Gunung Sabampolulu atau Saba Mpolulu merupakan salah satu gunung yang berada di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Tahukah Kawan bahwa terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul Gunung Sabampolulu tersebut?
Menurut legendanya, gunung ini tercipta akibat adanya perseteruan antara dua penjaga di masa lalu. Perseteruan inilah yang nantinya menyebabkan munculnya Gunung Sabampolulu seperti yang bisa Kawan jumpai pada saat sekarang.
Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda asal usul Gunung Sabampolulu tersebut?
Legenda Asal Usul Gunung Sabampolulu
Dinukil dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat dua buah gunung yang letaknya saling berjauhan. Gunung pertama bernama Kamonsope yang berada di daerah Labunoua.
Sementara itu, gunung satunya lagi bernama Mata Air yang berada di Kabaena. Kedua gunung ini dijaga oleh dua sosok sakti yang memiliki kemampuan tidak tertandingi satu sama lain.
Gunung Kamonsope dijaga oleh seorang wanita berparas cantik. Sementara itu, Gunung Mata Air dijaga oleh seorang laki-laki dengan perawakan gendut dan berambut panjang.
Pada suatu masa, wilayah Sulawesi tengah dilanda kemarau panjang. Situasi ini membuat wilayah yang ada di daerah tersebut dilanda kekeringan.
Hal ini juga terjadi di Gunung Mata Air yang berada di Kabaena. Seluruh mata air yang berada di gunung tersebut menjadi kering tidak bersisa.
Namun situasi berbeda terjadi di Gunung Kamonsope. Mata air yang ada di gunung tersebut tetap mengalir melimpah ruah.
Situasi ini ternyata diketahui oleh sosok penjaga Gunung Mata Air. Dirinya kemudian berangkat ke Gunung Kamonsope untuk meminta air yang masih ada di wilayah tersebut.
Sesampainya di Gunung Kamonsope, penjaga Gunung Mata Air langsung menyampaikan maksud kedatangannya. Dirinya hendak meminta air kepada penjaga Gunung Kamonsope yang masih mengalir di daerah tersebut.
Namun kedatangan penjaga Gunung Mata Air ini ternyata ditolak mentah-mentah. Penjaga Gunung Kamonsope tidak ingin membagikan mata air yang masih mengalir di wilayah kekuasaannya.
Penolakan ini tentu memancing amarah dari penjaga Gunung Mata Air. Dirinya kemudian mengancam akan menghancurkan Gunung Kamonsope dengan semua kemampuan yang dia miliki.
Namun ancaman ini tidak diindahkan oleh penjaga Gunung Kamonsope. Bahkan dirinya tidak takut dengan ancaman tersebut dan percaya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Akhirnya penjaga Gunung Mata air kembali ke daerahnya. Dirinya kemudian mengeluarkan meriam besar dan mengarahkannya ke Gunung Kamonsope.
Berbagai tembakan kemudian dia luncurkan ke arah Gunung Kamonsope. Akan tetapi, tidak ada satupun peluru yang berhasil mengenai wilayah Gunung Kamonsope.
Penjaga Gunung Kamonsope tidak tinggal diam dengan situasi tersebut. Dirinya kemudian mengeluarkan meriam yang jauh lebih besar dari milik penjaga Gunung Mata Air.
Meriam tersebut kemudian diarahkan ke arah Gunung Mata Air. Dalam satu kali tembakan saja, peluru meriam penjaga Gunung Kamonsope ternyata berhasil merusak Gunung Mata Air.
Akibatnya puncak dari Gunung Mata Air hilang setengah efek dari peluru meriam yang ditembakkan penjaga Gunung Kamonsope. Penjaga Gunung Mata Air pun mengakui kekalahannya dan tidak pernah lagi mengganggu penjaga Gunung Kamonsope.
Akhirnya sejak saat itu, gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Sabampolulu. Hal ini berdasarkan kats "Saba" yang berarti hilang sebagian dan "Mpolulu" yang berarti kapak. Definisi ini merujuk kepada bentuk puncak Gunung Sabampolulu yang seperti hilang sebagian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News