keragaman budaya tionghoa yang masih kental di pontianak - News | Good News From Indonesia 2024

Keragaman Budaya Tionghoa yang Masih Kental di Pontianak

Keragaman Budaya Tionghoa yang Masih Kental di Pontianak
images info

Salah satu ciri khas dari kota Pontianak adalah adanya budaya dan kultur Tionghoa yang cukup kental. Ini diperkuat dengan adanya data BPS yang menunjukkan ada 20 kelenteng di 2023. Ada juga beberapa bangunan vihara dengan gaya bangunan Tionghoa dan ada 3.305 pemeluk agama Konghucu di Pontianak.

Hal ini juga membuat banyak aspek di Kota Pontianak mempunyai unsur Tionghoa yang masih cukup kental di kota ini seperti di sektor kuliner, wisata, bahkan hingga beberapa upacara adat yang masih berlangsung tiap tahunnya. Berikut beberapa di antaranya!

Kuliner

Di sektor kuliner ada beberapa penamaan seperti bahasa Tionghoa, selain itu juga beberapa hidangan mempunyai gaya Tionghoa.

Beberapa olahan bahkan sudah melegenda sejak lama karena ciri khasnya yang unik dan memiliki rasa yang enak. Beberapa olahan dengan unsur Tionghoa yaitu:

  • Choi Pan

 Choi Pan | Wikimedia Commons: Salm Abdullah
info gambar

Sekilas olahan ini seperti pangsit rebus, tapi bentuknya seperti pastel. Olahan ini cukup mudah ditemui di Pontianak. Namanya sendiri berasal dari bahasa Hakka yang artinya "kue isi sayuran".

Sejarah Mie Ayam Wonogiri, Ternyata Ada Proses Akulturasi Budaya dari Tionghoa

Kulit choi pan terbuat dari tepung beras, isiannya terdiri dari bangkoang, ebi, dan bawang putih. Setelah isiannya di bungkus, cara mengolahnya yakni di kukus dan biasanya disajikan dengan saus bawang putih atau saus cabai.

  • Kiam Ko Kwe

Terlihat mirip seperti sushi dari Jepang, tetapi olahan ini merupakan makanan khas Pontianak yang digemari oleh masyarakat Tionghoa di sana.

Kiam ko kwe berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan garam, santan, dan tepung tapioka. Kemudian dicetak di cetakan kotak kecil dan disajikan dengan tumisan ayam yang biasanya di atas campuran tepung beras.

  • Lek Tau Suan

Olahan ini bahan dasarnya adalah kacang hijau. Walau namanya seperti bahasa Tiongkok, tetapi ini merupakan makanan khas asal Kalimantan yang dibuat oleh orang Tionghoa.

Arti dari lek tau suan sendiri adalah mutiara kacang hijau. Selain kacang hijau, olahan ini merupakan campuran dari gula pasir dan tepung tapioka yang dimasak bersama tepung sagu dan pandan hingga menjadi seperti bubur.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah kacang hijau yang digunakan harus yang sudah dikupas. Olahan ini biasanya disajikan dengan cakwe di atasnya.

  • Bubur Ikan Pontianak 

Olahan ini dikenal juga dengan nama he mue. Bubur satu ini banyak ditemui di Pontianak, tapi mungkin sulit ditemukan di kota lain di Nusantara. Pasalnya hidangan ini bukan hanyalah bubur dan ikan.

Di Jalan Diponegoro, Pontianak ada sebuah tempat makan yang menjual olahan ini sejak tahun 1978. Selain dengan ikan, dalam membuat hidangan ini, chu cun hua selaku penjualnya menyajikan dengan sawi asin, cumi, daun bawang, dan disiram dengan kuah kaldu.

Wisata

Selain kelenteng dan vihara, beberapa tempat di Kota Pontianak juga beberapa yang gaya arsitekturnya banyak menunjukan gaya arsitektur ataupun menunjukan budaya Tionghoa yang diperuntukkan untuk destinasi wisata, di antaranya ada:

  • Rumah Hakka

 Rumah Hakka di China | Wikimedia Commons: Mk2010
info gambar

Berlokasi di Jl. Hakka, Sungai Raya, Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Bangunan ini merupakan rumah tradisional di China. Dibangun sejak 2017, Rumah Hakka baru diresmikan Oktober 2024 lalu untuk menandakan toleransi terhadap masyarakat Tionghoa yang terkenal banyak di Kalimantan Barat.

Sejarah Mie Ayam Wonogiri, Ternyata Ada Proses Akulturasi Budaya dari Tionghoa
  • Rumah Adat Tionghoa Kubu Raya

Berada di Jalur 1, Sungai Raya, Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, diresmikan pada tahun 2022, rumah adat ini merupakan rumah adat Tionghoa yang dibangun di Kalimantan Barat. Tempat wisata tersebut menyajikan beragam kuliner dan suasana perumahan di China lengkap dengan lampion khasnya.

  • Kawasan Pecinan di Gang Gajah Mada

Awalnya di sini hanyalah sebuah gang biasa seperti pada umumnya. Namun, sejak tahun 2015, ada seorang warga bernama Herfin Yulianto yang melihat ekosistem Pontianak adalah budaya Chinatown. Sejak saat itu dirinya berusaha mengembangkan gang Gajah Mada 9 dengan unsur China.

Belum lama ini di tahun 2024 yang sudah bisa dilihat ada sebuah mural di tembok gang yang memperlihatkan kebudayaan China. Selain itu juga, dia menjadikan rumahnya sebagai toko yang menjual pernak-pernik Pecinan seperti lukisan dan mug.

Upacara Adat

Hingga kini juga, selain beberapa upacara adat Dayak, ada juga beberapa upacara adat dengan unsur Tionghoa yang masih rutin dirayakan setiap tahunnya seperti 

  • Perayaan Cap Go Meh, puncak perayaan tahun baru setiap 15 hari setelah Imlek
  • Hari Kue Bulan, ritual yang diadakan setiap hari ke-15 di bulan kedelapan
  • Cung Yuan, sebagai simbol penutup sembayang pada leluhur

Begitulah keragaman budaya Tionghoa yang ada di 3 sektor kota Pontianak, apakah Kawan GNFI akan mencoba berkunjung ke beberapa destinasi dan mencoba kuliner khas Tionghoa jika berkunjung ke kota Pontianak?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Almer Sophian lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Almer Sophian.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.