indonesia diklaim sebagai negara paling aman jika pd iii meletus alasannya - News | Good News From Indonesia 2024

Indonesia Diklaim sebagai Negara Paling Aman Jika PD III Meletus, Alasannya?

Indonesia Diklaim sebagai Negara Paling Aman Jika PD III Meletus, Alasannya?
images info

Dunia pernah mengalami masa-masa kelam saat meletusnya Perang Dunia I (PD I) dan Perang Dunia II (PD II). Dua peristiwa bersejarah ini tercatat sebagai perang dahsyat yang memporak-porandakan dunia.

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (EB), ensiklopedia tertua di dunia, PD I menewaskan kurang lebih 8,5 juta tentara. Banyak di antara mereka yang meninggal akibat penyakit. Selain tentara, Britannica juga menuliskan jumlah kematian warga sipil yang diklaim mencapai 13 juta jiwa.

Kawan GNFI, meskipun PD I sudah menewaskan puluhan juta orang, PD II justru dianggap sebagai the most destructive war in history atau perang yang paling merusak dalam sejarah. Perkiraan jumlah korban pada PD II ditaksir antara 35 juta hingga 60 juta jiwa. Jauh lebih banyak dibandingkan PD I.

Pasca PD II, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi dibentuk. Badan ini dibuat dengan tujuan mencegah konflik dan peperangan, serta menjaga perdamaian dunia.

Namun, beberapa waktu belakangan, situasi geoplitik global sedikit terguncang. Perang hebat tengah terjadi di berbagai kawasan di Timur Tengah. Belum lagi gejolak konflik yang masih terjadi antara Ukraina dan Rusia. Beberapa negara di Afrika dan Asia juga tengah mengalami ketegangan tiada henti.

Dengan kondisi global yang memanas ini, apakah mungkin Perang Dunia III akan terjadi? Jika memang terjadi, adakah negara yang dianggap “aman” dari gempuran bersenjata tersebut?

7 Perang dengan Korban Jiwa Terbanyak Sepanjang Sejarah

Kemungkinan PD III dan negara yang “aman” jika perang benar-benar terjadi

President of the European Council, Charles Michel, dalam Sidang Umum PBB pada 26 September 2024 lalu mengungkap bahwa Perang Dunia Ketiga mungkin saja terjadi.

PD III mungkin saja terjadi apabila ekskalasi konflik di beberapa “titik api” terjadi terus menerus. Newsweek, majalah mingguan asal New York, menyebut jika bagian yang paling “menyeramkan” jika PD III benar-benar terjadi adalah penggunaan nuklir.

Kawan, sebagai tambahan informasi, ICAN (organisasi yang mengkampanyekan pelucutan senjata nuklir di dunia) menyebut, saat ini terdapat sembilan negara yang memiliki senjata nuklir, yakni Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Israel, dan Korea Utara.

Penggunaan nuklir ini sangat berbahaya. ICAN mengklaim, satu ledakan nuklir di New York akan menyebabkan 500 ribu lebih kematian. Senjata ini diyakini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan nuklir yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Situasi Global Tak Menentu, ASEAN Tetap Damai bersama Indonesia

Apabila PD III benar-benar terjadi, terdapat beberapa negara yang dianggap “aman” dari perang tersebut, termasuk Indonesia. Bagaimana bisa?

Dalam rilis milik The Daily Mail, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara paling aman karena prinsip politik luar negerinya. Indonesia mengusung kebijakan bebas-aktif.

“Bebas” artinya Indonesia tidak memihak pada blok atau kubu mana saja yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Sementara “aktif” bermakna, dalam menjalankan kebijakan luar negerinya, Indonesia bersikap aktif dalam memberikan kontribusi nyata di kancah internasional.

Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan kebijakan tanpa harus condong terhadap salah satu blok tertentu. Indonesia juga ikut berpatisipasi aktif dalam penyelesaian konflik, sengketa, dan masalah lain di dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dengan kebijakan ini, Indonesia cenderung bertindak netral dalam isu global. Indonesia juga berperan sebagai bridge builder sebagai salah satu cara untuk ikut mewujudkan perdamaian dunia.

Indonesia juga tergabung sebagai anggota Gerakan Non-Blok (GNB). Organisasi ini tidak memihak pada pakta militer manapun. Sejak awal pendiriannya, GNB ditujukan untuk menyatukan negara yang tidak ingin terlibat dalam persaingan Blok Barat dan Blok Timur.

Selain itu, pada kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia tengah menjajaki peluang untuk bergabung pada “poros” ekonomi global, BRICS dan OECD. Keputusan untuk bergabung dalam kedua grup besar ini ikut menunjukkan bahwa Indonesia dapat bergabung dengan multilateral group mana saja dengan catatan tetap berada pada garis non-alligment atau nonblok.

Kawan GNFI, selain Indonesia, beberapa negara yang dianggap paling aman saat PD III terjadi adalah Argentina, Bhutan, Chile, Fiji, Greenland, Iceland, Selandia Baru.

Utamakan Dialog dalam Penyelesaian Konflik Myanmar, Indonesia: Sanksi Bukan DNA ASEAN

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.