paksi raras alit lebih hormati perempuan usai garap tesis lagu berbahasa jawa - News | Good News From Indonesia 2024

Paksi Raras Alit Lebih Hormati Perempuan usai Garap Tesis Lagu Berbahasa Jawa

Paksi Raras Alit Lebih Hormati Perempuan usai Garap Tesis Lagu Berbahasa Jawa
images info

Paksi Raras Alit adalah seniman serba bisa dari Kota Yogyakarta yang tak asing namanya di dunia seni dan kesusastraan. Fokus utamanya dalam berkarya ialah terkait soal kejawaan, baik dari tradisi hingga kebudayaannya.

Paksi menebalkan ilmu kejawaannya di jurusan Sastra Jawa Universita Gadjah Mada. Meskipun jurusan yang diambil kurang populer, ia tetap mengambilnya karena sudah dibekali tradisi dan budaya Jawa dari keluarganya.

Dua kali Paksi mengambil Sastra Jawa di UGM yakni untuk jenjang S1 dan S2. Pada 2023, ia meraih gelar master setelah menjalani studi 1 tahun 6 bulan dengan raihan IPK sempurna, 4.00. Tesisnya saat itu ialah membahas posisi perempuan dalam tembang-tembang berbahasa Jawa.

Perempuan dalam Tesis Paksi

Paksi menulis tesis berjudul “Kuasa Perempuan dan Laki-laki dalam Lirik Lagu Berbahasa Jawa Bertema Patah Hati Tahun 2019-2022”. Lewat tesis itu, ia memaparkan posisi perempuan sebagai tokoh penting dalam berbagai lagu jawa berlirik mellow.

Hanya saja, citra perempuan kerap ditampilkan dalam bentuk yang buruk dalam lagu-lagu mellow itu, seperti memiliki sifat pemilih, matrealistis hingga perusak keharmonisan suatu hubungan. Paksi pun mencoba meneliti konflik yang melibatkan perempuan dalam lagu-lagu berbahasa Jawa dan mengaplikasikan teori feminisme ala Jawa.

“Pendekatannya dengan teori-teori feminisme lokal ala Jawa sekaligus memberikan alternatif pemikiran bahwa cara melihat keberdayaan perempuan Jawa atau feminisme di Jawa itu barangkali berbeda dengan kacamata barat. Seolah-olah kan di Jawa dibilang perempuan itu menderita hanya konco wingking (teman belakang),” ujar Paksi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Dari penelitian tesisnya, Paksi pun tercerahkan bahwa perempuan dalam pandangan Jawa lebih bermartabat, tidak sekadar mengurus urusan kasur, sumur, dan dapur saja. Ia melihat kehadiran perempuan di kehidupan laki-laki sama halnya dengan sutradara, ada di belakang kamera dan punya peranan penting mengatur jalannya proses pembuatan film.

Paksi tentu berharap dari tesisnya – yang diharapkan segera menjadi buku – bisa mengubah pandangan laki-laki terhadap perempuan Jawa. Ia sendiri pun sudah merasakannya. Seusai membuat tesis, ia mengaku lebih menghormati perempuan jauh daripada sebelumnya.

“Setelah garap tesis kemarin dan lulus, saya kemudian lebih adore, lebih hormat, dan lebih takut sama perempuan. Karena tahu kalau sebenarnya perempuan itu kekuatannya besar sekali ternyata,” ucapnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.