minyak atsiri dan potensi perkembangannya di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Minyak Atsiri dan Potensi Perkembangannya di Indonesia

Minyak Atsiri dan Potensi Perkembangannya di Indonesia
images info

Minyak atsiri, atau yang dikenal sebagai essential oil, adalah cairan beraroma khas yang diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, kulit kayu, akar, dan biji. Cairan ini mengandung senyawa volatil yang menghasilkan aroma unik serta memiliki beragam kegunaan dalam bidang kesehatan, kosmetik, dan industri. Di Indonesia, minyak atsiri memegang peran strategis sebagai salah satu komoditas unggulan dengan prospek ekonomi yang menjanjikan.

Sejarah Minyak Atsiri di Indonesia 

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang tersohor di dunia. Dikutip dari Rubiyanto, jenis-jenis minyak atsiri Indonesia yang telah memasuki pasaran internasional diantaranya nilam, cengkeh, serai wangi, akar wangi, kenanga/ylang-ylang, jahe, pala/fuli dan lain-lain. 

Sejarah minyak atsiri di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan budidaya tanaman nilam, yang telah menjadi komoditas utama perkebunan sejak era penjajahan Belanda. Berdasarkan berbagai sumber, tercatat bahwa nilam pertama kali dibudidayakan pada tahun 1845 oleh pemerintah kolonial Belanda di wilayah Tapak Tuan, Aceh.

Jenis nilam ini kemudian dikenal sebagai "nilam Aceh" atau "nilam Tapak Tuan." Tanaman ini awalnya berasal dari kawasan Semenanjung Malaya dekat Penang, Malaysia, sebelum akhirnya dibawa ke Pulau Jawa pada tahun 1895 untuk dibudidayakan di daerah Cimanggu, Bogor. 

Perkembangan sejarah minyak atsiri di Indonesia juga tidak terlepas dari peran Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) yang berlokasi di Bogor. Dari sini, berbagai tanaman penghasil minyak atsiri diperkenalkan dan ditanam di berbagai wilayah di bawah kendali kolonial, sehingga memperluas cakupan budidaya tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia.

Kegunaan Minyak Atsiri

Minyak atsiri memiliki berbagai manfaat, antara lain digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan parfum di industri wangi-wangian (fragrance), kosmetik, sebagai bahan pemberi rasa (flavor) dalam industri makanan dan minuman, serta sebagai bahan obat dalam industri farmasi. Minyak atsiri dapat diolah menjadi bahan dasar atau turunan flavor dan wewangian yang bersifat alami.

Karakteristik spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan kimia sintetis sejenis menjadikan beberapa produk minyak atsiri memiliki harga yang lebih tinggi atau nilai kompetitif, seperti pada parfum yang berbahan dasar bunga.

Pada bidang farmasi dan kesehatan, beberapa senyawa utama dalam minyak atsiri, seperti linalol, eugenol, dan sitronelal, memiliki aktivitas biologis yang khas, sehingga bermanfaat sebagai bahan anti bakteri atau dalam formulasi produk obat dan sanitasi. Beberapa contoh manfaat minyak atsiri antara lain adalah obat tetes telinga, minyak telon, minyak gosok, dan bahan untuk aromaterapi.

Perkembangan Minyak Atsiri di Indonesia 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Indonesia telah mencapai keberhasilan dalam ekspor minyak atsiri. Selama periode 2017 hingga 2021, minyak atsiri Indonesia diekspor ke 10 negara utama, termasuk Amerika Serikat, India, Prancis, Tiongkok, Singapura, Spanyol, Belanda, Jerman, Ukraina, dan Meksiko.

Nilai ekspor minyak atsiri terus mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2020, dengan total nilai ekspor pada Januari hingga September 2021 mencapai USD 185 juta.

Selanjutnya berdasarkan data BPS, sebanyak 25 provinsi di Indonesia telah mengekspor minyak atsiri ke sekitar 102 negara di seluruh dunia. Sembilan provinsi dengan nilai ekspor tertinggi berturut-turut adalah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, dan Banten.

Nilai ekspor tertinggi pada periode 2017 hingga 2021 tercatat mencapai USD 358 juta, sementara nilai terendah berada pada angka USD 23 juta. Hal ini menunjukkan bahwa minyak atsiri merupakan komoditas ekspor yang berpotensi membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya di bidang ekspor.

Akan tetapi, peningkatan nilai ekspor minyak atsiri di Indonesia harus dibersamai dengan berbagai strategi pemerintah dalam melakukan inovasi, seperti misalnya standarisasi pengolahan minyak atsiri serta melakukan riset dalam pengembangan produk olahan minyak atsiri yang dapat bersaing dengan produk hasil minyak atsiri yang diimpor kembali ke Indonesia.

Indonesia memiliki potensi besar untuk terus maju dalam industri minyak atsiri secara global. Meskipun demikian, diperlukan kolaborasi yang kuat untuk menghadapi tantangan yang ada dan mengoptimalkan peluang yang tersedia, karena minyak atsiri bukan hanya soal aromaterapi, melainkan juga peluang besar bagi masa depan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

 

Sumber:

  • https://bisip.bsip.pertanian.go.id/berita/serba-serbi-minyak-atsiri-indonesia-dan-potensi-pengembangannya-untuk-pasar-internasional
  • https://www.kemenperin.go.id/artikel/22866/Ada-Potensi-Cuan-Besar-di-Minyak-Atsiri,-Kemenperin-Optimalkan-Hilirisasi-#:~:text=Beberapa%20jenis%20minyak%20atsiri%20tropis,minyak%20jahe%20dan%20minyak%20adas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.