kampanye sustainability upaya mengurangi dampak fast fashion - News | Good News From Indonesia 2024

Kampanye Sustainability: Upaya Mengurangi Dampak Fast Fashion

Kampanye Sustainability: Upaya Mengurangi Dampak Fast Fashion
images info

Industri fesyen saat ini berkembang sangat pesat, sehingga memunculkan tren fast fashion yang dapat memberikan dampak negatif secara signifikan terhadap lingkungan.

Model bisnis fast fashion memproduksi pakaian dengan cepat, murah, dan selalu mengikuti tren mode terbaru.

Oleh karena itu, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menegaskan tren fast fashion menjadi ancaman serius bagi lingkungan karena jumlah limbah tekstil yang dihasilkan semakin banyak dan merusak alam.

"Fenomena fast fashion di masyarakat yang memanfaatkan pakaian dalam rentang waktu singkat dapat berdampak buruk bagi lingkungan," kata Lestari dalam Forum Diskusi Denpasar 12 , pada 17 Juli 2024, dikutip dari Media Indonesia.

Bappenas juga menjelaskan bahwa timbunan limbah tekstil di Indonesia diprediksikan sekitar 2,3 juta ton per tahun, dan jumlah ini berpotensi meningkat hingga 70% jika tidak segera ditangani.

“Timbunan limbah tekstil di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta ton per tahun, dan jumlah ini akan terus meningkat sebesar 70%, jika tidak segera ditangani,” ucap Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Priyanto Rohmattullah dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center (JCC), pada 3 Juli 2024, dikutip dari Okezone.

Tak heran jika tren fast fashion berpotensi besar dalam menyebabkan polusi air, tanah, dan emisi karbon yang berkontribusi pada perubahan iklim serta kerusakan lingkungan.

Baca juga: Mengenal Fast Fashion, Tren Berpakaian Populer di Indonesia

Mengatasi Dampak Fast Fashion Lewat Kampanye Sustainability

Di tengah arus konsumsi fesyen yang semakin tak terkendali, sejumlah kampanye sustainability dilakukan untuk mendukung upaya mengurangi jumlah limbah tekstil akibat tren fast fashion.

Menariknya, komunitas Lyfe with Less mengajak kita untuk mengurangi sifat konsumtif, menghargai setiap barang yang dimiliki dan meminimalisir sampah.

Komunitas ini kerap menyelenggarakan event Saling Silang Free Market, yang merupakan pasar gratis untuk barang bekas layak pakai, termasuk produk fesyen.

Event ini menjadi bentuk komitmen komunitas Lyfe with Less dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan limbah.

Saling Silang Free Market menerapkan sistem barter, dimana peserta dapat memperoleh barang bekas dalam kondisi baik dengan syarat menyerahkan sejumlah barang bekas milik pribadi.

Kegiatan ini memberikan pengalaman baru untuk peserta, sehingga bisa hidup lebih minimalis sekaligus menjadi cara untuk decluttering, yaitu mengurangi barang-barang lama yang sudah tidak dipakai lagi agar dapat dimanfaatkan oleh orang yang lebih membutuhkan.

“Lewat SSFM bukan hanya mengajak orang lain untuk memakai barang bekas, tetapi juga meminimalisir sampah yang berujung ke TPA dengan bijak berkonsumsi. Donasi barang bekas yang tidak tepat sasaran bisa menjadi masalah baru. Kita ingin menciptakan generasi Saling Silang untuk menjadi konsumen yang lebih berdaya dan bertanggung jawab,” jelas Founder Lyfe with Less, Cynthia Cynthia S Lestari dalam Saling Silang Free Market Vol. 6 di CO&CO HUB, Bandung, pada 28 Oktober 2024, dikutip dari RRI.

Kemudian, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) juga melakukan kampanye sustainability dengan berkolaborasi bersama EcoTouch. Kampanye tersebut diselenggarakan sebagai upaya mengatasi dampak negatif tren fast fashion dan mengusung tema "Threads with Purpose".

Kegiatan tersebut berhasil mengumpulkan 250,1 kilogram pakaian bekas, yang kemudian diolah kembali menjadi 531,46 meter kain ramah lingkungan.

"Lewat kampanye ini, diharapkan karyawan Jalin dapat berkontribusi secara aktif dalam mendukung sustainabilityfashion. Mengelola pakaian lama mereka dengan mendonasikannya ke instansi yang dapat mengolahnya menjadi barang layak pakai atau produk bermanfaat lainnya," ujar Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji, pada 21 November 2024, dikutip dari Jalin.

Baca juga: Sustainable Fashion atau Fast Fashion, Apa Benefitnya?

 

Sumber:

  • https://mediaindonesia.com/ekonomi/685770/gerak-bersama-wujudkan-ekonomi-sirkular-cegah-dampak-fast-fashion/
  • https://nasional.okezone.com/read/2024/07/05/337/3030106/limbah-pabrik-tekstil-di-indonesia-capai-2-3-juta-ton-per-tahun/
  • https://rri.co.id/lain-lain/1076854/salingsilang-free-market-menerapkan-gaya-hidup-berkelanjutan/
  • https://www.jalin.co.id/id-id/berita/berita/kolaborasi-jalin-dan-ecotouch-dalam-program-threads-with-purpose-untuk-pengelolaan-limbah-tekstil-berkelanjutan/
  • https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/mengenal-fast-fashion-dan-dampak-yang-ditimbulkan/
  • https://www.liputan6.com/citizen6/read/5424686/antara-pesona-dan-kehancuran-lingkungan-berikut-pengertian-serta-dampak-fast-fashion-yang-harus-kita-pahami/
  • https://lyfewithless.com/salingsilang-free-market-cara-asyik-membumikan-5r/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.