Indonesia memiliki tingkat kerentanan bencana alam yang cukup tinggi karena letaknya yang berada di antara tiga lempeng dan merupakan negara tropis yang memiliki musim hujan yang intens.
Bencana alam terjadi akibat banyak faktor, salah satunya faktor geologi sehingga sering disebut dengan bencana geologi.
Bencana geologi yaitu bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas bumi, contohnya adalah gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, dan tanah longsor, yang mana menyebabkan kerugian materi bahkan korban jiwa.
Oleh karena itu, memahami jenis-jenis bencana geologi dan cara mitigasinya dapat membantu masyarakat agar awas dan mampu bersiap siaga terhadap bencana yang dapat terjadi kapan pun dan mengurangi dampak bencana.
Strategi Mitigasi Bencana Geologi, Antisipasi dalam Ketidakpastian
Jenis-Jenis Bencana Geologi di Indonesia
Berikut jenis-jenis bencana yang disebabkan faktor geologi yang dilansir dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian kesehatan RI.
1. Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi akibat aktivitas yang berlangsung dari bawah permukaan bumi. Gempa bumi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
Gempa tektonik disebabkan oleh pergerakan lempeng sehingga menghasilkan getaran yang merambat ke permukaan bumi. Sedangkan gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung api. Gempa menyebabkan kerusakan bangunan dan infrastruktur.
2. Letusan Gunung Api
Dilihat dari sudut pandang geologi, Indonesia banyak memiliki gunung api karena terletak di jalur cincin api dunia yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng.
Hal ini membuat Indonesia berpotensi terkena dampak letusan gunung api yang tinggi. Letusan gunung api dapat menyebabkan aliran lava, abu vulkanik, dan lahar yang merusak area sekitar gunung api.
3. Tsunami
Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng, longsoran, dan letusan gunung api yang ada di bawah laut. Tsunami merupakan bencana lanjutan yang dapat ditimbulkan gempa jika titik gempa berasal dari laut.
Tsunami dapat menyebabkan dampak kerusakan yang besar bagi masyarakat. Sebab, gelombang air laut yang melaju dengan kecepatan tinggi mampu menyapu dan menghancurkan apa saja yang dilewatinya.
4. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa pergerakan massa batuan atau tanah akibat faktor tanah itu sendiri maupun ketidakstabilan lereng. Tanah longsor biasanya terjadi saat musim hujan, ketika curah hujan sedang tinggi dan intensitasnya lama. Dengan demikian, ini memicu pergerakan tanah yang jenuh atau penuh dengan air.
Tanah longsor dapat memberi dampak kerusakan dan kerugian seperti menimpa pemukiman masyarakat, menyebabkan korban jiwa dan kehilangan harta benda.
Pentingnya Mitigasi Bencana Geologi
Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan bencana geologi, maka diperlukan strategi untuk mitigasi bencana.
Dikutip dari situs BPDB Klaten, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008, pasal 1 ayat 6, "mitigasi adalah serangkaian upaya yang di lakukan untuk menanggulangi risiko bencana baik melakukan pembangunan fisik, maupun penyadaran, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana."
Mitigasi bencana terbagi menjadi dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan non struktural. Mitigasi struktural merupakan upaya mengurangi risiko bencana dengan pembangunan fisik berdasarkan spesifikasi tertentu.
Menghadapi Risiko Alam di Negara Kepulauan; Berikut Tahapan Mitigasi Bencana Daerah Pesisir Yang Perlu Kamu Ketahui!
Misalnya membangun infrastruktur tahan gempa dan tsunami, membangun sarana yang mudah diakses disabilitas, membuat tanggul, serta mengembangkan teknologi untuk pendeteksian dan peringatan bencana sehingga memungkinkan masyarakat untuk bersiap siaga mengungsi ke tempat lebih aman.
Adapun mitigasi nonstruktural berfokus pada peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bencana alam serta cara mitigasi yang dapat dilakukan mulai dari diri sendiri. Sebagai contoh, memberikan pelatihan evakuasi dan pemahaman terhadap tanda-tanda awal bencana, terutama bagi masyarakat yang tinggal di area rawan bencana.
Penanaman pohon dan konservasi hutan juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tanah longsor dan erosi. Vegetasi dapat membantu menstabilkan tanah dan mengurangi aliran air permukaan yang berlebihan sehingga mencegah longsor.
Pemerintah juga perlu membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung mitigasi dan penyediaan anggaran untuk program mitigasi.
Bencana alam, apalagi yang dipengaruhi aktivitas bumi tidak bisa kita prediksi. Namun, kita bisa minimalisir risikonya. Oleh karena itu, setiap orang tak terkecuali disabilitas, harus waspada dan bersiap diri untuk menghadapi bencana.
Dengan begitu, ketika bencana terjadi, kita dapat melindungi keselamatan diri dan orang-orang di sekitar serta mengurangi dampak kerusakan pada harta benda.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News