anak sering tantrum yuk ajarkan cara mengelola emosi sejak dini - News | Good News From Indonesia 2024

Anak Sering Tantrum? Yuk, Ajarkan Cara Mengelola Emosi Sejak Dini!

Anak Sering Tantrum? Yuk, Ajarkan Cara Mengelola Emosi Sejak Dini!
images info

Kemampuan dalam mengelola emosi menjadi salah satu hadiah terbaik yang bisa orang tua berikan kepada anak. Kecerdasan apa pun tanpa diimbangi dengan kecerdasan emosional tidak akan berjalan optimal.

Potensi anak dapat terhambat oleh suasana hati yang marah atau sedih. Misalnya, kemarahan yang tidak terkendali atau kesedihan yang terlalu mendalam dapat menyulitkan anak untuk berkembang dan fokus.

Oleh karena itu, mengajarkan anak untuk mengenali dan mengendalikan perasaannya sejak dini menjadi langkah yang penting untuk membangun kesehatan mental anak yang kuat. Penelitian dari Child Mind Institute menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu mengelola emosi cenderung lebih bahagia, sukses di sekolah, dan memiliki hubungan sosial yang baik.

Mengelola emosi tidak datang begitu saja. Anak-anak perlu bimbingan dari kita sebagai orang tua atau pendidik untuk memahami perasaan mereka dan menyalurkannya dengan cara yang sehat. Yuk, bantu anak kita tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental dan emosional, supaya senantiasa siap menghadapi tantangan dengan penuh percaya diri!

Baca juga: Mahasiswa Indonesia Ciptakan Alat Untuk Deteksi Emosi Manusia

Apa Itu Tantrum dan Mengapa Anak Mengalaminya?

Tantrum merupakan ledakan emosi yang kuat pada anak-anak. Biasanya, tantrum ditandai dengan menangis, berteriak, atau bahkan mengamuk. Hal ini sering terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun, karena mereka belum tahu cara mengelola emosi atau menyampaikan perasaan dengan tenang.

Ada banyak alasan anak-anak mengalami tantrum. Mereka bisa frustrasi karena sulit menyampaikan apa yang mereka mau, merasa lapar atau lelah, atau kecewa saat keinginannya tidak terpenuhi. Lingkungan yang terlalu ramai juga bisa memicu tantrum.

Menurut Healthline, tantrum menjadi bagian dari proses anak belajar mengelola emosi. Dengan mengajarkan anak mengelola emosinya, dapat mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum serta dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.

Langkah-Langkah Praktis Mengajarkan Anak Mengelola Emosi

1. Mengajarkan Anak Mengenali dan Memberi Nama Emosi Mereka

Mengajarkan anak mengenali dan memberi nama emosi merupakan langkah penting untuk membantu mereka memahami perasaan. Anak-anak sering merasakan emosi seperti senang, marah, atau sedih, tetapi belum tahu cara menyebutnya. Dengan mengenalkan nama emosi, mereka bisa lebih mudah memahami dan mengelola apa yang mereka rasakan.

Menurut CDCEssentials for Parenting Toddlers and Preschoolers, salah satu cara yang efektif dapat dengan menggunakan buku cerita, gambar atau film yang menunjukkan berbagai emosi.

Orang tua juga bisa bermain "tebak emosi" di mana anak bisa mengidentifikasi emosi dari ekspresi wajah atau situasi. Aktivitas sederhana ini membantu anak mengenali perasaan mereka, sehingga mereka dapat lebih mudah berbagi dan merasa didukung secara emosional.

Baca juga: Ingin Hubungan yang Lebih Dekat dengan Anak? Yuk, Coba Gentle Parenting!

2. Memberikan Contoh Perilaku Tenang Saat Menghadapi Situasi Sulit

Penting bagi orang tua sebagai panutan utama anak untuk memiliki kestabilan emosi dalam menghadapi berbagai situasi, seperti tidak mudah marah berlebihan atau larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Dengan begitu, anak dapat belajar sejak dini bagaimana bersikap di berbagai keadaan tanpa merasa canggung atau bingung.

Ketika anak melihat orang tuanya tetap tenang dan bijak, anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Anak akan lebih fokus menggunakan pikirannya untuk menyelesaikan masalah, bukan terjebak dalam amarah atau kesedihan. Anak belajar mengendalikan dirinya, bukan dikendalikan oleh emosinya.

3. Menggunakan Teknik Pernapasan Dalam atau Waktu Jeda Untuk Menenangkan Diri

Menggunakan teknik pernapasan dalam dan waktu jeda adalah cara yang efektif untuk menenangkan diri. Pernapasan dalam membantu mengurangi stres dan kecemasan dengan cara mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk keadaan tenang.

Anak-anak bisa diajarkan untuk menarik napas dalam-dalam melalui hidung selama 4 detik, menahannya sebentar, lalu menghembuskannya perlahan melalui mulut selama 6 detik. Ulangi langkah ini beberapa kali hingga merasa lebih tenang.

Selain itu, memberikan waktu jeda juga sangat penting. Ketika anak merasa marah atau frustrasi, ajak mereka untuk mengambil waktu jeda berupa duduk tenang di tempat yang nyaman, mendengarkan musik yang menenangkan, atau melakukan aktivitas lain yang mereka sukai. Dengan ini, dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk mengatur ulang pikiran dan emosi mereka, sehingga mereka bisa kembali ke situasi dengan kepala yang lebih jernih.

4. Mendorong Anak Untuk Mengungkapkan Perasaan Mereka Secara Verbal

Anak-anak perlu belajar bahwa tidak apa-apa untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan, baik itu senang, sedih, marah, atau takut. Berikan kesempatan kepada anak untuk berbicara tentang perasaan mereka. Hal ini dapat membantu mereka memahami emosi dengan lebih baik dan membangun keterampilan komunikasi yang sehat.

Mulailah dengan mengajukan pertanyaan sederhana dan terbuka, seperti "Apa yang sedang kamu rasakan sekarang?" atau "Apa yang membuatmu senang/sedih hari ini?" Pastikan untuk mendengarkan tanpa menghakimi agar anak merasa aman untuk berbagi.

Dengan cara ini, anak akan lebih percaya diri untuk mengungkapkan perasaan mereka, sehingga mereka bisa belajar mengatasi emosi secara positif.

5. Pastikan Anak Memiliki Rutinitas yang Teratur

Anak-anak merasa lebih tenang dan aman ketika memiliki rutinitas yang teratur. Jadwal yang konsisten untuk tidur, makan, dan bermain membantu mereka memahami apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dengan rutinitas yang teratur, anak lebih mudah mengelola emosi dan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi kegiatan sehari-hari.

Baca juga: Anak Broken Home dan Kesehatan Mentalnya, Bagaimana Cara Membantunya?

Tantangan yang Sering Dihadapi Orang Tua dan Cara Mengatasinya

Menjadi orang tua merupakan perjalanan yang penuh tantangan, terutama dalam menghadapi tantrum anak. Kesulitan menjaga konsistensi dalam mengajarkan regulasi emosi sering kali menjadi kendala.

Namun, ingatlah bahwa konsistensi adalah kunci. Jika terasa sulit, tidak apa-apa untuk mengambil waktu sejenak dan mengevaluasi apa yang bisa diperbaiki. Anak-anak akan belajar dari upaya kita yang terus-menerus.

Tekanan sosial saat tantrum terjadi di tempat umum juga bisa membuat kita stres. Namun, fokuslah pada kebutuhan anak, bukan pada pandangan orang lain.

Sebagai orang tua, mengelola emosi diri sendiri juga sangat penting. Karena anak-anak sering meniru reaksi orang tuanya. Dengan menunjukkan ketenangan dan empati, anak akan belajar cara menghadapi emosinya dengan lebih baik.

Tantangan ini memang tidak mudah, tetapi dengan kesabaran dan dukungan, orang tua bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat secara emosional. Jadikan setiap momen sebagai kesempatan belajar, baik bagi orang tua maupun anak.

 

Sumber:

Roy & García. (2018). The Role of Parental Involvement and Social/Emotional Skills in Academic Achievement: Global Perspectives. School Community Journal, 28 (2).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.