Legenda Sigarlaki dan Limbat merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Tondano, Sulawesi Utara. Legenda ini berkisah tentang seorang pemburu bersama nelayannya.
Simak ulasan dalam artikel berikut agar Kawan bisa tahu dan memahami kisah lengkap dalam legenda Sigarlaki dan Limbat ini.
Legenda Sigarlaki dan Limbat
Dikutip dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemburu yang bernama Sigarlaki. Dirinya memiliki kemampuan berburu yang sangat handal.
Sigarlaki selalu membawa sebuah tombak ketika berburu. Apapun yang dia bidik menggunakan tombak tersebut selalu berhasil didapatkan.
Sehari-hari Sigarlaki dibantu oleh seorang pelayan yang bernama Limbat. Dirinya selalu membantu dan menemani ke manapun Sigarlaki pergi berburu.
Pada suatu hari, Sigarlaki dan Limbat pergi berburu ke sebuah hutan. Limbat sudah mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan untuk aktivitas berburu tuannya.
Namun malang, hingga sore hari Sigarlaki dan Limbat tidak menemukan satu ekorpun binatang. Alhasil mereka harus kembali ke rumah dengan tangan kosong.
Sigarlaki tentu kesal dengan situasi tersebut. Sebab dia selalu berhasil membawa pulang hasil buruan dalam jumlah banyak.
Dalam perjalanan pulang, Limbat kembali lebih dulu dibandingkan tuannya. Dirinya berniat untuk mempersiapkan keperluan Sigarlaki terlebih dahulu ketika sampai di rumah.
Akan tetapi, Limbat justru terkejut ketika sampai di rumah. Semua persediaan daging yang disimpan di rumah raib begitu saja.
Limbat kemudian melaporkan hal ini kepada tuannya. Sigarlaki yang masih merasa kesal kemudian menuduh Limbat sudah mencuri persediaan daging tersebut.
Pernyataan Sigarlaki ternyata membuat perasaan Limbat sedih. Sebab selama ini dia sudah berbakti kepada tuannya tersebut, sehingga tidak mungkin dirinya akan sudi mencuri persediaan daging hasil buruan sebelumnya.
Limbat pun berkata bahwa dia tidak mencuri persediaan daging tersebut. Namun Sigarlaki tidak percaya dengan perkataan pelayannya itu.
Akhirnya Sigarlaki menantang Limbat untuk membuktikan pernyataannya. Sigarlaki berkata bahwa Limbat harus menyelam di danau yang ada di dekat rumah mereka.
Kemudian Sigarlagi menyelamkan juga tombak yang dia miliki. Jika Limbat muncul ke permukaan terlebih dahulu, maka dia lah yang mencuri persediaan daging.
Sebaliknya, jika Sigarlaki mencabut tombak terlebih dahulu, maka Limbat tidak berbohong dengan perkataannya. Limbat pun bersedia dan memenuhi tantangan tuannya tersebut.
Limbat kemudian menyelam ke dalam danau. Sementara itu, Sigarlaki juga menyelamkan tombaknya.
Selang beberapa saat, seekor babi hutan muncul di tepian sungai untuk minum. Sigarlaki secara refleks mencabut tombaknya dan menombak babi tersebut.
Namun lemparan tombak Sigarlaki ternyata tidak mengenai babi hutan itu. Tanpa sadar, dirinya mencabut terlebih dahulu tombak dari dalam danau.
Limbat pun muncul ke permukaan setelah Sigarlaki mencabut tombaknya. Namun Sigarlaki tidak mau mengakui kesalahannya tersebut.
Dirinya berkata bahwa dia sengaja mencabut tombak karena ada babi hutan di pinggiran danau. Sigarlaki kemudian menantang ulang Limbat untuk membuktikan perkataannya.
Limbat pun kembali menuruti tuannya. Dirinya kembali menyelam ke dalam sungai bersamaan dengan Sigarlaki yang menyelupkan tombaknya.
Baru saja Sigarlaki mencelupkan tombak, tiba-tiba kepiting besar menggigit kakinya. Sigarlaki lagi-lagi secara refleks mencabut tombak dan mengarahkannya ke kepiting tersebut.
Limbat kemudian muncul setelah itu. Kali ini Sigarlaki tidak bisa lagi berkilah dan percaya bahwa Limbat memang tidak mencuri persediaan daging mereka.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News