bagaimana tikus menunjukkan emosinya lewat tawa - News | Good News From Indonesia 2024

Bagaimana Tikus Menunjukkan Emosinya Lewat Tawa?

Bagaimana Tikus Menunjukkan Emosinya Lewat Tawa?
images info

Kawan GNFI, siapa sangka bahwa hewan yang sering dianggap sebagai hama, seperti tikus, ternyata bisa tertawa? Sebuah penelitian mengungkapkan fakta menarik tentang tikus yang mampu mengeluarkan suara mirip tawa ketika digelitik. Menariknya, tawa tikus ini bukan hanya soal respons fisik semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suasana hati mereka.

Yuk, simak lebih lanjut tentang bagaimana tikus menunjukkan reaksi emosional mereka melalui tawa!

Benarkah Tikus Bisa Tertawa?

Benar! Tikus, yang selama ini dikenal sebagai hewan pengerat yang kurang disukai, ternyata memiliki kemampuan unik: mereka bisa tertawa! Tawa ini bukan tawa biasa yang dapat kita dengar dengan telinga manusia, melainkan suara bernada tinggi, sekitar 50 kilohertz, yang dikenal sebagai “ultrasonic vocalizations” atau suara vokalisasi ultrasonik.

Suara ini hanya bisa didengar dengan alat khusus, karena frekuensinya berada di luar rentang pendengaran manusia.

Fenomena tawa ini terjadi ketika tikus digelitik, atau lebih tepatnya saat mereka merasakan rangsangan fisik tertentu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Shimpei Ishiyama dan Prof. Michael Brecht dari Universitas Humboldt, tikus menunjukkan reaksi tawa yang spesifik saat mereka mendapatkan sentuhan fisik yang lembut atau digelitik.

Tentu saja, ini membuka pandangan baru bahwa tikus juga merasakan kegembiraan atau kesenangan saat mereka tertawa, seperti yang dialami manusia.

Peran Korteks Somatosensori dalam Tawa Tikus

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tawa tikus terkait dengan aktivitas di area tertentu pada otak mereka, yakni korteks somatosensori. Area ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproses sensasi sentuhan dan reaksi fisik, termasuk rasa geli. Ketika tikus digelitik, neuron-neuron di korteks somatosensori mereka menjadi lebih aktif, dan ini memicu respons tawa.

Menariknya, bahkan rangsangan langsung pada korteks somatosensori, tanpa adanya gelitik, juga dapat menyebabkan tikus mengeluarkan suara tawa. Ini menunjukkan bahwa tawa tikus bisa dipicu oleh interaksi fisik yang bersifat langsung, bukan hanya melalui rangsangan eksternal seperti gelitik.

Hal ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana otak tikus bekerja dalam memproses sensasi fisik yang menyenangkan.

Suasana Hati dapat Mempengaruhi Tawa Tikus

Namun, tawa tikus ternyata tidak muncul begitu saja. Penelitian mengungkapkan bahwa suasana hati tikus sangat memengaruhi apakah mereka akan tertawa atau tidak. Tikus yang berada dalam kondisi nyaman dan tidak tertekan, seperti saat mereka digelitik dalam suasana yang tenang, akan lebih cenderung menunjukkan reaksi tawa.

Tradisi Berburu Tikus di Kecamatan Gegesik, Warisan Para Leluhur yang Dijaga

Sebaliknya, ketika tikus ditempatkan dalam situasi yang membuat mereka cemas, seperti berada di tempat tinggi atau di bawah cahaya terang yang menyilaukan, respons tawa mereka berkurang drastis, bahkan hilang sama sekali.

Hal ini menunjukkan bahwa suasana hati tikus, seperti halnya pada manusia, berperan penting dalam menentukan bagaimana mereka merespons rangsangan fisik, termasuk gelitik. Tikus tampaknya hanya bisa tertawa ketika mereka merasa aman dan dalam kondisi emosional yang baik.

Perilaku Sosial Tikus Terkait dengan Tawa

Selain respons tawa, tikus juga menunjukkan perilaku sosial yang menarik ketika mereka digelitik. Tikus yang digelitik cenderung mendekati tangan yang menggelitik mereka atau bahkan melakukan gerakan lompatan kegembiraan yang disebut 'Freudensprünge'. Gerakan ini adalah tanda bahwa tikus merasa senang dan berinteraksi positif dengan lingkungannya.

Freudensprünge sendiri adalah gerakan yang sering dikaitkan dengan kebahagiaan pada banyak spesies hewan, termasuk tikus. Hal ini memperkuat pemahaman kita bahwa tikus tidak hanya bereaksi terhadap rangsangan fisik secara instingtif, tetapi juga memiliki kapasitas untuk merasakan kebahagiaan dan kesenangan, yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan manusia dan sesama mereka.

Pentingnya Studi tentang Tawa Tikus untuk Memahami Emosi Hewan

Penelitian mengenai tawa tikus memberikan wawasan baru tentang bagaimana emosi dan interaksi sosial bekerja pada tikus. Ternyata, tikus memiliki cara untuk merasakan dan merespons rangsangan positif seperti gelitik, yang memberikan petunjuk penting tentang bagaimana otak mereka memproses emosi dan sensasi fisik. Selain itu, temuan ini membuka kemungkinan untuk penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara otak, emosi, dan perilaku sosial pada hewan, yang pada gilirannya dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang kehidupan emosional hewan secara umum.

Dengan demikian, meskipun tikus sering dianggap sebagai hewan yang mengganggu, penelitian ini menunjukkan bahwa mereka juga memiliki sisi yang penuh warna dan mampu merasakan kegembiraan, sama seperti manusia. Hal ini memperkaya pemahaman kita tentang dunia hewan dan membuka peluang baru untuk penelitian lebih lanjut tentang emosi hewan.

Tikus Akar, Mamalia Kecil Pemakan Akar yang Ditemukan di Gunung Gandang Dewata Sulawesi

Kawan GNFI, siapa yang menyangka bahwa makhluk kecil seperti tikus bisa memberikan begitu banyak pelajaran tentang emosi dan interaksi sosial? Penelitian ini membuka mata kita tentang betapa kompleks dan penuh warna kehidupan emosional hewan.

Dengan memahami lebih jauh tentang respons tawa tikus, Kawan GNFI bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana otak hewan bekerja dan bagaimana mereka merespons dunia di sekitar mereka.

Semoga temuan ini semakin mendorong Kawan GNFI untuk terus menjaga dan melestarikan berbagai spesies, termasuk tikus, dengan pemahaman yang lebih dalam dan bijak!

 

Sumber artikel:

  1. https://www.nationalgeographic.com/animals/article/rats-tickling-brains-moods
  2. https://time.com/4566126/rats-laughter-tickling/
  3. https://www.anakbisa.com/tahukah-kamu-ternyata-tikus-bisa-tertawa-lho/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.