adiksi media sosial menjerat gen z ini 3 cara efektif hentikan kebiasaan doomscrolling - News | Good News From Indonesia 2024

Adiksi Media Sosial Menjerat Gen Z? Ini 3 Cara Efektif Hentikan Kebiasaan Doomscrolling

Adiksi Media Sosial Menjerat Gen Z? Ini 3 Cara Efektif Hentikan Kebiasaan Doomscrolling
images info

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi Z, bahkan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti pekerjaan, hiburan, hingga investasi.

Sering kali, sebagian orang terjebak dalam penggunaan media sosial yang berlebihan, sehingga memicu kebiasaan doomscrolling.

Doomscrolling merupakan kecenderungan penggunaan media sosial secara berlebihan dan terfokus pada konten-konten yang negatif.

Mengutip dari Detik, pakar psikologi dari Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana, menjelaskan bahwa kecanduan media sosial dan doomscrolling dipengaruhi oleh durasi, intensitas, frekuensi, serta jenis informasi yang diperoleh, yang melebihi batas wajar dan memengaruhi keseharian.

Selain itu, berdasarkan informasi dari laman RRI, praktisi media sosial, Feri Santara menyampaikan bahwa jika seseorang sudah merasa tidak bisa melepaskan diri dari dunia maya, serta terus-menerus memantau perkembangan terbaru di media sosial, atau merasa takut ketinggalan, itu bisa menjadi tanda dari kecanduan media sosial atau doomscrolling.

Apabila kebiasaan tersebut dilakukan secara terus-menerus, doomscrolling dapat memicu kegelisahan, stres, dan bahkan gangguan mental lainnya.

Oleh karena itu, Kawan GNFI perlu membentengi diri dengan menerapkan sejumlah cara efektif untuk menghentikan kebiasaan doomscrolling di bawah ini, seperti:

Baca juga: Kehidupan Mahasiswa di Era Digital, Produktivitas atau Kecanduan Teknologi?

Gunakan Aplikasi Pembatas Screen Time

Masifnya perkembangan teknologi membuat generasi Z semakin tergantung pada perangkat digital dan media sosial.

Media sosial kerap menyajikan berbagai konten menarik yang membuat kita mudah terlena, mulai dari mengonsumsi konten yang belum tentu bermanfaat hingga akhirnya lupa waktu.

Hal ini juga menyebabkan semakin banyak orang mengalami fear of missing out (FOMO), yaitu rasa takut tertinggal dari perkembangan atau informasi yang ada, yang pada akhirnya bisa berisiko kecanduan maupun doomscrolling.

Oleh karena itu, Kawan perlu menetapkan batasan screen time dalam menggunakan media sosial agar tidak terjerumus ke dalam kebiasaan doomscrolling.

Untuk memudahkannya, Kawan bisa menggunakan aplikasi pendukung seperti Offtime, lalu atur waktunya dan tentukan aplikasi atau laman mana yang ingin diblokir sementara waktu. Misalnya, jika sudah terlalu larut scrolling Instagram, Kawan bisa memblokir akses ke aplikasi tersebut untuk sementara.

Sebenarnya, bisa saja langsung meng-uninstall aplikasi tersebut. Namun, melalui aplikasi pendukung, Kawan juga bisa sekalian menerapkan teknik pomodoro, serta adanya pengingat membuat Kawan tidak mudah mengakses kembali sebelum waktunya.

Melalui cara ini, Kawan dapat lebih disiplin dalam mengonsumsi media sosial, sehingga bisa mencegah kecanduan scrolling di media sosial.

Ciptakan Rutinitas Sehat

Banyak orang yang masih memulai pagi dengan membuka media sosial terlebih dahulu, sehingga tanpa sengaja kita mengonsumsi informasi yang belum tentu diperlukan atau bahkan memicu emosi negatif.

Mengonsumsi konten atau berita negatif bisa membuat kita lebih mudah merasa cemas dan stres.

Daripada langsung membuka media sosial di pagi hari, ada baiknya Kawan melakukan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan menyehatkan. Begitu juga saat waktu luang maupun menjelang tidur malam.

Kawan bisa menjauhkan ponsel dan fokus pada hal-hal bermanfaat untuk diri sendiri. Cobalah menjalani hobi atau mencoba aktivitas baru yang belum pernah dilakukan, seperti olahraga, meditasi, membaca, atau journaling.

Menghabiskan waktu untuk hal-hal bermanfaat dapat mencegah kebiasaan doomscrolling, mengurangi dampak buruknya, dan mendukung kesehatan fisik serta mental.

Selain itu, Kawan juga bisa menonaktifkan notifikasi untuk beberapa aplikasi media sosial, yang dapat mengurangi godaan untuk terus-menerus mengecek ponsel. Dengan begitu, Kawan bisa lebih fokus pada pekerjaan atau aktivitas sehari-hari tanpa terganggu oleh informasi yang kurang penting.

Terapkan Digital Detox

Terlalu terhubung secara terus-menerus dengan media sosial dapat menguras energi, mengganggu fokus, dan akhirnya mengurangi kualitas hidup. 

Sebab, kita terlalu fokus pada dunia maya daripada kehidupan nyata, serta terpapar oleh banyaknya informasi yang kurang penting, sehingga memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita.

Digital detox bisa menjadi langkah yang efektif untuk memberi kesempatan bagi diri kita beristirahat sejenak dari perangkat digital.

Cara ini bisa dilakukan selama beberapa jam atau bahkan satu hari penuh. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi, serta mengembalikan kontrol diri.

Selama melakukan digital detox, Kawan bisa memperbanyak istirahat dan fokus pada interaksi nyata. Hal ini akan membuat tubuh lebih segar, hubungan sosial menjadi lebih bermakna, dan pikiran juga jadi lebih berfokus pada hal-hal positif.

Terkadang kita membuka media sosial sebagai cara untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan, atau bahkan menghindari tanggung jawab yang ada.

Meskipun media sosial mungkin tampak menghibur. Namun, itu bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan.

Jadi, luangkan waktu untuk merenungkan kembali alasan scrolling media sosial, agar Kawan bisa menggunakan teknologi dengan lebih bijak dan mindful.

Baca juga: Manfaat Digital Detox dalam Menjaga Kesehatan Mental Remaja dari Kecanduan Gadget

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.