Dunia teknologi semakin berkembang. Siapa pun dapat mengakses internet dengan mudah dan cepat di mana saja dan kapan saja.
Penyebarluasan informasi yang semakin mudah mendorong masyarakat harus bisa lebih cepat beradaptasi dengan teknologi. Namun, hal ini belum sejalan dengan penerimaan akses digital bagi perempuan.
Kesenjangan teknologi dan akses digital bagi perempuan yang belum merata ini sangat umum terjadi di pedesaan. Ditambah lagi masih minimnya literasi digital yang menyebabkan perempuan dapat dengan mudah menjadi korban dalam penggunaan teknologi.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menjelaskan bahwa waktu perempuan lebih banyak tersita untuk mengurus keluarga. Hal ini mengakibatkan perempuan cenderung kurang memiliki waktu untuk literasi digital.
Sebagai informasi, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lainnya. Literasi digital sangat diperlukan dalam penggunaan teknologi.
Kurangnya literasi digital dapat menyebabkan semakin maraknya penyebaran berita palsu atau hoaks, penipuan daring, perundungan daring, hingga bocornya data pribadi. Oleh karena itu, sangat penting bagi siapa saja untuk menyadari pentingnya literasi digital di era serba modern ini.
Di sisi lain, perempuan kerap menjadi korban kejahatan digital. Berbagai ancaman digital, seperti penipuan dalam transaksi keuangan hingga penyalahgunaan teknologi deepfake yang mengarah pada pornografi cenderung menyasar perempuan.
Mengenal Literasi Digital, Mengapa Literasi Keamanan digital di Indonesia Tertinggal?
Kenapa literasi digital penting bagi perempuan?
Literasi digital yang baik dapat mendorong perempuan untuk lebih berdaya dalam mengakses informasi yang relevan. Perempuan dapat memanfaatkan teknologi dengan maksimal di berbagai bidang, termasuk pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Dengan meningkatkan literasi digital, diharapkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) juga akan meningkat. Keterampilan dalam literasi digital juga sangat penting untuk mencegah perempuan yang kerap menjadi korban ancaman atau bahkan kekerasan di dunia maya.
Selain itu, di era globalisasi ini, berbagai kegiatan dapat dilakukan melalui internet, salah satunya adalah kegiatan jual beli. Lewat keterampilan digital yang memadai, perempuan bisa mulai berkarier dalam berbagai sektor industri digital. Tentu hal ini dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.
Tidak hanya itu, perempuan yang memiliki pemahaman literasi digital yang baik akan dapat lebih mudah untuk menjadi “agen” perubahan dalam masyarakat. Dengan demikian, perempuan dapat membantu menciptakan ruang digital yang jauh lebih aman.
Untuk mendukung hal ini, Kementerian Komunikasi dan Digital menyebut siap untuk memperbaiki konektivitas telekomunikasi di Indonesia, utamanya di wilayah-wilayah yang belum memiliki akses internet yang memadai.
"Karena perempuan ini kalau punya akses terhadap informasi, mudah-mudahan dia menjadi perempuan yang lebih berdaya. Mungkin itu yang sudah kita lakukan dan akan kita kuatkan kembali ke depan," sebut Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.
Cegah Judol, Kemkomdigi Maksimalkan Kampanye Literasi Digital
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News