Buton yang siap melawan jika diganggu.

Meskipun Pihak daripada budayawan Imron Kudus tidak bisa memberikan kepastian mengenai makna Naga di Baubau, yang jelas keberadaan patung kepala naga dan ekor yang terpisah sejauh 5 kilometer ini selalu menjadi daya tarik pengunjung yang tengah singgah.

Penggunaan makhluk mitologi Naga sebagai simbol daerah Buton bisa saja dianggap sebagai ekspresi lokal yang terbangun berdasarkan latar belakang budaya dan sejarah Kesultan Buton. Naga, pada akhirnya, menjadi simbol dan lambang daerah Buton yang dapat diwariskan sebagai pembelajaran budaya kepada generasi-generasi selanjutnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.