film women from rote island dan sebuah pengalaman unik - News | Good News From Indonesia 2024

Film "Women from Rote Island" dan Sebuah Pengalaman Unik

Film "Women from Rote Island" dan Sebuah Pengalaman Unik
images info

Dari masa ke masa, film menjadi satu wadah berekspresi yang unik, khususnya di era modern. Disebut demikian, karena dari masa ke masa, film menjadi satu wadah berekspresi, yang mampu memotret ragam dinamika kehidupan masyarakat di berbagai wilayah. 

Warnanya memang tak selalu seragam. Putih atau hitam, kadang itu bisa berpadu seimbang. Keindahan dari segi artistik, biasanya mampu berpadu padan dengan kejujuran dalam sisi realistis, yang menghasilkan sebuah pesan atau pelajaran berharga yang mengedukasi penonton.

Pengalaman menonton film sebenarnya sebenarnya bukan hal baru buat penulis, tapi menjadi unik, karena film yang ditonton, secara kebetulan ikut menampilkan satu elemen budaya khas, yang belum lama ini ditulis di GNFI, yakni kain tenun Rote Ndao.

Keunikan itu semakin lengkap, karena film berjudul "Women from Rote Island" tersebut menjadi bagian, dalam rangkaian sebuah event festival film internasional 

Pada awalnya penulis mendapat info soal event bertajuk Alternativa Film Festival ini dari seorang senior di komunitas menulis, yang juga mendorong saya untuk coba mencari tiket menonton film secara on the spot.

Festival yang berlangsung pada tanggal 22-27 November di bioskop Empire XXI Yogyakarta, secara keseluruhan menampilkan 25 judul film dari sejumlah negara di Asia, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Bangladesh, India, Iran, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Thailand, Nepal, Kazakhstan, Kirgistan dan Singapura. 

Walau pada prosesnya sempat ragu-ragu, karena tiket daringnya sudah ludes dalam waktu singkat, penulis akhirnya memberanikan diri untuk mencari tiket secara on the spot pada hari penayangan film, Minggu (24/11) lalu, dan berhasil mendapatkannya. 

(Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
info gambar

Film "Women from Rote Island" sendiri secara lugas mengangkat keindahan alam dan dinamika budaya masyarakat pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, lengkap dengan pesan moral terkait potret realita sosial di sana. Karakteristik ini menjadi satu ciri umum, pada film-film yang tayang di Alternativa Film Festival.

Dalam acara pemutaran film, yang disambung sesi diskusi bersama para pemain dan pendukung film selama kurang lebih 3 jam, penulis mendapat satu paket pengalaman unik: film yang mengalir tanpa kehilangan intensitas, plus diskusi edukatif, yang didapat secara gratis.

Pengalaman ini menjadi semakin unik, karena kualitas filmnya terlalu "mahal" untuk ukuran film yang diputar secara gratis di bioskop, dan sudah masuk festival film internasional. Terlepas dari rumitnya jalinan sisi hitam putih yang diangkat, film yang disutradarai Jeremias Nyangoen ini mampu merangkai semua kompleksitas itu, ke dalam satu kemasan sederhana yang rapi, lengkap dengan pesan moral yang diangkat. 

Dengan kualitas sebagus itu, wajar jika film berdurasi 1 jam 46 menit ini mendapat penghargaan di Festival Film Indonesia (2023) dan ikuti tampil di Busan International Film Festival (2023). Tak cukup sampai disitu, film yang cukup banyak menampilkan dialek bahasa khas Nusa Tenggara Timur ini, belakangan juga terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Piala Oscar 2025, untuk kategori Best International Feature Film.

Kain Tenun Rote Ndao, Sepotong Keunikan di Ujung Selatan Nusantara

Secara spesifik, film "Women from Rote Island" menunjukkan, di balik pesona alam dan potensi budaya yang begitu kaya, Indonesia (secara umum) juga mempunyai dinamika sosial budaya yang kompleks. 

Kompleksitas ini, di satu sisi memang menjadi satu tantangan untuk dihadapi, tapi, jika mampu dilihat dari sudut pandang positif, ini adalah satu medium edukasi, yang akan sangat efektif, jika disampaikan dalam medium ekspresi yang sesuai, salah satunya film.

Untuk saat ini, film "Women from Rote Island" telah membuktikan itu, dengan ikut membawa nama Indonesia di level internasional. Semoga, masih ada film-film lain dari Indonesia, yang juga tampil di kancah dunia. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.