tikus akar mamalia kecil pemakan akar yang ditemukan di gunung gandang dewata sulawesi - News | Good News From Indonesia 2024

Tikus Akar, Mamalia Kecil Pemakan Akar yang Ditemukan di Gunung Gandang Dewata Sulawesi

Tikus Akar, Mamalia Kecil Pemakan Akar yang Ditemukan di Gunung Gandang Dewata Sulawesi
images info

Ilmuwan tak henti-hentinya menemukan spesies baru di Indonesia. Kembali pada tahun 2016, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Museum Victoria berhasil mengidentifikasi spesies tikus baru di Sulawesi, yakni tikus akar.

Tikus akar atau Slender Rat (Gracilimus radix) ditemukan di Gunung Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Penemuan ini dimasukkan ke dalam 10 temuan binatang dan tanaman paling penting yang dibuat oleh College of Environmental Science and Forestry (ESF) di Amerika Serikat.

Makan akar tanaman

Salah satu peneliti yang terlibat dalam riset itu, Anang Achmadi dari LIPI, menjelaskan bahwa tikus merupakan binatang omnivora. Namun, tikus akar lebih banyak mengonsumsi akar tanaman. Hewan ini juga makan biji-bijian, larva dan serangga.

Penemuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan dipastikan sebagai jenis tikus baru. Tikus akar diyakini belum pernah ditemukan sebelumnya di kawasan manapun.

Saat itu, Anang dan timnya baru menemukan 6 ekor tikus akar di Gunung Gandang Dewata,tepatnya di kawasan Pos I dengan ketinggian sekitar 1.700 meter di atas permukaan air laut (MDPL).

Baca juga Tradisi Berburu Tikus di Kecamatan Gegesik, Warisan Para Leluhur yang Dijaga

Punya selaput renang

Selain pemakan akar tanaman, tikus akar juga punya karakteristik anatomi yang unik. Tikus akar memiliki moncong, telinga dan ekor yang berbeda dengan tikus pada umumnya. Hampir mirip dengan tikus air—tikus akar memiliki selaput renang.

Dilansir dari Environmental Science and Forestry (ESF), tikus akar memiliki bentuk tubuh yang ramping, bulu abu-abu hingga kecoklatan, dan telinga bulat kecil. Ekornya panjang dan berbulu jarang. 

Penemuan hewan pengerat tersebut merupakan jerih payah ilmuwan di hutan-hutan di Sulawesi selama sekitar 6 tahun. Hutan-hutan lain yang menjadi lokasi riset antara lain hutan di Gunung Latimojong, Lore Lindu, Luwuk Banggai dan Tompotika.

Adapun pemilihan tikus sebagai objek penelitian adalah karena populasi mamalia kecil ini di Sulawesi Barat terakhir terdata pada 1939 oleh ilmuwan Belanda. Tikus akar disebut sebagai wujud proses evolusi berbalik dari jenis pemakan daging. 

Baca juga Moonrat, Spesies Tikus Unik yang Punya Hubungan Keluarga dengan Landak Mini

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.