Kawan Jatim pasti tahu mie ayam yang satu ini. Yap! Mie Ayam Wonogiri. Mie ayam klasik dengan harga yang murah meriah ini selalu disantap Kawan GNFI baik dengan keluarga atau di tempat perantauan. Mie ayam dengan potongan ayam dan tambahan ceker ini dipatok dengan harga mulai dari Rp10 ribu-an saja, lho! Eitss, di tempat Kawan sendiri berapa, nih?
Mie ayam yang cocok dimakan sewaktu dingin ataupun hujan ini sangat menggugah selera. Dengan campuran seledri dan bumbu dari ayam-nya yang khas, tentu Kawan kepo, dong. Darimana, sih, asal mie ayam yang enak banget di lidah ini?
Fakta Unik Gerobak Mie Ayam, Ternyata Beda Warna Beda Arti
Akulturasi Budaya Tionghoa
Ternyata, Mie Ayam Wonogiri ada sejarahnya sendiri, lho! Tidak lepas dari pengaruh budaya Tionghoa, dahulu, mie ayam ini merupakan makanan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia.
Sejak tahun 1870, banyak orang Tionghoa dan Arab yang datang dan menetap di Jawa. Mie Ayam, yang juga dikenal sebagai bakmi, terbuat dari tepung terigu, tetapi ada perbedaan dalam cara penyajiannya. Di Cina, mi biasanya disajikan dengan potongan daging babi dan bumbu minyak babi, sementara di Indonesia, mie ayam disajikan dengan potongan ayam yang dimasak dalam kecap serta minyak ayam. Keren, bukan?
Tentu di Indonesia, mie ayam hadir dalam berbagai varian yang semakin kaya dan beragam. Salah satunya adalah mie yamin, yang dikenal dengan cita rasa manis khas dari kecap. Selain itu, cara penyajiannya juga bervariasi, ada yang disajikan dengan kuah dipisah dan ada pula yang dicampur langsung dengan mie.
Giman Widjaja dari salah satu sumber artikel lainnya menjelaskan bahwa istilah "bakmi" di Cina biasanya merujuk pada mie yang menggunakan minyak babi.
Namun, saat ini istilah ini sering membingungkan karena orang juga mengaitkannya dengan mie ayam. Giman menjelaskan bahwa dulu, "bakmi" adalah istilah yang digunakan untuk menandakan adanya bumbu dan minyak babi, namun sekarang hal ini sudah berubah.
Perbedaan Mie Ayam dan Mie Yamin, Serupa tapi Tak Sama
Menariknya, meskipun mie ayam berasal dari tradisi Tionghoa, varian mie ayam di Indonesia memiliki bumbu khas yang tidak ditemukan di Cina. Mie ayam di Indonesia telah memiliki identitasnya sendiri sebagai kuliner khas lokal. Meskipun di Cina, terutama di daerah Fujian dan Guangdong, ada menu mie ayam, rasa dan bentuknya berbeda.
Di Indonesia, berbagai daerah memiliki varian mie ayam masing-masing, seperti Mie Ayam Wonogiri di Jawa Tengah, Mie Ayam Jakarta, Mie Ayam Bangka, dan lainnya. Mie ayam ini sering dijual menggunakan gerobak, mirip dengan di kota-kota besar lain di Indonesia. Contohnya, Mie Ayam Wonogiri terdiri dari semangkuk mie yang diberi potongan ayam semur, sawi rebus, daun bawang, bakso, dan pangsit.
Mie ini bisa disajikan dengan kuah atau dalam bentuk kering. Apa yang membedakan Mie Ayam Wonogiri dari daerah lain adalah bumbu khasnya, yang terbuat dari minyak ayam yang dicampur dengan minyak sayur, jahe, lada, ketumbar, kulit ayam, dan bawang putih.
100 UMKM Meriahkan Pesta Kreasi Mie Ayam di Kota Solo, Wisatawan Auto Kenyang!
Awal Mula Kesuksesan Mie Ayam Wonogiri
Mie Ayam Wonogiri mulai meraih kesuksesan dan pengakuan secara bertahap, terutama sejak para perantau dari Wonogiri yang bekerja di restoran mie ayam milik pengusaha kuliner Tionghoa di Jakarta pada tahun 1980-an.
Mereka mempelajari cara membuat dan menyajikan mie ayam sebelum akhirnya membuka usaha mereka sendiri. Pada akhir tahun 1998, setelah krisis moneter memaksa mereka kembali ke Wonogiri, banyak dari mereka membuka warung mie ayam di kampung halaman mereka. Melalui usaha dan pengalaman mereka, Mie Ayam Wonogiri mulai menyebar ke berbagai kota di Indonesia.
Kesuksesan mereka menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Wonogiri karena usaha mereka telah meningkatkan taraf hidup keluarga mereka di kampung halaman. Mie Ayam Wonogiri dikenal dengan mie rebus yang kenyal, kuah kental, dan rasa gurih yang khas, berkat racikan minyak ayam yang terbuat dari minyak kelapa, jahe, lada, ketumbar, kulit ayam, dan bawang putih. Rasa manis dan gurih ini membuatnya populer di banyak kota, termasuk Jakarta.
Sumber:
https://www.ciputra.ac.id/fikom/foodlore
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News