antisipasi dalam ketidakpastian strategi mitigasi bencana geologi - News | Good News From Indonesia 2024

Strategi Mitigasi Bencana Geologi, Antisipasi dalam Ketidakpastian

Strategi Mitigasi Bencana Geologi, Antisipasi dalam Ketidakpastian
images info

Bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan tanah longsor, merupakan fenomena alam yang sering datang tanpa peringatan. Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang, banyak bencana geologi masih sulit diprediksi secara akurat, baik waktu, intensitas, maupun lokasinya.

Ketidakpastian ini menuntut adanya strategi mitigasi yang efektif dan berkelanjutan untuk meminimalkan kerugian jiwa dan ekonomi. Yuk, kita bahas pendekatan mitigasi dalam menghadapi bencana geologi yang tak terduga!

Jenis Bencana Geologi

1. Gempa Bumi

Terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik. Hingga kini tidak ada metode yang dapat memprediksi gempa bumi secara akurat dalam hal waktu dan lokasi spesifik. Menurut Teori Elastic Rebound yang dikemukakan oleh seismolog Amerika, Reid, gempa bumi merupakan gejala alam yang disebabkan oleh pelepasan energi regangan elastis batuan yang disebabkan oleh akumulasi energi elastik dari peristiwa tekanan (stress) dan tarikan (strain) pada kulit bumi yang terus-menerus.

Ini menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai batas maksimum yang selanjutnya dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gelombang elastik yang menjalar ke segala arah.

2. Tsunami

Gelombang besar yang dipicu oleh gempa bawah laut atau letusan gunung berapi. Waktu kedatangan tsunami sering kali hanya bisa diperkirakan dalam hitungan menit hingga jam setelah gempa.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan 10 wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan berpotensi tsunami. 10 wilayah perairan Indonesia yang berpotensi tsunami itu ada di sepanjang pantai yang membentang di barat, utara, serta timur.

Areanya meliputi Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa, Pantai Selatan NTT, Pantai Utara NTT, Pantai Utara Papua, Pantai Timur Menado, Pantai Barat Maluku, Pantai Utara Sulawesi, Toli-Toli, Pantai bagian Barat Sulawesi, dan Kepulauan Ambon.

3. Letusan Gunung Api

Dipicu oleh aktivitas magma di dalam bumi. Meskipun beberapa gunung menunjukkan tanda-tanda awal letusan, kapan tepatnya letusan besar akan terjadi sulit dipastikan.

4. Tanah Longsor

Dipicu oleh curah hujan tinggi atau aktivitas gempa. Tidak semua tanah longsor dapat diprediksi karena bergantung pada kondisi tanah dan faktor lingkungan. Berdasarkan peta rawan longsor Kementerian Sumber Daya Mineral 2018 menunjukan bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki potensi rawan akan bencana longsor.

Baca juga : Menghadapi Risiko Alam di Negara Kepulauan; Berikut Tahapan Mitigasi Bencana Daerah Pesisir Yang Perlu Kamu Ketahui!

Strategi Mitigasi Bencana Geologi

1. Pembangunan Infrastruktur Tangguh

Mengurangi risiko kerusakan infrastruktur dan bangunan dengan membangun gedung tahan gempa menggunakan desain dan material yang kuat. Selain itu, kita juga bisa membuat zona arangan bangun di daerah rawan longsor dan aliran lahar.

2. Sistem Peringatan Dini

Sistem peringatan dini dibuat untuk memberikan waktu bagi masyarakat untuk meyelamatkan diri. Beberapa contoh sistem peringatan dini yang dapat dilakukan yaitu memasang seismometer untuk mendeteksi aktivitas seisme dan tsunami buoy di laut. Memanfaatkan teknologi SMS peringatan dini dan aplikasi mobile juga bisa dilakukan untuk memperingatkan warga.

3. Pemetaan dan Zonasi Rawan Bencana

Strategi ini dilakukan untuk meminimalkan risiko dengan mengatur pemanfaatan lahan. Langkah yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pemetaan wilayah rawan gempa, longsor dan tsunami berdasarkan sejarah dan kondisi geologi. Selain itu, dapat melakukan pembatasan atau pelarangan aktivitas ekonomi di zona berbahaya, seperti pesisir rawan tsunami.

4. Edukasi dan Simulasi Rawan Bencana

Tujuan dari meningkatkan pengetahuan dan simulasi bencana untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Melakukan simulasi bencana rutin di sekolah, kantor dan komunitas menjadi cara yang tepat untuk mensosialisasikan terkait bencana geologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Memberikan edukasi terkait tanda-tanda bencana geologi dan langkah evakuasi dapat meminimalisir korban jika terjadi bencana geologi.

5. Penyediaan Jalur Evakuasi dan Tempat Penampungan

Strategi ini dilakukan untuk memastikan akses cepat ke lokasi aman bagi masyarakat saat terjadi bencana. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara membangun jalur evakuasi dan menempatkan rambu-rambu evakuasi di wilayah rawan tsunami atau longsor. Selain itu, kita dapat menyediakan tempat penampungan sementara yang dilengkapi dengan logistic dan layanan kesehatan.

Baca juga: Bencana Alam, Tanggap Darurat Letusan Gunung Ruang di Sulawesi Utara

Kolaborasi Antarpemangku Kepentingan

Menghadapi bencana geologi membutuhkan kerja sama antara berbagai pihak termasuk pemerintah, ilmuwan, sektor swasta, dan masyarakat. Pihak pemerintah pusat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai pemerintah daerah bertugas mengkoordinasikan langkah tanggap darurat dan evakuasi. Akademisi juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kegiatan pelatihan dan seminar.

Para ilmuwan juga melakukan penelitian untuk memahami pola aktivitas geologi dan mengembangkan metode prediksi bencana. Sektor swasta juga berperan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau Coorporate Social Responsibility (CSR).

Sektor swasta dapat mendukung program mitigasi seperti penghijauan dan pembangunan fasilitas publik yang aman.

Pihak yang tidak kalah penting yaitu masyarakat dan organisasi komunitas. Masyarakat perlu dilibatkan dalam simulasi bencana dan program mitigasi, seperti membuat jalur evakuasi dan tempat aman di lingkungan sekitar. Karena masyarakat lebih mengenal karakteristik kondisi geografis wilayah mereka.

Selain itu, perlu juga melakukan kerja sama global, kerja sama antarnegara dan lembaga internasional memperkuat mitigasi, terutama untuk bencana lintas batas seperti tsunami.

Bencana geologi merupakan ancaman yang tidak selalu dapat diprediksi, tetapi dengan mitigasi yang tepat, dampaknya dapat diminimalkan. Pembangunan infrastruktur tangguh, pemanfaatan sistem peringatan dini, edukasi masyarakat, dan kolaborasi berbagai pihak adalah kunci dalam menghadapi ketidakpastian ini.

Dengan strategi yang terencana dan dukungan bersama, kita dapat membangun ketahanan dalam menghadapi bencana geologi dan melindungi kehidupan serta lingkungan untuk generasi mendatang.

Referensi:

  • https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ini-tiga-strategi-mitigasi-bencana-yang-dilakukan-kementerian-esdm-
  • https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/minimalkan-korban-badan-geologi-lakukan-langkah-langkah-mitigasi-bencana-geologi-#:~:text=Untuk%20melakukan%20mitigasi%20terhadap%20bencana,dan%20lahan%20relokasi%20pasca%20bencana.&text=Bagikan%20Ini
  • https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=912956&val=11991&title=Mitigasi%20Bencana%20Geologi%20Gempabumi%20Dan%20Tanah%20Longsor%20Di%20Kabupaten%20Toraja%20Utara%20Dan%20Tana%20Toraja%20Dalam%20Mengurangi%20Risiko%20Bencana

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.