legenda suri ikun dari nusa tenggara timur kisah pemuda yang pemberani dan baik hati - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Suri Ikun dari Nusa Tenggara Timur, Kisah Pemuda yang Pemberani dan Baik Hati

Legenda Suri Ikun dari Nusa Tenggara Timur, Kisah Pemuda yang Pemberani dan Baik Hati
images info

Legenda Suri Ikun merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang pemberani dan memiliki sifat baik hati.

Bagaimana kisah lengkap dari legenda Suri Ikun tersebut? Simak kisah lengkap dari legenda ini dalam artikel berikut.

Legenda Suri Ikun

Dilansir dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri yang memiliki 14 anak. Anak-anak mereka ini terdiri dari tujuh orang laku-laki dan tujuh orang perempuan.

Sehari-hari suami istri ini bekerja dengan mengolah perkebunan yang mereka miliki. Hasil kebun inilah yang nantinya digunakan untuk memenuhi keperluan mereka sehari-hari.

Akan tetapi, kebutuhan mereka selalu tidak tercukupi dari hasil kebun yang didapat. Apalagi kebun mereka sering diserang oleh kawanan babi hutan, sehingga mengurangi hasil panen yang didapatkan.

Akhirnya sang suami memerintahkan ketujuh anak laki-lakinya untuk berjaga di kebun setiap malam. Namun sayang, anak laki-lakinya ternyata penakut dan memiliki rasa dengki.

Setiap mendengar suara babi, mereka selalu lari ke rumah. Akibatnya kebun yang mereka miliki selalu habis diserang babi.

Secercah harapan muncul dari anak laki-laki bungsunya, yakni Suri Ikun. Berbeda dengan keenam kakaknya, Suri Ikun tumbuh menjadi pemuda yang baik dan pemberani.

Dia tidak pernah takut akan apapun. Bahkan, dia akan mengejar setiap babi yang mengganggu kebun kedua orang tuanya.

Ketika giliran Suri Ikun berjaga, dia selalu membawa sebuah busur bersamanya. Tidak jarang Suri Ikun berhasil memanah setiap babi yang datang mengganggu dan membawanya pulang ke rumah.

Bagi yang ditangkap Suri Ikun menjadi santapan bagi mereka sekeluarga. Namun pada saat pembagian makanan, Suri Ikun selalu mendapatkan bagian kepala yang diberikan oleh kakak tertuanya.

Kakak tertuanya ini iri dengan kemampuan yang dimiliki oleh Suri Ikun. Akhirnya dirinya mencari cara untuk mencelakai adik bungsunya tersebut.

Pada suatu malam, sang kakak mengajak Suri Ikun masuk ke dalam hutan. Dirinya berkata bahwa gerindra sang ayah telah hilang dan mereka mesti mencarinya.

Suri Ikun mengikuti ajakan kakaknya tersebut. Akhirnya dirinya ikut masuk ke dalam hutan bersama sang kakak.

Hutan yang dituju Suri Ikun ini dikenal angker oleh masyarakat setempat. Di dalam hutan tersebut diyakini ada kawanan hantu yang kerap menculik manusia.

Atas dasar inilah sang kakak hendak menjebak Suri Ikun di dalam hutan tersebut. Setelah masuk ke dalam hutan, sang kakak ternyata tiba-tiba mengambil jalan memutar dan meninggalkan Suri Ikun sendirian di dalam hutan.

Suri Ikun yang kehilangan jejak sang kakak berusaha mencari jalan keluar dari hutan. Namun tanpa dia sadari, ternyata Suri Ikun malah makin masuk jauh ke dalam hutan.

Akhirnya Suri Ikun ternyata disergap oleh kawanan hantu yang menghuni hutan tersebut. Salah satu hantu kemudian menangkap Suri Ikun dan hendak memakannya.

Namun salah seorang hantu berkata bahwa Suri Ikun masih terlalu kurus untuk mereka makan. Akhirnya Suri Ikun dikurung di sebuah gua dan diberi makan secara teratur oleh para hantu.

Para hantu berharap dalam beberapa waktu ke depan Suri Ikun bisa bertambah gemuk sehingga bisa mereka makan bersama. Hari demi hari berlalu Suri Ikun dikurung di gua yang gelap tersebut.

Hanya terdapat satu celah cahaya yang masuk ke dalam gua tersebut. Ketika Suri Ikun mendekat, dia melihat dua ekor burung yang tengah kelaparan.

Suri Ikun kemudian membagi makanan yang dia dapatkan kepada dua burung tersebut. Hal ini terus dia lakukan setahun penuh.

Ketika Suri Ikun sudah dikurung selama setahun, ternyata kedua burung yang dia beri makan sudah tumbuh besar. Kedua burung ini kemudian berniat membalas kebaikan yang sudah dilakukan oleh suri ikun.

Kedua burung ini kemudian menyerang para hantu yang mengurung Suri Ikun. Tidak hanya itu, kedua burung ini juga menjebol gua tersebut agar Suri Ikun bisa keluar dengan bebas.

Setelah itu, kedua burung ini membawa Suri Ikun ke sebuah bukit. Dengan kekuatan yang mereka miliki, kedua burung tersebut mendirikan sebuah istana megah yang mereka hadiahkan kepada Suri Ikun.

Akhirnya Suri Ikun bisa hidup bahagia dan menerima balasan dari perbuatan baik yang sudah dia lakukan selama ini.

Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.