Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, sektor industri manufaktur dalam negeri menunjukkan daya tahan yang kuat.
Kinerja industri yang baik menjadi salah satu indikator penting dalam menggambarkan kesehatan ekonomi suatu negara, karena sektor ini memiliki peran yang besar dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai ekspor, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Per bulan November 2024, kinerja industri manufaktur dalam negeri mengalami kenaikan yang signifikan, dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 52,95, menunjukkan tanda ekspansi.
Angka ini merupakan peningkatan 0,20 poin dibandingkan bulan sebelumnya, dan 0,52 poin dibandingkan tahun lalu. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun terdapat ketidakstabilan global, sektor industri dalam negeri mampu menunjukkan ketahanan yang baik, didorong oleh faktor domestik.
Industri Kosmetik Indonesia Semakin “Glowing”, Kian Menjanjikan untuk Ekonomi Masa Depan
Kontribusi Pasar Domestik terhadap Kinerja Industri
Sekitar 75 persen produk industri manufaktur dalam negeri dipasarkan di pasar domestik, dengan proporsi pasar domestik sebesar 75:25 dibandingkan dengan pasar ekspor.
Tim Analis IKI Kementerian Perindustrian menyimpulkan bahwa kinerja industri manufaktur sangat bergantung pada kestabilan ekonomi dan daya beli masyarakat di dalam negeri.
Kenaikan IKI pada bulan November ini sangat dipengaruhi oleh ekspansi 21 subsektor industri, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur nonmigas pada Triwulan II 2024, mencapai 99,3%.
Indonesia Jadi Pemain Penting Sawit Dunia, Produk Hilir Capai 193 Jenis
Faktor-faktor yang Mendukung Kenaikan IKI
Beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan IKI adalah peningkatan permintaan domestik dan kebijakan pemerintah yang mendukung industri dalam negeri.
Sub-sektor industri dengan kontribusi terbesar terhadap peningkatan ini termasuk Industri Peralatan Listrik, Industri Minuman, dan Industri Pencetakan dan Media Reproduksi.
Penyelesaian proyek PLN yang mendekati akhir tahun dan peningkatan pengadaan peralatan untuk kendaraan listrik berkontribusi pada kinerja positif Industri Peralatan Listrik. Sementara itu, peningkatan permintaan selama persiapan Natal dan Tahun Baru mendorong ekspansi industri minuman.
Industri pencetakan dan media reproduksi juga mendapatkan dorongan dari penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang turut meningkatkan permintaan.
Dengan kata lain, sektor industri yang berorientasi domestik merasakan manfaat dari dinamika pasar lokal yang positif, terutama terkait dengan konsumsi domestik yang meningkat.
Negara dengan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara, Indonesia Urutan ke Berapa?
Tantangan dan Kontraksi di Beberapa Sektor
Namun, tidak semua subsektor merasakan pertumbuhan yang positif. Dua subsektor, yaitu Industri Pengolahan Lainnya dan Reparasi serta Pemasangan Mesin dan Peralatan, mengalami kontraksi.
Penurunan permintaan ekspor pada industri pengolahan lainnya, yang sebagian besar bergantung pada produk ekspor seperti perhiasan, mainan anak, dan alat musik, menjadi salah satu penyebab kontraksi tersebut.
Sementara itu, subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan menghadapi penurunan permintaan domestik yang disebabkan oleh upaya efisiensi oleh perusahaan-perusahaan di tengah ketidakpastian global.
Selain faktor ekonomi domestik, program-program pemerintah turut berkontribusi dalam mendukung kinerja industri. Kebijakan hilirisasi industri dan penyediaan makan bergizi gratis turut memberikan dampak positif, terutama bagi sektor industri yang berorientasi pasar domestik.
"Dapat dikatakan bahwa IKI pada November 2024 meningkat karena peningkatan permintaan domestik yang cukup tinggi, karena didukung adanya program pemerintah. Keyakinan masyarakat yang tinggi terhadap terbentuknya pemerintahan baru tecermin dari kondisi umum kegiatan usaha bulan November ini yang sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya," terang Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kementerian Perindustrian.
Di sisi lain, meskipun terdapat optimisme, ketegangan geopolitik global dan situasi politik internasional, seperti pemilihan presiden di Amerika Serikat, mempengaruhi stabilitas produksi di dalam negeri.
Pelemahan nilai tukar rupiah dan perlambatan ekonomi global turut memberikan dampak terhadap beberapa subsektor industri.
PPN Bakal Naik, Apa Saja Barang dan Jasa yang Terkena Dampak PPN12?
Optimisme ke Depan dan Upaya Perlindungan Pasar Domestik
Meskipun tantangan global masih ada, optimisme terhadap kinerja industri dalam negeri tetap tinggi. Kementerian Perindustrian menekankan pentingnya koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait untuk menjaga agar produk industri dalam negeri tetap mendominasi pasar domestik.
Salah satu kebijakan yang diharapkan dapat memperkuat posisi ini adalah pembatasan impor barang jadi, yang dapat melindungi industri dalam negeri dan mendorong pertumbuhan sektor manufaktur domestik.
"Kebijakan pro-industri yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga lain akan mendukung keyakinan para pelaku industri serta dapat meningkatkan nilai IKI. Di antaranya, kebijakan yang mampu membatasi masuknya produk jadi impor. Adanya kebijakan tersebut adalah bentuk perlindungan pasar domestik dan perlindungan industri dalam negeri," ujar Febri Hendri Antoni Arif.
Dengan adanya kebijakan yang mendukung, diharapkan kinerja industri manufaktur dalam negeri dapat terus berkembang, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Industri Lebih Pilih Susu Impor, Apa Upaya Pemerintah untuk Dukung Peternak Lokal?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News